Marketing.co.id – Berita Financial Services | Inflasi di sektor pendidikan Indonesia telah mencapai angka 3,81%, dengan proyeksi kenaikan uang masuk sekolah dan universitas sekitar 10-15% setiap tahun, demikian menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS). Dalam 10 tahun mendatang, perkiraan menunjukkan biaya pendidikan anak akan meningkat sekitar 1,5 kali lipat, bahkan bisa mencapai lebih dari dua kali lipat dalam 20 tahun.
Kenyataan ini menjadi beban yang kurang menyenangkan bagi para orang tua, mengingat biaya pendidikan saat ini yang sudah sangat tinggi, sementara persaingan untuk masuk ke sekolah-sekolah berkualitas semakin ketat. Pertanyaan pun muncul: apakah orang tua akan mampu membiayai pendidikan anak hingga ke jenjang pendidikan tinggi jika inflasi terus merangkak naik?
Menyikapi hal ini, para orang tua yang telah memiliki anak atau berencana untuk memiliki anak di masa depan seharusnya mulai mempersiapkan dana pendidikan sedini mungkin. Persiapan dana pendidikan harus menjadi bagian integral dari perencanaan keuangan jangka panjang, sehingga pendapatan yang ada dapat mencukupi kebutuhan saat ini sambil mempersiapkan dan mengamankan masa depan, termasuk dana pendidikan.
Sebelum memilih instrumen keuangan untuk dana pendidikan, perlu dipertimbangkan berapa jumlah dana yang akan dibutuhkan berdasarkan sekolah atau perguruan tinggi yang diinginkan. Hal ini memudahkan dalam menentukan instrumen yang tepat untuk meningkatkan nilai aset saat ini.
Faculty Head of Sequis Training Academy of Excellence Samuji, MPD, CFP, CPC menyarankan untuk mempertimbangkan asuransi pendidikan. Asuransi pendidikan adalah instrumen keuangan di mana perusahaan asuransi akan mengelola premi yang dibayarkan oleh tertanggung untuk menyiapkan perlindungan berupa uang pertanggungan (UP) jika terjadi risiko kematian pada orang tua. Jika risiko kematian terjadi pada tertanggung, polis asuransi akan tetap aktif dan perusahaan asuransi akan melanjutkan pembayaran premi hingga masa pembayaran premi selesai.
Selain perlindungan finansial, dalam asuransi pendidikan juga terdapat dana pendidikan yang akan cair pada periode tertentu, meskipun tertanggung meninggal dunia. Jumlah dana pendidikan ini sesuai dengan yang tercantum dalam polis, dan dapat digunakan untuk mendukung biaya pendidikan anak. Oleh karena itu, estimasi kebutuhan perlu dilakukan sebelum membuka polis asuransi pendidikan agar dana pendidikan yang cair sesuai dengan kebutuhan.
Sebagian orang mungkin bertanya, apakah asuransi pendidikan sama dengan tabungan pendidikan? Menurut Samuji, keduanya dapat dimanfaatkan untuk menyiapkan dana pendidikan, namun ada perbedaan signifikan. Asuransi pendidikan memberikan perlindungan finansial bagi anggota keluarga jika terjadi risiko kematian pada tertanggung, sementara pada tabungan pendidikan, jika risiko kematian terjadi, masa menabung akan berakhir dan dana yang terkumpul akan diserahkan kepada ahli waris tanpa ada kewajiban dari bank untuk menyantuni atau meneruskan tabungan.
Melihat tantangan masa depan yang menghadang, mempersiapkan dana pendidikan dengan bijaksana menjadi langkah penting bagi setiap orang tua. Pilihan instrumen keuangan seperti asuransi pendidikan dapat menjadi solusi yang menarik untuk menjaga masa depan pendidikan anak-anak tetap cerah, sambil memberikan perlindungan finansial bagi keluarga.
Berkaitan momen Hari Anak Nasional pada 23 Juli, Samuji mengingatkan agar orang tua perlu segera menyiapkan dana pendidikan sedini mungkin karena jumlahnya tidak sedikit. “Kondisi keuangan dapat berbeda pada masa depan termasuk risiko hidup, dan berapa banyak kebutuhan yang terus meningkat yang harus dipenuhi pembiayaannya. Jangan sampai dana pendidikan tidak cukup dan harus berutang atau menurunkan standar hidup. Orang tua harus berusaha menyediakan dana tersebut karena pendidikan adalah jembatan menuju masa depan anak yang lebih baik,” tutup Samuji.