12 Proyeksi Tren Industri, Masyarakat dan Sosial Tahun 2023

0
Lapas Salemba Edukasi Warga Binaan Cara Bisnis Online
[Reading Time Estimation: 5 minutes]

tren konsumen digital indonesia Melalui laporan tren ‘A Tale of New Cities’, Denstu Creative mengupas masa terbaik dan terburuk bagi brand untuk melakukan aktivitas pemasaran dalam sisi kreatif.Melalui laporan tren ‘A Tale of New Cities’, Denstu Creative mengupas masa terbaik dan terburuk bagi brand untuk melakukan aktivitas pemasaran dalam sisi kreatif.

Marketing.co.id – Berita Marketing | Dentsu Creative telah meluncurkan laporan tren ‘A Tale of New Cities’, sebuah proyeksi untuk mengeksplor era volatilitas dan tujuan dalam kehidupan sosial dan industri serta dapat memengaruhi masyarakat luas dalam menyatukan tujuan dan tren yang terjadi.

Seperti diketahui, tahun 2022 menunjukkan kepada kita bahwa kemajuan bukanlah sesuatu yang tidak dapat dihindari, dan otoritas dari atas ke bawah tidak selamanya dapat diandalkan, seperti yang selama ini kita yakini. Sebaliknya, volatilitas, konflik, resesi, perubahan iklim, dan inflasi telah menjadi realitas global. Sebagai tanggapan, berbagai pola pengaruh baru muncul ketika orang-orang mencari sumber kepemimpinan dan inspirasi baru.

“A Tale Of New Cities” mengeksplorasi dualitas modern antara kemajuan dan kemunduran, optimisme dan kecemasan, pergeseran keseimbangan antara hal lama dan baru, teknologi dan kemanusiaan, inovasi dan tradisi.

Melalui laporan tersebut, Dentsu Creative mengidentifikasi 12 tren yang akan mendorong dan mendisrupsi industri pada tahun 2023. Dikemas dalam enam pasang, dengan tantangan dan peluang bagi masyarakat yang ditelaah untuk masing-masing tren, Denstu Creative mengupas masa terbaik dan terburuk bagi brand untuk melakukan aktivitas pemasaran dalam sisi kreatif. Dikembangkan oleh para ahli strategi dan futuris di seluruh jaringan Dentsu Creative, laporan ini menawarkan keragaman perspektif yang kaya dan variatif.

12 Proyeksi Tren yang Mengubah Industri, Masyarakat dan Sosial 2023

Akhir dari Monokultur

Sumber otoritas dan inspirasi yang bersifat hierarki menjadi kurang relevan di dunia di mana generasi muda dapat melihat dengan sangat jelas hal buruk yang telah diciptakan oleh mereka yang lebih tua. Satu generasi melihat sistem dan cerita yang mereka warisi dan berani membayangkan sesuatu yang berbeda.

Pencarian akan Gegar Budaya (Culture Shock)

Saat ekonomi di negara-negara Barat mengalami kesulitan, konsumen muda mencari sumber inspirasi baru: mendambakan kejutan budaya yang sesungguhnya setelah tahun-tahun pandemi yang “hilang”. Kebangkitan budaya Korea terus berlanjut, sementara Asia Pasifik merangkul kekayaan dan keragaman kawasan ini untuk mendapatkan inspirasi dibandingkan mencari lebih jauh, sebuah tren yang Dentsu sebut sebagai “Timur bertemu dengan Timur – East meets East.”

Krisis Kesehatan Mental

Meningkatnya tingkat kecemasan dipicu oleh prospek ekonomi yang suram mendorong terjadinya krisis kesehatan mental. Di Cina, kita melihat gamifikasi kesehatan mental dan analisis diri. Sementara itu, Eropa menghadapi “resesi kesehatan mental” karena kecemasan pasca pandemi bertemu dengan krisis biaya hidup.

Kebutuhan akan Kebahagiaan

Di tengah krisis ekonomi makro yang suram, Dentsu melihat adanya keinginan untuk menikmati momen-momen kecil untuk bersenang-senang dan bermain. “Pickleball“, permainan raket yang menyenangkan dan konyol adalah salah satu olahraga dengan pertumbuhan tercepat di dunia, sementara kemewahan kecil seperti bunga telah menjadi tindakan perawatan diri sehari-hari.

Pengaruh Buruk Teknologi (Toxicity In Technology)

Konsumen mempertanyakan hubungan koneksi mereka dengan teknologi setelah bertahun-tahun mengalami percepatan pertumbuhan selama pandemi. Kekhawatiran atas privasi, perundungan di dunia maya (cyberbullying), dan informasi yang salah telah mengikis kepercayaan konsumen sementara prospek ekonomi yang menantang memperlambat adopsi NFT dan mata uang kripto. Kelelahan atas gawai telah terjadi, sementara pertumbuhan penjualan eCommerce merosot pascapandemi.

Meta Diversity  

Secara paralel, suara-suara independen berkampanye untuk inklusi, representasi, dan akuntabilitas yang lebih besar dalam Metaverse dan ruang online yang lebih luas. Konsumen mengampanyekan keragaman representasi yang jauh lebih besar, sambil terlibat dalam media sosial melalui jaringan khusus yang lebih kecil. Keseimbangan antara privasi dan anonimitas diperdebatkan dengan lebih banyak variasi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Pengunduran Diri Dari Pekerjaan

Membangun dari Pengunduran Diri Besar-besaran di tahun 2021, tahun 2022 memunculkan fenomena “Pengunduran Secara Diam-diam” atau “Quiet Quitting”; sebuah respons terhadap budaya kesibukan di mana karyawan memutuskan bahwa cukup untuk melakukan rutinitas. Permainan yang bersifat performatif misalnya dalam berkompetisi dalam pekerjaan dan berusaha keras untuk mencapai performa terbaik, kini diganti oleh tren dengan pekerjaan yang berisiko rendah dan keinginan untuk menjadi diri sendiri, dan bersama, alih-alih mengembangkan diri tanpa henti.

Mengeksplorasi Alam Bebas

Sambil menghindari keramaian, banyak orang memilih untuk menyatu dengan alam. Contohnya, konsumen Tiongkok telah mencoba berkemah dalam jumlah jutaan orang, sementara para orang tua telah merangkul keinginan pasca pandemi untuk memberikan anak-anak mereka kebebasan di alam terbuka. Sementara itu, model kota baru bermunculan berdasarkan udara bersih dan kualitas hidup.

Mendobrak Tanpa Batas

Konsumen mulai beralih dari sesuatu yang dapat dipoles dan ‘sesuai aturan’ menjadi lebih bebas dan berkarakter, serta mendobrak konstruksi sosial yang sudah ada di masyarakat. Platform baru yang unik dan memberikan keleluasaan menjadi sebuah hal baru yang diminati.

Identitas AI (Artificial Intelligence)

Berbagai perusahaan teknologi seperti Dall E dan Stable Diffusion menciptakan model-model baru tentang bagaimana kita berpikir tentang kreativitas, karya dan identitas.  V Tubers menggunakan avatar untuk menjaga privasi namun melibatkan fandom mereka dalam dialog yang otentik. Ironisnya, beberapa konsumen merasa lebih mudah terlibat dengan idola dan persona dua dimensi.

Membatasi Pertumbuhan

Sejumlah tantangan yang menerpa menciptakan lingkungan yang menantang untuk pertumbuhan. Meningkatnya biaya hidup dan kenaikan harga barang serta masalah rantai pasokan yang sedang berlangsung akan menjadi rem tangan bagi pertumbuhan ekonomi. Negara-negara ekonomi utama diperkirakan akan menghindari, atau mengalami resesi. 

Kewajiban untuk Melakukan Kebaikan

Pelaku bisnis menyadari bahwa pertumbuhan dan kebaikan tidak dapat lagi dikejar secara paralel, serta diperlukan pengaturan ulang yang mendasar untuk menyelaraskan kesuksesan komersial dengan model bisnis baru yang tidak terlalu bergantung pada siklus konsumsi tiada henti.

Ketegangan-ketegangan ini mencerminkan pergeseran keseimbangan: yang sangat baru dan yang sangat lama, keselarasan teknologi untuk mendorong kita maju dan keinginan untuk mundur dan memutuskan hubungan. Perasaan bahwa kemajuan dan kemunduran, optimisme dan kecemasan menjadi lebih seimbang dari sebelumnya.

Saat masa-masa yang terbaik dan terburuk, bagaimana kita melihat dunia seperti gelas setengah penuh atau setengah kosong, menjadi proyeksi untuk tahun 2023 mengenai kisah tentang wilayah, budaya, dan komunitas sosial yang baru.

CEO Dentsu Creative APAC Cheuk Chiang mengatakan, kita semua tahu bahwa tahun 2023 akan menjadi tahun yang penuh tantangan. Dunia dengan volatilitas yang sangat tinggi, inflasi, ketidakpastian ekonomi, dan keresahan sosial. Namun, terlepas dari apa yang terjadi di sekitar kita, tidak semua masalah tersebut merupakan hal yang buruk.

“Di seluruh Asia Pasifik, kami melihat inovasi dan kreativitas yang luar biasa dari masyarakat dan komunitas yang dapat membentuk masa depan menarik. Orang-orang menemukan kepemimpinan, inspirasi, dan nilai dari berbagai sumber baru, dan dengan ini, berbagai pola pengaruh baru pun juga terbentuk. Laporan tren kami mengakui adanya pergeseran keseimbangan ini: realitas serius yang kita hadapi, tantangan yang akan kita hadapi tahun ini, namun juga keinginan kita untuk mendapatkan inspirasi dan kemajuan. Di antaranya, kami menampilkan berbagai platform di mana masa depan yang dibayangkan sudah mulai terwujud, dan di belakangnya, peluang dan alat untuk merealisasikannya,” ujarnya.

Sementara itu, Chief Strategy Officer Dentsu Creative Pats McDonald memaparkan bahwa di penghujung tahun 2022, sulit untuk melepaskan diri dari perasaan bahwa tren atau era telah berakhir atau dimulai. Di seluruh dunia kita melihat volatilitas yang luar biasa, karena biaya hidup meningkat, kebijakan konservatif menantang agenda sosial yang progresif, dan ketidakstabilan energi menjadi sangat nyata.

Saat tahun 2023 dimulai, kita melihat langkah mundur yang mengkhawatirkan sebagai masyarakat dengan pembicaraan tentang pembatasan jabatan, penjatahan, serta hiper-inflasi – dan akar harapan selanjutnya. Mungkin yang paling menarik adalah perasaan bahwa individu dan komunitas sedang menulis narasi mereka sendiri, menolak pengaruh budaya yang bersifat top down dan homogen.

“Prediksi kami untuk tahun 2023 mengakui adanya ketegangan, ketidakstabilan, dan perjuangan yang dihadapi masyarakat saat ini, dan di sisi lain, peluang, tools dan platform yang tersedia untuk memungkinkan masyarakat membangun dunia yang mereka inginkan,” ujarnya.

Global Chief Creative Officer dentsu Fred Levron menambahkan bahwa tahun baru penuh dengan ketidakpastian. Perang, inflasi, krisis demi krisis. Sebagai masyarakat, ada banyak tantangan besar yang menghadang. Namun, ada juga banyak kepastian. Kreativitas dan emosi menjadi juara, diikuti kolaborasi dan inovasi.

“Masa-masa penuh tantangan bukanlah waktu untuk melakukan bisnis seperti biasa. Laporan tren Dentsu Creative kami mengeksplorasi tantangan yang akan dihadapi, tetapi juga peluang bagi brand yang memiliki keberanian dan imajinasi untuk merangkul perangkat kreatif modern yang baru dan menciptakan budaya, membayangkan masa depan yang lebih baik, serta mewujudkannya,” pungkasnya.