Data SURVEYONE Tentang Lebaran di Tengah Covid-19

Marketing.co.id – Lebaran tahun ini memang beda dibanding tahun-tahun sebelumnya. Jika tahun lalu lebaran identik dengan mudik, sekarang ada larangan untuk mudik. Jika tahun lalu sholat Idul fitri dilakukan berjamaah di lapangan, kini dianjurkan sholat Id di rumah masing-masing. Acara silaturahmi antar keluarga pun dilakukan secara terbatas, tidak bisa berjabat tangan, harus pakai masker, dan jaga jarak. Kalau perlu silaturahmi dilakukan secara virtual. Berikut kami hadirkan data SURVEYONE tentang lebaran tahun ini.

LEBARAN

Pandemi Covid telah mengubah perilaku masyarakat dunia. Ganasnya penyebaran Covid telah memaksa orang untuk stay at home, work from home, dan menghindari kerumunan. Akibatnya kegiatan ekonomi sangat terganggu, yang menyebabkan banyak perusahaan yang kolaps, terjadi banyak PHK, dan pendapatan masyarakat turun dratis.

Pandemi Covid-19 yang mulai terjadi pada awal tahun ini dan tak kunjung reda hingga Lebaran, tentunya sangat mempengaruhi masyarakat dunia, termasuk Indonesia yang ingin merayakan Iedul Fitri atau Lebaran. 

Sejauhmana Pandemi Covid-19 mempengaruhi perilaku masyarakat Indonesia yang berlebaran, Majalah MARKETING dan Marketing.co.id  bekerjasama dengan SURVEYONE mengadakan survei kecil terhadap kaum milenial yang ingin merayakan Idul Fitri atau berlebaran. Pengumpulan data dilakukan melalui survei online.

Dalam menyambut Lebaran banyak hal yang akan dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Begitu pun dengan kaum milenial Indonesia, ternyata tidak jauh dari keperluan menyediakan kue lebaran, membeli busana muslim dan baju baru. 

Menurut data SURVEYONE, Lebaran tahun ini kue lebaran, busana muslim dan baju/celana, masih menjadi produk favorit yang akan dibeli untuk menyambut lebaran. Hasil survei menunjukkan, kue lebaran menempati urutan teratas yang akan dibeli dengan 75% responden. Kemudian diikuti oleh busana muslim dengan 72% dan baju/kemeja/celana dengan 57% responden.jenis produk yang akan dibeli menyambut lebaran

Pendapatan yang turun dratis akibat kelesuan ekonomi, menyebabkan bujet mereka untuk lebaran mengalami penurunan signifikan. Sebanyak 57,7% dari mereka mengaku bujet untuk lebaran berkurang. Hanya 7,5% yang mengatakan bujet mereka untuk lebaran meningkat. Sementara 35% lainnya mengaku bujetnya sama saja dari tahun lalu.

bujet untuk lebaran

Berkurangnya bujet lebaran responden mencapai lebih dari 40%, sebagaimana yang dinyatakan oleh 30,4% responden. Kemudian, sebanyak 34,8% responden mengatakan bujetnya berkurang 10% hingga 20%. Sedangkan yang mengatakan bujetnya berkurang 21% – 39% ada 26% responden. Adapun alokasi bujet yang paling banyak dikurangi adalah pembelian fashion, yang mencapai 69,6%, berikutnya adalah THR sebesar 30,4%  responden.

Lalu apa rencana mereka saat lebaran? Ternyata saat lebaran mereka lebih banyak memilih lebaran di rumah saja, yakni sebanyak 60%. Tentu ini terkait dengan anjuran Pemerintah untuk lebaran di rumah saja, atau bisa juga karena kekhawatiran mereka terhadap penularan Covid. Meski demikian tradisi berunjung ke orang tua/saudara di hari Lebaran belum bisa ditinggalkan, sebagaimana dikemukan oleh 35% responden yang akan berkunjung ke orang tua/saudara di hari Lebaran.

Di tengah pandemi Covid, silaturahmi lewat online banyak dipilih oleh kaum milenial baik silaturahmi dengan orang tua/saudara maupun dengan kerabat atau temannya. menurut data SURVEYONE, sebanyak 42,5% melakukan silaturahmi lewat video call, 17% lewat video conference, dan 10% dengan chatting. 

Sementara itu, ada 22,5% akan berkunjung ke orang tua/saudara. Bagi mereka berkunjung ke orang tua masih dianggap lebih afdol, lebih greget dibandingkan bertemu langsung dengan orang tua/saudara.

rencana lebaran

Terkait dengan larangan mudik, ternyata sebagian besar responden mematuhinya. Niat mereka untuk tidak mudik lebih karena kesadaran sendiri untuk menghindar penularan wabah corona. Mereka lebih mengutamakan keselamatan sendiri maupun keluarga di kampung halaman.

data surveyone: rencana mudik

Namun sayangnya, menurut pemberitaan di berbagai media masih banyak masyarakat yang nekat mudik. Semoga meskipun ada pergerakan pemudik, wilayah-wilayah yang menjadi lokasi mudik tetap aman dari penyebaran.

Anang Gozali

Marketing.co.id | Info & Portal Berita Marketing dan Bisnis

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.