Bukalapak Umumkan Laporan Keuangan Telah Diaudit Tahun 2023 dan Tidak Diaudit di Kuartal Keempat 2023

0
Mitra Bukalapak
Pertumbuhan di divisi Online to offline BUKA didorong oleh peningkatan dalam campuran produk dan ragam penawaran layanan yang lebih luas bagi para Mitra. Hal ini salah satunya dirasakan oleh Tati Maryati, Mitra asal Bandung, yang mentransformasi warungnya dengan produk virtual Mitra Bukalapak hingga pendapatannya mengalami peningkatan
[Reading Time Estimation: 2 minutes]

Marketing.co.id – Berita Marketing | Pendapatan Bukalapak (BUKA) tumbuh 23% dengan divisi marketplace memberikan pertumbuhan sebesar 47% sepanjang tahun 2023 –  didukung secara utama oleh pertumbuhan pada divisi gaming.

Di sisi lain, Mitra Bukalapak terus mencatatkan peningkatan; Pendapatan Mitra pada kuartal keempat 2023 meningkat 14% Year on Year (YoY), menjadi Rp 597 miliar dan dalam tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2023 (“FY23”) meningkat 11%, menjadi Rp 2.195 miliar, dari tahun lalu.

Pertumbuhan di divisi Online to Offline ini didorong oleh peningkatan dalam campuran produk Bukalapak dan ragam penawaran layanan yang lebih luas bagi para Mitra. Sebesar 70% dari TPV Perusahaan berasal dari luar wilayah Tier 1 Indonesia, di mana Perusahaan terus melihat pertumbuhan yang kuat dalam penetrasi all-commerce dan tren digitalisasi di kalangan toko ritel mikro offline. Bisnis O2O mewakili 54% dari pendapatan grup pada kuartal keempat.

Baca juga: Kementerian BUMN RI Gandeng Tokopedia Luncurkan ‘Rumah BUMN’, Targetkan 30 Juta UMKM Digital

“Kinerja kami di tahun 2023 telah membawa Perusahaan mencatatkan EBITDA yang Disesuaikan yang mendekati target titik positif pada kuartal keempat 2023. Kami semakin yakin untuk mencapai target profitabilitas secara triwulanan, setelah meraih peningkatan EBITDA yang Disesuaikan selama delapan kuartal berturut-turut”, kata Teddy Oetomo, Presiden Bukalapak.

Teddy menjelaskan, laporan keuangan ini adalah bukti dari cara BUKA tetap berfokus di tahun 2023. Core earnings – yang dihitung sebagai laba bersih yang tidak termasuk keuntungan/kerugian pada investasi, FX, goodwill dan non-recurring items) – tercatat sebesar Rp 42 miliar, jauh melebihi kerugian Rp 2.3 triliun tahun lalu. Basis modal, rasio modal, dan neraca Bukalapak tetap kuat dengan Rp 19.3 triliun dalam bentuk kas, setara kas dan investasi likuid.

 Mitra Bukalapak
Pertumbuhan di divisi Online to offline BUKA didorong oleh peningkatan dalam campuran produk dan ragam penawaran layanan yang lebih luas bagi para Mitra. Hal ini salah satunya dirasakan oleh Tati Maryati, Mitra asal Bandung, yang mentransformasi warungnya dengan produk virtual Mitra Bukalapak hingga pendapatannya mengalami peningkatan

Margin kontribusi Bukalapak, dihitung sebagai laba kotor setelah biaya S&M, meningkat dari Rp 31 miliar pada Tahun 2022 menjadi Rp 532 miliar pada FY23. Margin kontribusi O2O sebagai persentase dari TPV tumbuh sebesar 29bps dari -0.25% pada kuartal keempat Tahun 2022 untuk memberikan angka positif pertama kalinya dalam kuartal terakhir tahun 2023.

Baca juga: Gembleng Seller, Blibli Gelar Program ‘Blibli Coach’

Teddy mengatakan, ekonomi makro yang solid dan kepercayaan konsumen yang kuat telah memberikan momentum positif untuk tahun 2024. “Kami mengharapkan pendapatan akan meningkat antara 15-20% menjadi setidaknya Rp 5.104 miliar dan EBITDA yang Disesuaikan lebih tinggi dari Rp 200 miliar untuk Tahun 2024,” ungkapnya.

Selain peningkatan efisiensi yang berkelanjutan serta angka pertumbuhan yang solid, Bukalapak juga memiliki posisi modal yang kuat dengan Rp 19,3 triliun dari kas, setara kas, dan investasi likuid yang mencakup obligasi pemerintah dan Reksadana pada 31 Desember 2023.