Perkuat Kesehatan Kerja, Ajinomoto dan IDKI Dorong Literasi Gizi Lewat Program ‘Health Provider’

0
[Reading Time Estimation: 2 minutes]

Marketing.co.id – Berita Consumer Goods | PT Ajinomoto Indonesia menegaskan kembali komitmennya dalam menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman melalui partisipasi aktif dalam Simposium dan Workshop Kesehatan Kerja yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Dokter Kesehatan Kerja Indonesia (IDKI) di Jakarta. Acara ini menjadi wadah kolaborasi antara pakar kesehatan kerja, dokter perusahaan, dan profesional industri untuk membahas tantangan dan inovasi dalam kesehatan kerja modern.

Partisipasi Ajinomoto dalam simposium ini sejalan dengan filosofi perusahaan untuk mendukung kesejahteraan berkelanjutan melalui pendekatan AminoScience. Selain kontribusi eksternal, Ajinomoto juga menyoroti keberhasilan inisiatif internalnya, yakni Ajinomoto Health Provider, yang berfokus pada pembangunan budaya hidup sehat di kalangan karyawan.

Salah satu program unggulan yang diperkenalkan adalah Health Provider Badges Program. Program edukatif ini dirancang untuk meningkatkan literasi gizi dan kesehatan, yang terbukti efektif dalam mempromosikan perubahan perilaku sehat di tempat kerja.

Indra Nurcahyo, Head of Human Resources Department – PT Ajinomoto Indonesia, menjelaskan, bahwa perusahaan perlu menciptakan program menarik yang dapat mengubah perilaku sehat karyawan. “Program ini terbukti efektif, ditandai dengan peningkatan signifikan pada health age yang tercermin dari hasil Medical Check Up (MCU) karyawan setiap tahunnya, serta perubahan pola makan gizi seimbang,” ujar Indra.

Keberhasilan ini turut didukung dengan kegiatan pendukung seperti Fun & Health Activities, termasuk program exercise dan lose weight challenge, yang mendorong gaya hidup sehat dan berdampak positif pada peningkatan produktivitas kerja secara menyeluruh.

Dampak positif program internal Ajinomoto ini juga diakui oleh pihak IDKI. dr. Rafael Nanda R, MKK, Wakil Sekertaris Pengurus Pusat IDKI, dalam sesi bertajuk “Nutrition Related Diseases Program at Work” menyampaikan, implementasi program di Ajinomoto menunjukkan hasil signifikan.

“Kami melihat adanya peningkatan hasil MCU karyawan setelah mengikuti program ini. Ini menunjukkan bahwa edukasi yang konsisten dan pendekatan yang terstruktur mampu mendorong perubahan perilaku sehat di tempat kerja,” kata dr. Rafael.

Simposium tersebut juga menyoroti pentingnya menjaga asupan makanan harian yang seimbang untuk mencegah penyakit degeneratif seperti hipertensi dan diabetes, yang sering dipicu oleh gaya hidup tidak sehat.

Dalam sesi terpisah bertajuk “Be Wise in Using Salt”, dr. Yohan Samudra, SpGK, AIFO-K, spesialis gizi klinik, menjelaskan bahwa penyakit degeneratif sering kali berawal dari konsumsi garam berlebih. Rata-rata masyarakat Indonesia mengonsumsi garam dua kali lipat dari batas rekomendasi WHO (5 gram per hari).

Untuk mengatasi masalah ini tanpa mengorbankan cita rasa, Ajinomoto gencar mengampanyekan “Bijak Garam”. Kampanye ini menawarkan solusi cerdas dengan mengurangi penggunaan garam saat memasak dan menambahkan sedikit monosodium glutamat (MSG). “Kandungan natrium dalam MSG itu hanya 1/3 dari garam dapur biasa, sehingga dengan takaran 1 sendok teh garam dan ½ sendok teh MSG, asupan natrium kita berkurang, tetapi cita rasa makanan tetap lezat,” jelas dr. Yohan.