Awas, Hindari Terlalu Banyak Terkena Paparan Sinar UV-C

[Reading Time Estimation: 2 minutes]

Marketing.co.id – Berita Lifestyle | Salah satu pilihan disinfektan untuk mencegah penyebaran Covid-19 adalah menggunakan sinar ultraviolet-C (UV-C). Sebetulnya pemanfaatan sinar UV-C ini dalam rekayasa teknologi untuk mendukung pola hidup bersih dan sehat sudah dilakukan sejak lama. Sinar UV-C yang berasal dari matahari disaring oleh lapisan ozon sehingga tidak sampai ke permukaan Bumi. Pun sinar ini diperlukan di area-area publik seperti pusat perbelanjaan, hotel, kantor, tempat ibadah, bandara dan lainnya. Dengan paparan yang cukup, sinar UV-C dapat mendesinfeksi ruangan dan permukaan benda dari semua kuman, bakteri, dan virus, namun idealnya penggunaan UV-C tidak semerta-merta menghapuskan metode pembersihan ruangan lainnya, seperti membersihkan lantai, menyikat kamar mandi, dan lain sebagainya.

Dalam diskusi yang diadakan oleh Signify beberapa saat yang lalu, Dr. Hermawan Saputra, SKM., MARS., CICS., Pengurus Pusat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) menjelaskan meski saat ini COVID-19 menjadi fokus utama penanganan penyakit infeksi yang sedang berkembang (Emerging Infectious Diseases/EID) sesungguhnya masih banyak penyakit menular lainnya yang disebabkan oleh mikroorganisme. Lingkungan menyumbang variabel yang cukup besar dalam menentukan kesehatan seseorang, karena terkait langsung dengan kebersihan lingkungan sekitar dan kesadaran kita dalam berperilaku hidup sehat. Ada jutaan, bahkan puluhan juta mikro-organisme di sekitar kita. Kalau kita menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Selain itu pembersihan ruangan, permukaan maupun benda yang didesinfeksi dengan sinar UV-C juga dapat langsung digunakan setelah lampu UV-C dimatikan atau tidak beroperasi.

Baca juga: Signify Indonesia Berikan Troli UV-C Untuk Garda Terdepan Tumpas Covid-19

Lebih lanjut dari diskusi tersebut Dr. rer. nat. Ir. Aulia Nasution, M.Sc., Kepala Laboratorium Rekayasa Fotonika, Departemen Teknik Fisika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menjabarkan bahwa sinar UV-C, yang berada dalam spektrum cahaya tak kasat mata, memiliki potensi untuk mengatasi penyebaran COVID-19. Namun jika pengguna berhati-hati tidak terkena paparan penggunaan UV-C untuk desinfektan,maka sinar UV-C dapat berbahaya jika mengenai tubuh manusia secara langsung yaitu dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan, menyebabkan iritasi kulit seperti ruam, sensasi terbakar, tumor, hingga memicu kanker, sementara pada mata bisa menyebabkan katarak.

Meski teknologi UV-C membantu mengurangi resiko penyebaran penyakit menular yang disebabkan mikro-organisme, tidak berarti mengeliminasi resiko tertular. Menggunakan lampu UV-C di rumah tidak mengurangi risiko pengguna terkena virus ketika berada di luar rumah atau tempat umum. Karenanya, sekali lagi penting bagi masyarakat untuk mencermati klaim produsen sambil tetap mengikuti protokol kesehatan dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat.

“Signify peduli terhadap tingkat pemahaman masyarakat terkait kewaspadaan dan kehati-hatian saat memilih dan produk-produk UV-C Signify menggunakan panjang gelombang 254nm yang sangat efektif untuk melumpuhkan DNA dan RNA dari mikro-organisme. Kami meyarankan kepada konsumen sebelum membeli produk yang memiliki teknologi UV-C, hendaknya konsumen mencari informasi sebanyak mungkin dari sumber-sumber kredibel. Setelah membeli, cermati label dan petunjuk penggunaan serta instruksi keselamatan pada masing-masing produk. ,” ujar Rami Hajjar, Country Leader Signify Indonesia.

Marketing.co.id: Portal Berita Marketing & Berita Bisnis

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here