Marketing.co.id – Berita Marketing | Busana atau fashion Muslim adalah salah satu sektor yang ikut terpukul akibat pandemi Covid-19. Hari raya lebaran lalu harusnya menjadi peak seasons bagi fashion Muslim, namun karena pandemi hasil tidak sesuai yang diharapkah. Beruntung merek fashion Muslim Rabbani memiliki reseller loyal yang membantu menggenjot penjualan ke konsumen pada lebaran lalu.
Di tengah keprihatinan karena masih dalam suasana pandemi, Rabbani merasa bersyukur karena mampu meraih Top Brand Award 2020 di kategori Baju Muslim. “Alhamdulillah dapat Top Brand di tengah keprihatinan, masih dipercaya oleh masyarakat dan customer, terima kasih juga untuk majalah MARKETING,” tutur Ridwanulkarim, Assistant Director Marketing Rabbani.
Ditemui usai menerima Top Brand Award di Gerai Rabbani, Rawamangan, Ridwan mengatakan, Rabbani yang menyasar segmen menengah bawah pasarnya terus berkembang. Kini, bukan hanya membidik segmen wanita, namun juga pria dan anak-anak serta remaja. Dari sisi gender, konsumen Rabbani 70% wanita dan 30% pria.
“Potensi pasar busana muslim pria cukup besar, makanya kita kembangkan Rabbani Men, di mana ada counter khusus untuk produk laki-laki, terbukti sekarang andalan kami selain gamis dan Kerudung, yakni Rabbani Men,” papar Ridwan.
Baca juga: Buka Peluang Usaha saat Pandemi, Naisha Gandeng 4.000 Reseller
Adapun segmen anak dan remaja dikelompokan dalam family brand, melalui merek Bani untuk anak-anak dan merek Dhuha untuk remaja.
Reseller Loyal
Konsumen Rabbani dibagi dalam empat kelompok, konsumen akhir (enduser), member, reseller, dan mitra waralaba. Kelebihan sebagai member Rabbani antara lain dapat menikmati diskon khusus. Sementara reseller yang diberi nama BiRo (Binaan Rabbani), adalah mereka yang membeli produk Rabbani untuk dijual kembali.
“Jumlah reseller hampir 6 ribuan tersebar di seluruh Indonesia. Kontribusi reseller sangat signifikan terhadap total penjualan, jumlahnya hampir fifty-fifty dengan ritel. Target kita satu kelurahan satu reseller,” imbuh dia. Adapun jumlah store Rabbani mencapai 202 dan semuanya stand alone alias berdiri sendiri atau tidak berada di dalam mall.
Ridwan mengungkapkan, kekuatan Rabbani ada di reseller. Hubungan Rabbani dengan reseller bukan lagi sebatas bisnis, namun juga emosional. Tak mengherankan jika Rabbani memanjakan para reseller. “Kita rutin mengadakan majelis taklim dan silahturahim. Kita juga agendakan satu bulan harus ada dua acara gathering untuk reseller di setiap wilayah,” lanjut Ridwan.
Kekuatan lain Rabbani ada pada desain busana. Para desainer di Rabbani bebas berkreasi sesuai tren fashion terkini sepanjang tidak menyalahi tiga pakem. Tiga pakem tersebut yaitu menutup aurat, tidak transparan, dan bentuk busana tidak mengikuti lekuk tubuh. “Tim desainer kita ada 15 orang, 5 diantaranya merupakan desainer inti RDG (Research Development Design),” kata Ridwan.
Baca juga:APLI : Bisnis Penjualan Langsung Masih Prospektif
Menyoal persaingan di industri fashion Muslim menurut Ridwan sudah sangat ketat. Pasalnya persaingan bukan hanya antar sesama mitra kompetisi yang selevel, namun juga juga fashion Muslim skala rumahan. Saat ini banyak bermunculan fashion muslim skala rumahan yang menjual produknya secara online. Belum lagi para pembajak yang menduplikasi desain fashion muslim dari merek – merek ternama.
Belajar dari pandemi, Rabbani akan melakukan digitalisasi, karena pada masa PSBB dan physical distancing kanal e-commerce atau online store menjadi andalan. Ridwan mengatakan, dalam jangka menengah Rabbani akan melakukan digitalisasi. Namun diakuinya proses digitalisasi tidak mudah, antara lain mesti menyiapkan tim digital yang mumpuni. “Seluruh tim di Rabbani juga harus melek digital, karena itu kita harus melakukan edukasi ke seluruh tim,” katanya mengakhiri wawancara.
Marketing.co.id: Portal Berita Marketing dan Berita Bisnis