Indonesia Siap Jadi Pemain Utama Pasar Karbon Dunia

0
Indonesia Siap Jadi Pemain Utama Pasar Karbon Dunia
[Reading Time Estimation: 3 minutes]
Indonesia Siap Jadi Pemain Utama Pasar Karbon Dunia
Indonesia Siap Jadi Pemain Utama Pasar Karbon Dunia (Foto: Freepik.com)

Indonesia Siap Jadi Pemain Utama Pasar Karbon Dunia, Momentum Dibangun Lewat Dialog Strategis IBC di New York

Marketing.co.id – Berita Marketing | Indonesia semakin memperkuat langkahnya menuju kepemimpinan global di sektor pasar karbon dan ekonomi hijau. Melalui kunjungan strategis ke Amerika Serikat yang bertepatan dengan New York Climate Week 2025, Indonesian Business Council (IBC) berhasil menempatkan potensi besar Indonesia dalam transisi energi dan perdagangan karbon di sorotan dunia.

Langkah ini menjadi momentum penting dalam upaya menjadikan Indonesia pemain utama pasar karbon global, sekaligus memperkuat reputasi nasional sebagai negara dengan komitmen kuat terhadap mitigasi perubahan iklim.

Mendorong Investasi Hijau dan Standar Global

Ketua Dewan Pengawas IBC Arsjad Rasjid menegaskan bahwa kunjungan ke AS menjadi bagian dari strategi besar untuk memperkuat posisi Indonesia di pasar karbon global. “Saatnya Indonesia naik kelas di pasar karbon. Kita tidak hanya hadir sebagai pemasok carbon credit berkualitas, tetapi juga sebagai pembuat aturan yang mendorong standar pembiayaan dan kemitraan yang lebih adil,” ujarnya.

Menurut Arsjad, IBC berkomitmen untuk memastikan investasi iklim yang adil, inklusif, dan berkelanjutan, serta membuka akses bagi para pelaku usaha nasional terhadap peluang investasi hijau berskala global.

Puncak dari rangkaian agenda IBC di New York adalah penyelenggaraan “Indonesia Carbon Market Executive Roundtable”, hasil kolaborasi antara IBC, Pemerintah Indonesia, Kadin Indonesia, Indonesia Climate and Growth Dialogue (ICGD), Intercontinental Exchange (ICE), ASEAN Alliance on Carbon Market (AACM), serta Sustainable Energy for All (SEforALL).

Forum ini dihadiri oleh tokoh-tokoh kunci seperti Hashim Djojohadikusumo, Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Energi, serta para pemimpin industri, investor global, dan organisasi internasional.

Diskusi fokus pada peningkatan kesiapan proyek, integritas pasokan karbon, konektivitas kebijakan, dan infrastruktur pasar, dengan tujuan mendorong Indonesia menjadi price-maker di kawasan Asia.

“Investor global mencari kepastian kebijakan, kualitas carbon credit yang terverifikasi, dan kecepatan eksekusi—tiga hal yang harus berjalan serentak agar Indonesia menjadi pemain kunci,” tegas Arsjad.

Sebagai catatan, IDXCarbon hingga Agustus 2025 telah mencatat perdagangan lebih dari 1,59 juta ton CO₂e dengan nilai hampir Rp78 miliar, menunjukkan meningkatnya kepercayaan pasar terhadap mekanisme karbon Indonesia.

Baca Juga: Lautan Luas dan Strategi Hijau Bisnis Kimia

Selain roundtable, IBC juga menyelenggarakan beberapa diskusi tematik, antara lain “Science, People and Innovation in Nature-based Solutions as an Emerging Industry and Economic Transformation” yang menyoroti pentingnya pengembangan energi hijau dan ekonomi biru.

Diskusi ini menekankan pentingnya traceability komoditas pertanian, pemanfaatan AI dan analitik data dalam pengelolaan limbah, serta peluang power-shoring di tengah pergeseran global menuju energi bersih.

IBC juga bekerja sama dengan Global Alliance for a Sustainable Planet (GASP) untuk menggelar panel “Strategies for a Circular Economy Transition: Investing in Nature, Innovation, and Inclusion”. Dalam sesi tersebut, William Sabandar, COO IBC, menekankan bahwa transisi energi dan ekonomi sirkular menjadi kunci bagi Indonesia untuk menarik investasi berkelanjutan.

“Dengan cadangan mineral kritis dan potensi ekonomi sirkular, Indonesia berpeluang menghadirkan solusi nyata bagi target iklim global. Kuncinya ada pada mobilisasi modal, dukungan kebijakan, dan inovasi yang inklusif,” ujarnya.

Baca Juga: Menyambut Era manufaktur Cerdas dan Hijau

Rangkaian kegiatan di New York menegaskan posisi Indonesia sebagai mitra strategis dalam ekonomi hijau global. IBC kini menindaklanjuti berbagai kolaborasi lintas lembaga untuk memperkuat kesiapan proyek, memperluas akses pembiayaan, dan memastikan standar pasar karbon nasional selaras dengan praktik terbaik dunia.

Langkah ini menjadi pijakan penting menuju Indonesia Economic Summit 2026, di mana visi besar Indonesia untuk menjadi pusat ekonomi hijau dan pemain utama pasar karbon dunia akan semakin nyata.