Marketing.co.id – Berita Marketing | Pada tahun 2023, Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) mencatatkan pertumbuhan nilai penjualan yang mengesankan sebesar 23,7%, dengan total penjualan mencapai Rp5,4 triliun.
Melihat tren positif ini dan berdasarkan analisis mendalam terhadap kondisi pasar Fast-Moving Consumer Goods (FMCG) terkini di eCommerce, Compas.co.id memproyeksikan pertumbuhan Harbolnas 2024 akan mencapai 25,2%, mendorong total nilai transaksi menjadi Rp6,7 triliun.
“Kami menggunakan metode regresi linear, dimana kami mengukur berdasarkan nilai penjualan bulanan selama dua tahun terakhir. Melalui metode ini, kami juga memprediksi bahwa kategori perawatan & kecantikan akan melonjak 23,4% atau meningkat Rp800 miliar ke angka Rp3,7 triliun pada periode harbolnas 2024, dibanding tahun sebelumnya,” ungkap Hanindia Narendrata, Co-founder & CEO Compas.co.id.
Lebih jauh, Narendrata memprediksi bahwa hampir seluruh kategori di FMCG akan mengalami peningkatan di 2024. Adapun untuk kategori makanan serta ibu dan bayi diprediksi meningkat cukup tinggi, masing-masing sebesar 32,4% dan 44,3%, sementara kategori kesehatan diprediksi akan meningkat tipis 10,8%.
Terdapat beberapa indikasi peningkatan nilai penjualan FMCG di eCommerce Indonesia di 2024. Misalnya saja dari kategori perawatan & kecantikan, jika melihat data historikal dari dashboard Compas.co.id periode harbolnas 2023, jenis produk perawatan wajah meningkat 37% ke angka Rp1,1 triliun jika dibandingkan periode non harbolnas. Berdasarkan angka ini, perawatan wajah menjadi jenis produk paling berkontribusi terhadap peningkatan penjualan di periode Harbolnas 2023.
Pertumbuhan penjualan kategori perawatan & kecantikan tidak hanya ditopang perawatan wajah, namun juga penjualan paket kecantikan. Berdasarkan data periode Harbolnas 2023, kategori produk paket kecantikan meningkat 60% ke angka Rp345,9 miliar. “Artinya, berdasarkan insights harbolnas tahun lalu, kategori produk perawatan wajah menjadi produk paling laris di Harbolnas tahun lalu. Kemudian, beauty consumer di Indonesia juga cenderung menyukai paket kecantikan, yang dimana bisa diartikan promo bundling produk cukup menjanjikan untuk pasar eCommerce Indonesia,” ungkap Narendrata.
Narendrata optimis, Harbolnas 2024 akan menuai hasil positif, meskipun ia juga menyadari saat ini ekonomi Indonesia tengah menghadapi tantangan besar. Mulai dari deflasi yang terjadi selama 4 bulan berturut-turut, hingga Indeks PMI manufaktur yang anjlok dan menyebabkan meningkatnya gelombang PHK di Indonesia, yang kini tembus di atas 46.000 karyawan.
Menanggapi hal ini, menurut Narendrata, hadirnya Harbolnas diharapkan dapat membantu masyarakat Indonesia dalam memenuhi kebutuhannya. “Pada periode Harbolnas dari tahun ke tahun, sering kali kita menemukan berbagai penawaran menarik. Kita semua berharap campaign dan penawaran dari brand dapat diramu dengan tepat, sehingga sesuai dengan kebutuhan konsumen dan manfaatnya dapat segera dirasakan,” pungkas Narendrata. Baginya momen Harbolnas merupakan salah satu peluang bagi Indonesia untuk bangkit dan kembali menggairahkan roda ekonomi.