Strategi Konten Media Sosial Planet Ban: Kalau Motor Bisa Ngomong

Marketing.co.id – Artikel Marketing | Kalau kita menonton salah satu video komersial Planet Ban di channel Youtube, ada salah satu video yang cukup menarik. Video tersebut menggunakan gaya komunikasi personifikasi. Diceritakan dua sepeda motor sedang berbincang-bincang di halaman parkir. Dalam guyuran hujan, sepeda motor yang dipersonifikasikan sebagai wanita mengeluh kepada sepeda motor pria.

“Adinda mengapa kau menangis? Cerita sama Mas apa yang terjadi,” tanya sang motor pria.

Dengan diselingi isak tangis, sang motor wanita menjawab, ”Tadi aku dibawa ke bengkel, Mas. Bengkelnya sih katanya bengkel ahli, tapi aku….”

”Kenapa?” sergah motor pria.

“Aku dipegang-pegang doang,” tangis motor wanita semakin keras.

Kemudian, motor pria menyarankan, “Adinda hendaknya ke Planet Ban, pasti akan dapat solusinya….”

Video yang diunggah 7 bulan lalu, sampai tulisan ini dibuat (25/9/20) sudah ditonton 12 juta kali dengan komentar mencapai 130. Beginilah salah satu strategi Planet Ban untuk menarik perhatian para warganet di jagat dunia maya. Video dibuat sederhana, komunikatif, dan menghibur, sehingga warganet tidak sadar bahwa ada pesan komersial di balik video tersebut.

Baca juga: Transaksi di Outlet Planet Ban, Sekarang Bisa Lewat ShopeePay

Dunia otomotif memang lekat dengan anak muda, apalagi otomotif roda dua. Kalau kita lihat, yang mengendarai sepeda motor sebagian besar adalah anak-anak muda. Karena itu, membangun merek dan menciptakan engagement di media sosial menjadi suatu hal yang tak terelakkan. Selain akun resmi di Youtube, Planet Ban juga memiliki akun resmi di Facebook, Instagram, dan Twitter dengan username @planetban.

Meski channel Youtube Planet Ban dapat dikatakan berhasil, hingga kini peritel suku cadang motor ini masih fokus di laman Facebook dan Instagram. “Pertimbangannya karena target segmen Planet Ban merupakan kelompok aktif bermedia sosial, komunikasi yang terjalin antara Planet Ban dan audiens lebih besar dan lebih mudah. Terutama dalam mengomunikasikan program perusahaan, salah satunya Servis Rutin, yaitu melalui Facebook dan Instagram. Untuk Twitter dan Youtube, kami lebih manfaatkan untuk melihat tren, karena di sana perputarannya lebih cepat,” papar Deden HS, Deputy COO Planet Ban.

Planet Ban
Deden HS, Deputy COO Planet Ban

Dengan memanfaatkan media sosial, Planet Ban ingin menumbuhkan awareness yang lebih kuat, bahwa Planet Ban merupakan pusat service dan ban motor serta menjaring market yang lebih luas. “Penggunaan media promosi dalam bentuk cetak tentunya terbatas, begitu pula dengan media konvensional, baik secara kinerja maupun secara biaya. Pemanfaatan media sosial tentu lebih praktis dan lebih terstruktur sehingga lebih tepat sasaran sesuai target market Planet Ban,” imbuh dia.

Planet Ban mulai aktif menggunakan media sosial sejak tahun 2015. Untuk menjaring audiens yang lebih luas di media sosial, Planet Ban menggandeng sejumlah influencer. Harapannya, para influencer bisa membantu Planet Ban dalam meningkatkan awareness dan memperkuat personal branding.

“Mengikuti kebiasaan masyarakat dalam mencari tahu informasi melalui media sosial, Planet Ban tentu memperkuat informasi yang dipublikasikan untuk mempermudah audiens dalam mengambil keputusan dan memilih Planet Ban dalam memenuhi kebutuhan sepeda motornya, terutama untuk servis rutin,” jelas Deden lagi.

Deden menambahkan, pemanfaatan media sosial memiliki keunggulan tersendiri, terutama di masa pandemi seperti saat ini. Menimbang hal tersebut, selain konsisten meningkatkan brand awareness dan memperkuat personal branding, Planet Ban juga menyisipkan pesan-pesan edukasi tentang protokol kesehatan dan konten bernuansa empati. Konten bernada empati diharapkan bisa meningkatkan engagement Planet Ban dengan audiens.

Baca juga: Sejauh Mana Customer Engagement Anda?

“Selama pandemi, semua konten baik program customer, launching produk dan layanan, maupun lainnya selalu diarahkan melalui tema yang berkaitan dengan empati kepada calon konsumen,” tuturnya.

Mengenai frekuensi penyebaran konten, Planet Ban melakukannya beberapa kali dalam seminggu. Hal ini terutama dilakukan di Facebook dan Instagram. Tidak sekadar menyajikan konten, Planet Ban juga secara serius menanggapi komentar dan pertanyaan dari audiens. Adapun hasil yang ingin dicapai dari penggunaan media sosial, Planet Ban cenderung mengejar awareness dan engagement ketimbang conversion rate.

Berapa dana yang dialokasikan Planet Ban untuk komunikasi atau digital marketing di media sosial dalam setahun? Persentasenya cukup besar, yakni mencapai 50% dari total alokasi bujet digital marketing dari perusahaan yang didirkan tahun 2011 ini.

Artikel ini pernah dimuat di Majalah MARKETING edisi Oktober 2020

Marketing.co.id: Portal Berita Marketing & Berita Bisnis

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.