Rumah Amalia, Rumah Pendampingan dan Pemberdayaan

Pendidikan merupakan hal yang penting bagi setiap orang. Namun, sayangnya belum semua orang bisa mendapatkan pendidikan yang layak. Mahalnya biaya pendidikan menjadi faktor utama bagi sebagian anak-anak Indonesia yang tidak bisa melanjutkan pendidikan.

Kegiatan anak-anak yatim dan dhuafa di Rumah Amalia

Hal inilah yang menggugah Muhamad Agus Syafii untuk mendirikan Yayasan Rumah Amalia, yakni rumah pengembangan pendidikan anak yatim dan keluarga tak mampu pada tahun 2006, yang berlokasi di daerah Ciledug.

Bersama 11 orang lainnya yang memiliki kecintaan dan perhatian pada pendidikan, Agus yang berprofesi sebagai konsultan keluarga, menjadi pengajar dan donatur tetap mendanai seluruh kegiatan yayasan tersebut.

“Sebagai rumah belajar, sasaran utama Rumah Amalia memberikan pendampingan dan pemulihan bagi anak-anak yang kehilangan orang tua, baik meninggal atau berpisah,” jelasnya.

Menurut Agus ada empat kegiatan yang dilakukan di Rumah Amalia, yakni pendidikan, konsultasi keluarga, fun therapy dan kreativa. Selain itu, Rumah Amalia bisa menjadi tempat berlindung bagi anak-anak, termasuk yang mendapat perlakuan kurang baik di rumah. “Mereka bisa menginap di rumah ini untuk mengikuti terapi, setelah psikisnya pulih bisa kembali ke rumahnya,” imbuhnya.

Bagi anak yatim piatu dan anak terlantar yang tidak memiliki tempat tinggal pun bisa tinggal di sini. Saat ini anak asuh Rumah Amalia berjumlah 90 orang, terdiri dari 60 anak dari keluarga kurang mampu dan 30 anak yatim.

Setiap hari, sepulang sekolah mereka menghabiskan waktu untuk belajar, bermain, dan bergembira. “Di sini kami siapkan perpustakaan, ruang belajar dan mengaji serta arena bermain,” sebut Agus.

Yang menarik, meski terbuka bagi pihak lain menyalurkan bantuan tetapi Rumah Amalia hanya membatasi dalam bentuk barang, seperti makanan, buku atau barang bermanfaat lainnya. Itu pun sifatnya pribadi bukan institusi. Tujuannya supaya yayasan ini tetap independen.

Berdayakan Ibu Rumah Tangga

Tak hanya bagi anak yatim dan kurang beruntung, Rumah Amalia juga memiliki program “Kreativa” untuk keluarga kurang mampu, khususnya ibu rumah tangga. Melalui program kreatif ini diharapkan dapat mengembangkan dan meningkatkan potensi ibu-ibu rumah tangga dalam mendaur ulang barang-barang bekas di sekitar lingkungan mereka.

Beragam kerajinan tangan dihasilkan dari program ini, diantaranya hiasan bunga, vas bunga, boneka dan lainnya. “Bahan baku yang digunakan sebagian besar adalah limbah, seperti botol bekas, plastik bekas, dan dari limbah rumah tangga,” beber Agus,

Produk kerajinan tangan dari Program Kreativa di Rumah Amalia

Setelah barang bekas tersebut menjadi produk kreatif dan bernilai tambah, kemudian di pasarkan secara online melalui media sosial, Instagram ataupun Facebook. Konsumen pun bisa mendapatkan produk yang dihasilkan di pameran-pameran, dengan kisaran harga Rp25.000 hingga Rp400.000.

Ada sekitar 130 orang yang telah mengikuti program ini, sekitar 60 orang merupakan orang tua dari anak-anak yang di asuh Rumah Amalia, 20 orang dari lingkungan RT dan 50 orang dari sekolah-sekolah.

Melalui produk yang dihasilkan, para ibu rumah tangga, khususnya yang menjadi orang tua tunggal  nantinya diharapkan bisa mandiri dan membiayai anaknya. “Dari program ini ibu-ibu bisa mendapatkan penghasilan Rp300 ribu – Rp500 ribu per bulan. Tergantung dari banyak barang yang terjual,” pungkas Agus.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.