Strategi Content Marketing untuk “Menggoda” Gen Z yang Digital Native

[Reading Time Estimation: 3 minutes]

konten marketing, strategi content marketingDalam beberapa tahun terakhir, ide-ide di balik strategi content marketing telah memberikan pengaruh yang begitu kuat dalam dunia pemasaran digital

Marketing.co.id – Berita Marketing | Apa yang Anda cari ketika mengunjungi Google? Biasanya jawabannya adalah konten. Entah Anda mencari produk, tutorial, video lucu, lirik lagu atau inspirasi. Ya, mesin pencari dibangun berdasarkan konten.

Seiring berjalannya waktu, content marketing berpindah dari kata kunci menuju frasa sebagaimana lazimnya di media sosial. Kata kunci, header, dan deskripsi meta tak lagi cukup untuk mengharapkan hasil yang bagus di pencarian. Value, kualitas, dan relevansi akan lebih dikedepankan. Google pun terus mencari perusahaan-perusahaan yang berdedikasi menciptakan konten-konten berkualitas bagi pengguna mereka dan melayani konten untuk orang yang mencarinya.

Baca Juga: Memahami Seluk Beluk Content Marketing 

Bagi brand-brand besar, sebagian besar lalu lintas rujukan datang langsung dari media sosial. Ini adalah fakta bahwa media sosial memainkan peranan besar dalam memberikan kualitas lalu lintas ke website mereka. Pergeseran perilaku konsumen ini tidak bisa diabaikan dan Anda harus memanfaatkannya.

Seperti diketahui, media sosial adalah sebuah saluran yang memungkinkan orang untuk berbagi konten dengan cepat dan menempatkan konten brand di depan orang-orang yang tepat. Dengan demikian, brand dan marketer tidak hanya berkesempatan meningkatkan brand awareness, namun juga mengarahkan lalu lintas dan penjualan.

Baca Juga: 4 Kesalahan Umum dalam Pembuatan Content Marketing

Generasi Z merupakan salah satu kelompok pengguna internet dan media sosial terbanyak di Indonesia. Menurut survei APJII, mayoritas Gen Z sering menggunakan media sosial seperti Intagram (51,9%), Facebook (51,64%), dan TikTok (46,84%). Gen Z menggunakan media sosial dengan berbagai alasan, seperti untuk terhubung dengan teman, mengikuti tren, membagikan pengalaman, memperluas jaringan sosial, memengaruhi opini, dan mengekspresikan diri.

Baca Juga: 6 Aturan Media Sosial untuk Content Marketing

APJII menyebutkan, Gen Z dengan rentang usia 12-27 tahun berkontribusi paling banyak terhadap penggunaan internet di Indonesia, yaitu sebesar 34,4%.  Selain itu, Gen Z merupakan kelompok generasi terbesar di Indonesia dengan jumlah mencapai hampir 75 juta jiwa atau 27% dari total populasi nasional. Inilah alasan pentingnya Anda menerapkan strategi content marketing, terlebih di era digital seperti sekarang ini.

Eiger Adventure merupakan salah satu brand yang menggunakan strategi content marketing. CEO PT Eigerindo Multi Produk Industri Christian Hartanto Sarsono kepada Majalah MARKETING mengatakan, strategi tersebut digunakan untuk menjangkau pasar utama yang dibidik Eiger, yakni usia 17-25 tahun dan usia 26-34.

Baca Juga: 5 Cara Meningkatkan Strategi Content Marketing

Christian sadar betul bahwa target pasar produk-produknya adalah generasi milenial dan generasi Z yang memiliki karakter digital native. Itulah mengapa Eiger menerapkan strategi content marketing, selain mengedepankan kualitas dan selalu mengembangkan produk sesuai kebutuhan zaman.

Strategi Eiger menggarap segmen digital native ini, lajut Christian, adalah dengan memperkuat presence Eiger di platform digital, baik secara marketing maupun penjualan. Dari sisi marketing, konten-konten Eiger dapat dinikmati hampir di seluruh media sosial  hingga berkolaborasi dengan Key Opinion Leaders. Dari segi penjualan, produk-produk Eiger saat ini tersedia di eigeradventure.com dan berbagai marketplace.

“Kami memanfaatkan berbagai digital platform, baik itu paid, owned, maupun shared media. Di sisi lain kami berupaya memberikan pengalaman yang seamless ketika pelanggan melakukan interaksi di berbagai titik, baik online maupun offline,” ujar Kristian.

Baca Juga: 2 Prinsip Dasar Content Marketing di eCommerce 

Christian menilai generasi digital native memiliki tingkat konsentrasi yang lebih pendek dibandingkan generasi terdahulunya. Artinya, konten-konten yang disajikan harus dapat menarik perhatian konsumen dalam hitungan detik sebelum akhirnya mereka memutuskan untuk lanjut menyaksikan konten atau berhenti. Oleh karena itu, Eiger menyuguhkan konten-konten yang relatable dengan kondisi market saat ini (people centric). Namun, tetap memberikan sisi edukasi dengan cara “diremajakan” dan membangun komunikasi dua arah.

Tujuannya adalah menjadikan media sosial sebagai media untuk memperkuat hubungan antara brand dan pelanggan, serta memberikan edukasi dan inspirasi kepada pelanggan melalui cerita dan pengalaman dari sosok-sosok experts di balik Eiger Adventure.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here