Eathink Market Fest 2022: Yuk, Jaga Keberlanjutan Pangan Nasional  

Marketing.co.id – Berita Marketing | Menyambut Hari Pangan Sedunia, Eathink mempersembahkan festival keberlanjutan pangan untuk mengajak generasi urban milenial lebih bertanggung jawab dalam mengonsumsi makanan lewat Eathink Market Fest 2022. Festival ini akan diadakan di Open Door Flavor  Bliss, Alam Sutera pada 15-16 Oktober 2022.

Acara akan diisi dengan workshop, talkshow mengenai sustainable & healthy living, demo masak oleh  alumni MasterChef Indonesia, live music oleh RAN dan sustainable bazaar oleh 50 tenant yang  menawarkan bahan makanan ramah lingkungan dan ramah dikantong.

Eathink, adalah platform berisi gerakan yang dibuat oleh Food Sustainesia, sebuah bisnis sosial yang fokus  mengajak generasi urban milenial untuk mulai membuat pilihan makanan lebih baik, serta mengenal sistem  pangan yang berkelanjutan (food sustainability) lewat serangkaian kampanye dan edukasi.

“Presiden Jokowi kerap mengingatkan soal ancaman krisis pangan di tengah situasi global yang tak  menentu. Makanan yang kita pilih berdampak pada keberlanjutan sistem pangan. Konsumsi makanan yang  melebihi angka produksi akan memunculkan banyak permasalahan, mulai dari gizi, sampah makanan  hingga agrikultur. Karenanya, #ourfoodchoicematters untuk keberlanjutan pangan Indonesia yang lebih  baik,” ungkap Jaqualine Wijaya, Co-founder Food Sustainesia. 

Sementara itu, Dokter Spesialis Gizi Klinik Konsultan dr. Ida  Gunawan mengatakan, salah satu permasalahan yang timbul dari konsumsi makanan yang kurang bertanggung jawab adalah  masalah kesehatan yang berkaitan dengan gizi. Contohnya, penyakit tidak menular, seperti penyakit  jantung, hipertensi, stroke, diabetes, kanker, gagal ginjal, tiap tahun terus meningkat dan menempati  peringkat tertinggi penyebab kematian di Indonesia, terutama pada usia produktif.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan prevalensi hipertensi meningkat dari 25,8% pada 2013  menjadi 34,1% pada 2018. Prevalensi diabetes untuk usia di atas 15 tahun pun naik dari 1.5% pada 2013  menjadi 2% pada 2018.

Tidak hanya itu, berdasarkan laporan Bappenas, konsumsi yang berlebihan juga menimbulkan  permasalahan sampah makanan. Timbulan food loss & waste (FLW) pada 2000-2019 mencapai 115-184  kg/kapita/tahun. Kerugiannya diperkirakan mencapai Rp 213-551 triliun/tahun atau setara 4-5% dari PDB  Indonesia. Pengelolaan food loss & food waste berpotensi memberi makan 61-125 juta orang atau setara  dengan 29-47% dari populasi nasional.

“Berkontribusi terhadap keberlanjutan pangan berawal dari rumah, yaitu membuat meal plan sesuai dengan  pola gizi seimbang dan berkelanjutan. Dengan adanya meal plan, perencanaan konsumsi sudah ditentukan  sehingga bermanfaat bagi tubuh sekaligus mengurangi sampah. Menjaga keberlanjutan pangan nasional  butuh usaha bersama, yaitu pemerintah, sektor privat, komunitas, individu termasuk anak-anak muda  generasi milenial,” kata Jaqualine.

Diperingati setiap 16 Oktober, Hari Pangan Sedunia ditetapkan untuk memperingati berdirinya Organisasi Pangan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).  Tujuannya adalah untuk meningkatkan perhatian masyarakat akan pentingnya penanganan masalah terkait  pangan global, regional maupun nasional.

“Kami mengapresiasi inisiatif Food Sustainesia untuk mengajak generasi urban milenial berkontribusi  terhadap sistem pangan berkelanjutan lewat Eathink Market Fest 2022. Hal ini sejalan dengan misi Hari  Pangan Sedunia 2022 yang ingin mengubah cara masyarakat memproduksi dan mengonsumsi makanan  agar tercapai empat hal perbaikan – perbaikan produksi, perbaikan gizi, perbaikan lingkungan dan  perbaikan kehidupan, tanpa meninggalkan siapa pun” ungkap Rajendra Aryal, Perwakilan FAO di  Indonesia dan Timor Leste.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here