Marketing.co.id – Berita UMKM | Di era digital yang penuh persaingan seperti saat ini, banyak bisnis berlomba-lomba mencari cara paling efektif untuk menarik perhatian pelanggan, termasuk melalui influencer. Pertanyaannya, apakah influencer marketing benar-benar lebih efektif dibandingkan iklan digital konvensional?
Siapapun yang pernah mencoba meluncurkan produk baru tahu betul betapa sulitnya mendapatkan perhatian media atau calon pelanggan. Namun kini, perusahaan tidak lagi hanya bergantung pada iklan seperti Google Ads atau media besar. Mereka beralih ke strategi influencer yang lebih otentik dan dipercaya.
Dari Ashton Kutcher ke Era Influencer
Fenomena kekuatan individu dalam media sosial sebenarnya bukan hal baru. Pada 2009, dunia sempat tercengang ketika jumlah pengikut Ashton Kutcher di X (sebelumnya Twitter) menembus angka satu juta. Saat ini, Kutcher memiliki lebih dari 15 juta pengikut, dan banyak selebriti, atlet, serta kreator digital lain yang mengikuti jejaknya.
Baca Juga: 10 Strategi Marketing Efektif Menggunakan Influencer
Perubahan ini menandai pergeseran besar dalam cara publik mengonsumsi informasi. Kini, kredibilitas seseorang di media sosial bisa lebih kuat daripada pesan yang disampaikan melalui iklan digital berbayar.
Mengapa Influencer Marketing Lebih Efektif?
Setidaknya, ada 4 alasan strategi influencer marketing lebih efektif dibanding iklan digital, yaitu:
1. Lebih Personal dan Otentik
Kampanye yang melibatkan influencer terasa lebih alami. Konsumen melihat produk bukan hanya sebagai barang, tetapi sebagai bagian dari gaya hidup seseorang yang mereka kagumi. Inilah yang membuat tingkat kepercayaan terhadap influencer jauh lebih tinggi.
2. Jangkauan dan Keterlibatan yang Lebih Baik
Menurut berbagai riset pemasaran digital, tingkat engagement terhadap konten influencer bisa mencapai 5–10 kali lebih tinggi dibandingkan iklan digital biasa. Bukan sekadar klik dan tayangan, interaksi yang terjadi juga lebih organik.
3. Dampak Jangka Panjang
Kampanye bersama influencer sering kali bertahan lebih lama di benak audiens. Konten-konten mereka juga bisa terus dibagikan dan dilihat berulang kali, bahkan setelah masa promosi berakhir.
4. Efisiensi Biaya Promosi
Meski tarif influencer bisa bervariasi, strategi ini sering kali lebih efisien dibandingkan membeli slot iklan digital yang mahal. Terlebih jika brand memilih micro influencer dengan audiens yang spesifik dan loyal.
Tantangan di Balik Influencer Marketing
Meski menjanjikan, keaslian (authenticity) tetap menjadi kunci utama. Konsumen kini semakin cerdas dan mampu mengenali mana promosi yang tulus dan mana yang hanya sekadar iklan terselubung. Oleh karena itu, penting bagi brand untuk memilih influencer yang sejalan dengan nilai dan brand image.
Selain itu, pengukuran efektivitas juga perlu diperhatikan. Tidak cukup hanya melihat jumlah pengikut atau likes, brand harus memantau conversion rate, reach, dan sentiment analysis untuk menilai keberhasilan kampanye influencer marketing.
Baca Juga: 3 Strategi Influencer Marketing untuk Mengembangkan Bisnis
Baik influencer marketing maupun iklan digital memiliki perannya masing-masing. Namun dalam era di mana kepercayaan menjadi aset paling berharga, influencer marketing terbukti lebih efektif dalam membangun koneksi emosional dan loyalitas pelanggan.
Dengan pendekatan yang tepat, bisnis dapat memanfaatkan kekuatan pengaruh sosial untuk memperkuat reputasi brand, meningkatkan penjualan, dan menciptakan hubungan jangka panjang dengan pelanggan.