Manfaatkan Irigasi Perpompaan, Sawah di Panciro Panen 3 Kali

Marketing.co.id – Berita Marketing | Para petani di Desa Panciro, Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, panen tiga kali setahun dengan memanfaatkan pompa air guna mengairi lahan persawahan. Irigasi perpompaan yang dilaksanakan di Kabupaten Gowa sangat membantu petani dalam mengairi sawahnya.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, jenis irigasi yang saat ini dikembangkan Kementan adalah irigasi perpompaan dan perpipaan. Tujuan dari kegiatan irigasi perpompaan dan perpipaan adalah memanfaatkan potensi sumber air permukaan sebagai suplesi air irigasi bagi komoditas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan serta budidaya ternak.

“Meningkatkan intensitas pertanaman dan atau luas areal tanam, meningkatkan produktivitas pertanian, pendapatan dan kesejahteraan petani, memanfaatkan potensi sumber air permukaan sebagai air irigasi, baik di daerah irigasi maupun non daerah irigasi,” jelas Mentan SYL, Selasa (11/5).

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy menjelaskan, luas layanan irigasi perpompaan minimal 20 Ha (Tanaman Pangan), dan 10 Ha (Hortikultura, Perkebunan, dan Peternakan).

Dijelaskannya, kunci utama dari jenis irigasi perpompaan adalah terdapatnya sumber air. Walaupun posisi air di bawah permukaan lahan pertanian tidak masalah. Itu karena menggunakan pompa untuk pemanfaatannya.

“Dengan demikian lahan pertanian yang tidak terjangkau dengan irigasi waduk dan bendung yang umumnya secara grafitasi masih bisa mendapatkan air irigasi,” ujarnya.

Kegiatan Irigasi Perpompaan dan Perpipaan diprioritaskan pada lokasi kawasan pertanian yang sering mengalami kendala atau kekurangan air irigasi terutama pada musim kemarau.

Output dari kegiatan ini adalah adalah terlaksananya kegiatan Kegiatan Irigasi Perpompaan dan Perpipaan sehingga tersedia sumber air yang dapat dimanfaatkan oleh petani, baik sebagai suplesi atau conjunctive use di daerah irigasi maupun sebagai irigasi utama di non daerah irigasi (tail end).

“Program ini diharapkan dapat menambah luas areal tanam baru dan meningkatkan produksi atau produktivitas,” pungkasnya.

Kepala Desa Panciro, Anwar Dg Malolo menjelaskan, saat ini di Panciro terdapat 13 Kelompok Tani (Poktan) dengan masing-masing Poktan beranggotakan 25 petani.

“Masing masing Gapoktan itu mengelola lahan sekitar 25 Ha. Malah ada yang lebih dan jadi total lahan areal pertanian tanaman padi sekitar 500 ha. Rata-rata sekali panen mampu menghasilkan gabah sebanyak 500 ton,” kata Anwar.

Dia juga menyebutkan bahwa Pompa air untuk kebutuhan mengairi lahan persawahan petani itu saat ini berjumlah 100 pompa. Beberapa di antaranya berupa bantuan dari pemerintah tetapi ada juga pengadaan secara swadaya para petani.

“Panciro sebagai wilayah penyanggah dari Kota Metropolitan Makassar, sehingga ada sekitar 40 persen jumlah penduduk sekitar 9000 jiwa, bekerja dan mencari hidup di Makassar,” ungkapnya.

Lebih lanjut dikatakannya, karena posisi daerah penyanggah sehingga setiap saat butuh lahan untuk pemukiman. Perjalanan waktu lahan lahan pertanian itu hampir setiap saat mengalami penyusutan karena alih fungsi lahan jadi pemukiman dan lahan kebutuhan lain.

“Warga Desa Panciro cukup banyak yang bekerja di sektor informal, seperti buruh bangunan tukang batu, tukang kayu, penjual keliling dan pekerjaan lainnya,” katanya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.