Telkomsel terus mendukung pemerintah dalam percepatan keuangan inklusif (financial inclusion) dan Gerakan Nasional Non-Tunai (GNNT) melalui teknologi informasi. Bentuk dukungan tersebut melalui uang digital TCASH.
Layanan ini dimaksudkan untuk membuka akses yang luas bagi masyarakat dalam menikmati layanan keuangan, termasuk membantu sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
“Kami cukup yakin bahwa TCASH dapat menjadi media yang efektif untuk mewujudkan percepatan inklusi layanan keuangan digital untuk semua masyarakat Indonesia,” kata Ririek Adriansyah, Direktur Utama Telkomsel di sela-sela berlangsungnya World Islamic Economic Forum (WIEF) ke-12 di Jakarta.
Ririek menjelaskan bahwa di Indonesia layanan telekomunikasi seluler telah berkembang dengan pesat selama beberapa tahun terakhir, dimana penetrasi seluler mencapai 130% dari total populasi. Hal ini menjadi modal awal yang baik untuk perkembangan mobile financial service di Indonesia. Terlebih lagi dengan jumlah pengguna Telkomsel yang mencapai 157 juta pelanggan, jaringan distribusi yang tersebar di lebih dari 400.000 outlet, dan jangkauan network hingga ke pelosok yang mencakup 95% wilayah populasi Indonesia.
Saat ini Telkomsel telah bekerja sama dengan pemerintah untuk melakukan uji-coba pemanfaatan TCASH sebagai alternatif solusi mekanisme penyaluran non-tunai bantuan pangan dan sosial bersama Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) di Jakarta, Solo, Medan dan Bogor selama bulan Agustus – September 2016 dengan total penerima bantuan sebanyak 1500 orang. Hal ini merupakan bagian dari persiapan implementasi penyaluran non-tunai bantuan pangan dan sosial tahun 2017 oleh pemerintah kepada 15 juta penerima manfaat. Kerja sama ini bertujuan untuk meningkatkan distribusi bantuan sosial secara non-tunai menjadi lebih tepat sasaran, tepat waktu, tepat jumlah, dan tepat administrasi.
Untuk memperluas penetrasi pasar TCASH, Telkomsel menggarap segmen komunitas, seperti Muslimat Nahdlatul Ulama (MNU) untuk memfasilitasi kebutuhan transaksi jual-beli dan pembayaran secara non tunai melalui layanan TCASH bagi 30.000 anggota komunitas Perempuan Nusantara (Penara) dengan komunitas Daarut Tauhid. Ke depannya, layanan ini berpotensi untuk dikembangkan di 3.000 pesantren di Indonesia, serta berbagai komunitas petani maupun komunitas ekonomi menengah ke bawah lain yang belum terjangkau layanan keuangan formal.
“Kami akan terus melakukan pengembangan sehingga produk ini senantiasa memberikan solusi yang tepat, mendorong laju pertumbuhan ekonomi di berbagai daerah, berdampak sosial yang positif dan pada akhirnya memberi kontribusi bagi Indonesia”, tutup Ririek.
Peran TCASH dalam percepatan keuangan inklusif dan GNNT di Indonesia ini ditampilkan di acara WIEF ke-12 yang bertemakan ‘Decentralizing Growth, Empowering Future Business’ yang berlangsung 2-4 Agustus di Jakarta.