
Marketing.co.id – Berita Marketing Dalam dunia olahraga modern, brand bukan hanya soal logo atau kemenangan. Ia hidup dari cerita, hubungan emosional, dan rasa memiliki yang ditumbuhkan bersama komunitas. Hal inilah yang dirasakan langsung oleh delegasi Oxford United FC saat mengunjungi markas PERSIB Bandung di Graha PERSIB, dalam kunjungan istimewa mereka ke Indonesia.
Kunjungan yang dilakukan di tengah berlangsungnya Piala Presiden 2025 ini, memperlihatkan bagaimana PERSIB memosisikan komunitas sebagai fondasi utama brand-nya. Sebagai salah satu klub paling ikonik di Asia Tenggara, PERSIB tidak hanya dikenal karena performa di lapangan, tetapi karena kekuatan relasionalnya dengan masyarakat — sesuatu yang membuat Oxford United datang bukan sekadar ingin bertukar taktik, tapi juga belajar budaya.
“PERSIB bukan hanya klub. Ia adalah identitas kolektif, sebuah kebanggaan komunal,” ungkap Budi Ulia, Vice President Commercial PT PERSIB Bandung Bermartabat (PBB) dikutip Marketingcoid dari Persibcoid, Sabtu (12/6). “Kami membangun ekosistem brand yang menyatu dengan kehidupan warga, dari warung kopi, merchandise, hingga pengalaman di stadion.”
Delegasi Oxford United yang dipimpin oleh Senior Marketing Manager Luke Dick, dibuat terkesan oleh bagaimana PERSIB menyajikan pengalaman brand secara menyeluruh. Kunjungan ke unit bisnis seperti Dapur dan Kopi dan PERSIB Store memperlihatkan bahwa brand PERSIB tidak berhenti di jersey, tetapi merasuk dalam keseharian fansnya.
“Yang kami temukan di sini jauh lebih dalam dari ekspektasi,” kata Luke. “Kami belajar bahwa brand kuat bukan dibentuk dari atas ke bawah, tetapi dari keterlibatan komunitas yang otentik dan konsisten.”
Komunitas sebagai Co-Creator Brand
Strategi brand PERSIB memperlihatkan pergeseran paradigma penting dari audiens menjadi partisipan. Komunitas bukan hanya menjadi konsumen, tetapi juga co-creator identitas klub. Banyak staf PERSIB dulunya adalah bobotoh, suporter fanatik, yang kini menjadi bagian dari dapur strategi klub. Hubungan ini menciptakan authenticity, nilai yang tak bisa dibeli oleh kampanye marketing mana pun.
Brand PERSIB hadir bukan hanya melalui media digital, tapi juga melalui ruang-ruang fisik tempat komunitas berkumpul. Dapur dan Kopi misalnya, berfungsi sebagai gerai kuliner dan titik temu sosial antar fans. Produk di PERSIB Store pun tak lepas dari semangat lokal, menggabungkan kualitas global dengan cita rasa daerah.
Inspirasi untuk Global Brand Building
Oxford United melihat hal ini sebagai refleksi penting untuk strategi pemasaran klub-klub Eropa. Dalam era di mana digital engagement kian luas, membangun koneksi personal dan lokal justru semakin penting. “Kami melihat peluang kolaborasi jangka panjang, khususnya dalam hal pengembangan fanbase dan storytelling komunitas,” tambah Luke.
Pertemuan ini adalah contoh nyata bahwa brand tidak hanya dibangun melalui kampanye besar, tapi melalui hubungan yang tulus, relevan, dan berkelanjutan. Ketika komunitas merasa menjadi bagian dari perjalanan brand, loyalitas bukan sekadar angka — ia menjadi warisan.
Kisah PERSIB memperkuat narasi bahwa brand olahraga masa kini harus berpikir global namun bertindak lokal. Apa yang ditunjukkan klub asal Bandung ini bukan hanya inspirasi bagi klub luar negeri, tapi juga pelajaran berharga bagi marketer di sektor lain bahwa kekuatan terbesar dari sebuah brand adalah komunitas yang mempercayainya, merayakannya, dan ikut membentuknya. Dan, PERSIB telah membuktikannya.