Hati-Hati, Pasword Bisa Merusak Reputasi Brand Anda

0
reputasi brand
[Reading Time Estimation: 2 minutes]

reputasi brandSatu password yang lemah bisa menjadi pintu masuk bagi krisis reputasi brand yang mahal.

Marketing.co.id – Berita Digital | Mungkin pelanggan tidak tahu detail sistem keamanan TI perusahaan Anda. Tapi, mereka pasti tahu saat data mereka bocor. Ketika itu terjadi, mereka tidak menyalahkan sistem namun menyalahkan brand Anda.

Dalam dunia pemasaran modern, reputasi bukan hanya dibangun dari kualitas produk dan kampanye kreatif, tapi juga dari kepercayaan digital. Itulah mengapa keamanan siber kini menjadi bagian dari strategi brand.

Dari Password ke Krisis Reputasi Brand

Menurut Verizon 2024 Data Breach Investigations Report, lebih dari 60% pelanggaran data disebabkan oleh kredensial yang dicuri atau disalahgunakan. Artinya, satu password yang lemah bisa menjadi pintu masuk bagi krisis reputasi yang mahal.

Brand besar sekalipun dalam hal ini tak kebal. Kebocoran data akibat password yang dibagikan lewat chat, disimpan di spreadsheet, atau digunakan berulang di berbagai platform dapat memicu kejatuhan reputasi dalam hitungan hari.

Takanori Nishiyama, SVP APAC & Japan Country Manager Keeper Security mengatakan bahwa setiap kali pelanggan login, mereka mempercayakan data pribadinya kepada Anda. Mengabaikan keamanan data mereka berarti mengkhianati kepercayaan itu.

Zero Trust sama dengan Brand Trust

Di era cloud, mobile, dan kerja jarak jauh, perimeter keamanan bukan lagi tembok jaringan, tapi identitas pengguna. Itulah mengapa pendekatan Zero Trust Security semakin menjadi standar global. Menurutnya, Zero Trust berarti tidak ada akses yang dipercaya secara default. Setiap login, perangkat, dan tindakan apapun harus diverifikasi dan dibatasi sesuai peran. Ini bukan cuma urusan tim TI, tapi soal melindungi kepercayaan pelanggan terhadap brand Anda.

Solusi seperti Privileged Access Management (PAM) modern kini memungkinkan brand mengontrol siapa yang bisa mengakses data sensitif, menghapus akses secara real-time dari pengguna tidak sah, dan mengelola semua password dan kredensial secara terpusat dan aman

Teknologi seperti passkey dan otentikasi biometrik memang sedang naik daun. Tapi kenyataannya, mayoritas perusahaan di Asia Pasifik masih bergantung pada kata sandi karena keterbatasan sistem warisan, proses bisnis yang kompleks, atau sekadar kebiasaan.

Contohnya, di Jepang saja, pasar teknologi passwordless diprediksi tumbuh hingga USD 2,06 miliar pada 2030, tapi adopsinya masih bertahap. Itulah mengapa, saat ini mengelola dan melindungi kata sandi dengan cermat adalah langkah paling realistis dan berdampak untuk menjaga reputasi.

Keamanan sebagai diferensiasi

Keamanan siber sering kali dianggap sebagai wilayah teknis. Padahal, ini adalah pilar kepercayaan dan loyalitas. Brand yang secara aktif melindungi data pelanggan punya nilai lebih di mata konsumen. Faktanya, pelanggan cenderung meninggalkan brand yang mengalami kebocoran data. Bahkan, jika mereka menyukai produk atau layanan tersebut.

Jadi, ketika Anda merancang campaign digital atau mengumpulkan data pelanggan untuk personalisasi, pastikan fondasinya aman. Karena, brand experience yang hebat tidak akan berarti jika data pelanggan jatuh ke tangan yang salah.

Reputasi Digital Dimulai dari Login

Brand bukan lagi hanya tentang produk yang dijual, namun juga tentang komitmen menjaga kepercayaan pelanggan, bahkan yang tak terlihat seperti keamanan akses. Satu kesalahan dalam pengelolaan password bisa jadi headline buruk. Sebaliknya, satu keputusan strategis untuk menerapkan sistem keamanan modern bisa jadi faktor pembeda brand Anda di pasar yang makin sadar risiko digital.

Apakah brand Anda sudah siap menjaga kepercayaan digital pelanggan? Atau masih menyimpan password penting di file Excel?