Dukung Reduksi Emisi Karbon Dunia, Pupuk Indonesia Mulai Bangun Pabrik Clean Ammonia di 2026

Marketing.co.id – Berita Marketing | Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero), Rahmad Pribadi, menyatakan dukungannya terhadap komitmen global dalam Konferensi Tingkat Tinggi PBB untuk mengurangi emisi karbon dunia atau yang dikenal sebagai 28th Conference of Parties (COP28). Pernyataan tersebut disampaikan Rahmad pada sesi diskusi dengan tema Clean Ammonia di Pavilion Indonesia, Dubai, Selasa (05/12/2023).

clean ammonia pupuk indonesia

Pupuk Indonesia, sebagai pemain utama amonia di Asia Pasifik, Timur Tengah, dan Afrika Utara, menguasai empat persen produksi amonia global atau sekitar tujuh juta ton per tahun, yang seluruhnya adalah grey ammonia atau masih menghasilkan emisi karbon.

Rahmad menjelaskan, “Sehingga aspirasi kami saat ini adalah melakukan dekarbonisasi bisnis eksisting, dan pada saat yang bersamaan mengembangkan bisnis baru, yaitu clean ammonia.”

Tujuan utama pengembangan clean ammonia adalah untuk mewujudkan industri pupuk dan kimia yang rendah karbon. Sejalan dengan komitmen global, Rahmad menyebutkan bahwa Pupuk Indonesia telah berhasil menurunkan emisi karbon secara nyata, yaitu sebesar 1,55 juta ton atau di atas target 1,21 juta ton pada tahun 2023.

“Penurunan ini berasal dari optimalisasi dan efisiensi konsumsi energi, utilisasi renewable energy, co-firing bio massa, solusi berbasis alam, hingga revitalisasi sejumlah pabrik pupuk,” tambah Rahmad.

Pupuk Indonesia akan mengembangkan amonia yang lebih rendah bahkan nol emisi karbon ke depan. Amonia bersih ini terdiri dari blue ammonia dan green ammonia. Secara jangka panjang, perusahaan berencana mengembangkan green methanol.

Pengembangan clean ammonia juga sejalan dengan potensi Indonesia sebagai hub Carbon Capture Storage (CCS). Implementasi teknologi CCS di Indonesia berpotensi dapat menampung 4,3 giga ton karbon. Pupuk Indonesia juga terlibat dalam pengembangan teknologi CCS di Aceh dan Lapangan Abadi Masela.

CCS merupakan teknologi yang mampu menangkap emisi karbon di udara dan menyimpannya dalam sebuah storage. Selanjutnya, emisi karbon disalurkan dan diinjeksikan ke sumur minyak dan gas tua untuk meningkatkan produksinya.

Selain teknologi CCS, pengembangan clean ammonia di Indonesia juga didukung oleh potensi renewable energy sebesar 3.700 giga watt, terbesar berasal dari tenaga surya. Energi bersih ini menjadi sumber utama untuk menghasilkan green hydrogen, yang kemudian dapat dikonversi oleh Pupuk Indonesia menjadi green ammonia.

Rahmad menyatakan bahwa Pupuk Indonesia memiliki sumber daya yang memadai untuk pengembangan clean ammonia, termasuk fasilitas eksisting untuk konversi green hydrogen menjadi green ammonia, keahlian dan pengetahuan dalam memproduksi amonia, pengalaman mengelola dan mendistribusikan amonia, hingga memiliki Kawasan Industri Hijau di Lhokseumawe, Aceh.

Dengan potensi dan keahlian tersebut, Pupuk Indonesia telah menyiapkan roadmap pengembangan clean ammonia. Pada tahun 2023-2025, perusahaan menyusun rencana dan Final Investment Decision (FID) pengembangan blue ammonia dan green ammonia. Pada tahun 2026, konstruksi pabrik clean ammonia akan dimulai di Jawa Timur dan Aceh. Pada tahun 2028, pabrik green ammonia akan dioperasikan dalam skala kecil, dan pada tahun 2030, pabrik blue ammonia akan mulai beroperasi dengan utilisasi teknologi CCS.

Pengembangan clean ammonia diharapkan semakin besar pada tahun 2050, di mana Pupuk Indonesia diharapkan dapat meningkatkan produksi amonia dari 7 juta ton per tahun pada tahun 2023 menjadi 12,9 juta ton per tahun pada tahun 2050.

Rahmad menekankan bahwa pengembangan ekosistem pendukung clean ammonia ini sangat penting, karena selain mendukung kelancaran pasokan bahan baku pupuk, clean ammonia juga dibutuhkan sebagai sumber energi bersih masa depan. Namun, dalam pengembangannya, terdapat sejumlah tantangan, seperti kepastian regulasi, kelayakan secara ekonomi, teknologi, hingga infrastruktur pendukung.

“Oleh karena itu, kami siap berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mengembangkan clean ammonia di Indonesia, mulai dari kolaborasi untuk pengembangan renewable energy yang terjangkau, teknologi, fasilitas CCS, logistik, termasuk berkolaborasi dengan para pembeli potensial,” tutup Rahmad.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here