www.marketing.co.id – Hasil dari laporan global yang diumumkan oleh brand OREO dan IPSOS Public Affairs mengindikasikan bahwa mulai dari Cina hingga Polandia dan dari Portugal hingga Venezuela, nasib dari semangat masa anak-anak mungkin akan berakhir dalam daftar spesies dunia yang terancam punah. Studi tersebut mengungkap bahwa secara umum anak-anak masa kini di seluruh dunia tumbuh menjadi lebih cepat dewasa dibandingkan generasi sebelumnya. Tujuh dari 10 orangtua di seluruh dunia mengatakan anak-anak mereka seharusnya memiliki lebih banyak waktu untuk menjadi anak-anak saja, tetapi kenyataannya tidak. Hal ini sebagai akibat dari tekanan lingkungan sehari-hari dan jadwal kegiatan mereka yang demikian padat.
Bahkan, empat dari 10 orangtua mengaku lebih mudah mengatur jadwal pekerjaan di kantor dibanding dengan mengatur jadwal untuk berkegiatan dengan anak-anak mereka. Ini terbukti dari hasil statistik yang ditemukan di Indonesia, bahwa sekitar 37% orangtua merasakan tantangan untuk mendapatkan waktu bersama dijadwal kesibukan anak-anak mereka.
Kenyataan bahwa semangat masa anak-anak berada dalam kondisi menurun tidak hanya berlaku pada anak-anak, namun juga pada orang dewasa. Orangtua, di mana pun mereka berada, mendambakan kebahagiaan yang mencerahkan hati seperti yang mereka rasakan di masa kecil. Bahkan, mayoritas orangtua di seluruh dunia mengatakan mereka tidak lagi merasakan kesenangan sehari-hari dan sudah jarang mengalami perasaan gembira seperti yang sering dirasakan di masa kanak-kanak dulu.
Sebanyak 64% orangtua di Indonesia menyatakan bahwa sering kali mereka mendambakan perasaan bebas seperti yang dulu mereka rasakan saat kecil. Kemudian, sebanyak 56% orangtua Indonesia berharap mereka bisa memiliki sifat kanak-kanak agar mereka dapat merasakan kedekatan yang lebih dengan anak-anak mereka; sebanyak 29% orangtua Indonesia merasa netral, dan 15% tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
Kegembiraan Keluarga: Sepadan dengan Nilai Emas
Menariknya, di saat mengingat masa anak-anak telah memudar di kalangan orangtua, hasrat mereka untuk menghabiskan waktu bersenang-senang dengan anak-anak tidaklah pupus. Tiga dari lima orangtua mengatakan bahwa menghabiskan waktu untuk bergembira bersama anak-anak mereka lebih penting daripada menghabiskan waktu bersama orangtua, di saat mereka tumbuh dewasa. Bahkan sekitar 79% orangtua di Indonesia menyatakan bahwa menghabiskan waktu bersama keluarga merupakan hal yang terpenting.
Dibandingkan beberapa tahun yang lalu, 47% orangtua Indonesia menyatakan bahwa mereka menghabiskan porsi waktu yang sama seperti beberapa tahun yang lalu bersama dengan anak-anaknya. Sementara 38% orangtua mengatakan bahwa mereka telah menghabiskan lebih banyak waktu bersama anak-anaknya dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Keriangan menjadi nilai yang sangat berharga bagi orangtua dan anak-anak mereka, bahkan dianggap sepadan dengan nilai emas—secara harfiah. Lebih dari setengah jumlah orangtua di negara-negara seperti Meksiko, Peru, dan India mengatakan bahwa mereka bersedia menukar sebagian dari pendapatan mereka demi memiliki lebih banyak waktu untuk dihabiskan dengan anak-anak mereka. Dan, empat dari lima orangtua di seluruh negara bahkan mengatakan bahwa kegembiraan dalam keluarga “lebih penting dari apa pun di dunia ini”. Bertentangan dengan keinginan yang menggebu-gebu ini, kenyataannya 57% keluarga tidak menghabiskan waktu untuk merasakan kegembiraan dan keriangan bersama-sama sehari-hari.
Teknologi: Sebuah Pisau Bermata Dua
Di tengah dunia 4G yang bergerak cepat, teknologi dan media sosial menimbulkan dampak dramatis yang terus meningkat terhadap dinamika kehidupan keluarga. Hampir 70% keluarga di dunia setuju bahwa teknologi membantu anggota-anggota keluarga mereka untuk dapat terus saling terhubung, namun terdapat konsekuensi yang harus dirasakan.
Saat menghabiskan waktu bersama-sama sebagai satu keluarga, hampir setengah dari jumlah orangtua mengatakan bahwa perhatian keluarga mereka teralihkan oleh teknologi. Tidak ada kelompok keluarga yang mengalami hal ini, kecuali keluarga dengan kedua orangtua yang bekerja. Lebih dari setengah jumlah mereka mengaku bahwa dengan adanya perangkat mobile dan teknologi komputer, mereka menjadi selalu siaga terhubung dengan pekerjaan meski saat meluangkan waktu bersama keluarga di rumah atau ketika berada di jalan.
Bagi anak-anak masa kini yang tumbuh bersama teknologi, kehadiran teknologi ini memengaruhi bagaimana mereka menghabiskan waktu bersama orangtua dan keluarga. Sekitar seperempat dari jumlah orangtua di seluruh dunia mengatakan bahwa mereka lebih banyak berkomunikasi dengan anak-anak mereka melalui teknologi daripada secara langsung.
Di Indonesia, empat dari 10 orangtua Indonesia (42%) merasa anak-anak lebih tertarik berinteraksi dengan teknologi dibandingkan bermain dengan keluarga. Dan secara mengejutkan, sebanyak 83% orangtua di Indonesia menyatakan bahwa teknologi membuat kedekatan keluarga selalu terjaga; sementara 79% dari para orangtua yang bekerja menyatakan teknologi justru membuat mereka mudah melakukan pekerjaan kantor saat mereka berada di rumah bersama keluarga.
Harapan bagi Spesies yang Hampir Punah
Terlepas dari tekanan-tekanan dan gangguan-gangguan yang memengaruhi waktu dan kualitas kebersamaan keluarga dan kenyataan akan situasi anak-anak masa kini, bagaimana juga masih terdapat harapan. Bahkan, hampir 90% orangtua berkomitmen untuk memastikan bahwa anak-anak mereka tidak melewatkan masa anak-anak.
Hal ini mengingat pula bahwa masa kanak-kanak adalah masa yang penting, ketika otak berkembang pesat baik secara volume maupun informasi yang bisa diterima. Sebab itu, diharapkan segala sesuatu yang terbaik diberikan kepada anak agar mereka bisa tumbuh secara optimal.
Bagi produsen produk anak-anak, memahami anak-anak merupakan hal penting untuk membentuk relasi yang baik dengan brand. Riset yang kontinu merupakan salah satu cara untuk mengikuti perkembangan anak dari masa ke masa. “Saat kami secara rutin berbicara dengan konsumen-konsumen OREO di seluruh dunia, secara konsisten kami terus mendengar tentang pentingnya merasakan jiwa bebas seperti di masa kanak-kanak. Kami mendapati bahwa hal inilah yang menjadi inti pengalaman mereka dengan OREO dan menjadi salah satu alasan keterhubungan mereka dengan brand kami,” demikian jelas Sheeba Phillip, Global Brand Director for OREO.
Tentang Survei
Survei ini dilakukan dalam kurun waktu enam minggu antara November dan Desember 2011. Lebih dari 7.000 orangtua dengan anak-anak di bawah usia 18 tahun berpartisipasi dalam studi ini. Survei lokal dilakukan melalui media online dan melalui wawancara individu secara langsung di 20 negara dan kawasan meliputi Kanada, Cina, Kolombia, Kosta Rika, Ekuador, Perancis, Jerman, India, Indonesia, Malaysia, Meksiko, Peru, Polandia, Portugal, Puerto Rico, Rumania, Spanyol, Inggris, Amerika Serikat, dan Venezuela.
Di Indonesia, riset dilakukan secara tatap muka dengan target sampling sebanyak 592 responden, menyebar di kota-kota besar, yaitu Jakarta, Surabaya, Medan, dan Bandung.
Sumber:
Siaran pers mengenai survei global OREO dan
IPSOS tentang Semangat Masa Anak-Anak dan Momen
Kebersamaan Orangtua dan Anak-anak