Ajinomoto Resmikan Inisiatif Health Provider dan Penggunaan Biomassa

Marketing.co.id – Berita Marketing | Kesehatan merupakan isu penting bagi semua kalangan dan menyangkut banyak aspek. Aspek-aspek tersebut antara lain asupan makanan yang kita santap sehari-hari dan kualitas lingkungan. Semakin baik kualitas makanan yang kita konsumsi dan lingkungan yang kita tinggali, maka semakin baik kesehatan kita. Jika sebaliknya, maka kesehatan kita pun akan menurun.

Sebagai perusahaan yang memproduksi berbagai bumbu penyedap masakan Ajinomoto Indonesia Group berkomitmen untuk menciptakan manusia dan lingkungan yang sehat. Hal ini terlihat dari visi dan misi dari perusahaan yang mulai beroperasi di Indonesia sejak tahun1970 ini.

Visi Ajinomoto Indonesia yakni menjadi perusahaan makanan No.1 di Indonesia yang ramah terhadap lingkungan global dan memberikan kesejahteraan dan senyuman melalui produk dan layanan yang melebihi ekspektasi pelanggan. Adapun visinya berkontribusi untuk kebahagiaan semua pemangku kepentingan melalui solusi kami yang berfokus pada Kelezatan, Kesehatan, dan Kualitas yang Tinggi dengan asas berkelanjutan.

Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut, kini Ajinomoto Indonesia punya tagline/slogan baru, yaitu “Health Provider”. Tagline ini diterjemahkan dalam berbagai program dan inisiatif.

“Health Provider, slogan baru dari Perusahaan untuk kesehatan manusia, masyarakat, dan bumi. Kami berkomitmen mewujudkan eat well, live well. Sebagai Perusahaan kami tidak hanya menciptakan nilai ekonomi tapj juga sosial, kesehatan, dan kesejahteraan,” tutur Shinichi Matsumoto, President Director PT Ajinomoto Indonesia, saat peluncuran Health Provider, di Pabrik Ajinomoto Mojokerto, Rabu (1/11/23).

Baca juga: Jurus ADVANCE Menjadi TOP Brand di Pasar Alat Terapi Kesehatan

Slogan Health Provider merupakan bagian dari inisiatif Ajinomoto Global, yang menargetkan dapat meningkatkan harapan hidup sebanyak 1 miliiar orang di seluruh dunia. “Tujuan utama kami ingin berkontribusi meningkatkan harapan hidup orang Indonesia. Saya ingin membuat orang Indonesia lebih sehat,” ucap Shinichi.

Takuro Seguchi, Vice President PT Ajinomoto Indonesia mengatakan Health Provider dihadirkan setelah mempertimbangkan berbagai masalah kesehatan dan lingkungan yang dihadapi Indonesia. Salah satu implementasi dari slogan tersebut yakni kampanye “Bijak Garam”. Seperti diketahui, terlalu banyak mengonsumsi garam akan menimbulkan penyakit jantung dan darah tinggi.

“Untuk menciptakan makanan sehat kami memiliki produk Masako Less Salt yang bisa mengurangi penggunaan garam pada masakan hingga 25 persen dan produk Masako Less Salt. Makanan pun tetap lezat dengan MSG ,” kata Takuro.

Ajinomoto Indonesia Health Provider
Prof. Rizal Martua Damanik (Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan BKKBN), Takuro Seguchi (Vice President Director PT Ajinomoto Indonesia), Shinichi Matsumoto (Presiden Direktur PT Ajinomoto Indonesia), Achmad Taufik (Deputi Direktur Pusat Industri Hijau, Kementerian Perindustrian) dan Samsul Bakhri (Direktur PT Ajinomoto Indonesia), berfoto bersama usai resmi meluncurkan slogan “Health Provider Ajinomoto di Mojokerto, Jawa Timur pada Rabu (1/11).

Takuro juga mengungkapkan berbagai kegiatan edukasi makanan sehat yang sudah dilakukan Ajinomoto Indonesia. Antara lain eduaksi makanan dan nutrisi  sehat di  20 sekolah, dimana sekitar 8 ribu pelajar sudah terpapar program ini. Ada juga program “Gembira” (Gerakan Masak Bergizi) yang sudah dilakukan 17 kota dan sekiitar 3668 orang mengikut program ini.

Menyinggung peran Ajinomoto Indonesia untuk mengurangi angka stunting di Indonesia, Hermawan Prajudi, Director PT Ajinomoto Indonesia menegaskan, selain gencar mengedukasi masyarakat tentang makanan sehat, Perusahaan juga sudah memiliki dua lini produk untuk menyokong kesehatan, yaitu Masako Less Salt dan dan Sajiku Less Oil.

“Sebagai produsen bumbu penyedap masakan terbesar di Indonesia, kami berkomitmen untuk menciptakan produk yang sehat dan melakukan kampanye Bijak Garam, dengan mengurangi pemakaian garam dan menggunakan MSG karena ada rasa Umami yang bikin masakan enak,” papar Hermawan saat sesi diskusi membahas stunting.

Dalam kesempatan yang sama Prof Dr Ir Annis Catur Adi, Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (UNAIR) mengatakan, makanan yang tidak sehat belum tentu enak. Sebaliknya makanan yang sehat bisa dibuat enak. “Jika makanan sehat dan rasanya enak bisa mengurangi waste food, dan ini bisa dimulai dari keluarga, karena rumah tangga merupakan penghasil sampah terbesar,” bilang Prof Dr Ir Annis.

Transisi Energi dari Batubara ke Biomassa

Untuk ikut menciptakan kualitas lingkungan yang sehat, PT Ajinomoto Indonesia dalam kesempatan tersebut meresmikan penggunaan Biomass di Pabrik Ajinomoto Mojokerto. Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan dari tanaman dan biasanya digunakan sebagai energi dalam jumlah yang cukup besar. Biomassa banyak ditemukan di kehidupan sehari-hari, seperti rerumputan, pepohonan, dan lain-lain.

Baca juga: 25.000 MWh Aset Proyek PLTS Atap Xurya Sudah Terdaftar dalam Sertifikasi Energi Terbarukan

Tidak seperti batubaru yang dari proses pembakarannya menghasilkan gas buang CO2, Biomassa tidak mengandung CO2 sama sekali di dalamnya, sehingga tidak menambah peningkatan emisi gas rumah kaca.

Deputi Direktur Pusat Industri Hijau Kemenperin, Achmad Taufik,  mengatakan kebutuhan akan green product meningkat. Green product bukan hanya produk yang dihasilkan dengan cara hemat energi tapi juga rendah karbon. “Ajinomoto bukan hanya telah melakukan circular economy tapi juga transisi energi,” katanya.

Ajinomoto
Shinichi Matsumoto, Presiden Direktur PT Ajinomoto Indonesia (ketiga dari kiri) dan Ikfina Fahmawati, Bupati Mojokerto (ketiga dari kanan), didampingi oleh jajaran manajemen Ajinomoto, resmi membuka pabrik pengolahan biomassa di lingkungan pabrik Ajinomoto Indonesia, Mojokerto, Jawa Timur pada (1/11/23).
Ajinomoto resmi menggunakan bio massa sebagai pengganti batu bara untuk melakukan proses pengolahan produksinya. Foto: marketing.co.id/lialily.

Menurut Achmad Taufik setidaknya ada empat keuntungan yang dapat dipetik perusahaan yang telah memiliki green product yakni penghematan biaya produksi, akses pasar yang lebih luas, terhindar dari beban pajak karbon, dan dapat menikmati pasar karbon.

Samsul Bakhri, Director PT Ajinomoto Indonesia mengatakan, Ajinomoto Indonesia menargetkan mengurangi emisi CO2 sebesar 32 persen di tahun 2025 dan sebesar 60 persen di tahun 2060. “Dampak yang diterima dari penggunaan Biomass bersifat tidak langsung, brand image ke depan akan lebih baik karena Ajinomoto akan dikenal sebagai brand yang ramah lingkungan,” tuturnya.

Selain ramah lingkungan, penggunaan biomass di pabrik Ajinomoto Mojokerto berpotensi menurunkan penggunaan energi di pabrik tersebut. “Bisa menghemat, apalagi harga batubara saat ini sedang naik,” katanya tanpa menyebutkan berapa besar penghematan yang bisa diraih.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here