Brand Awareness Vs Brand Image: Mana yang Lebih Penting?

0
6 Cara Menggunakan Intuisi untuk Meraih Kesuksesan Bisnis
Young asian woman standing and thoughtful how to present planing of project on board in meeting room, copy space
[Reading Time Estimation: 2 minutes]
Brand Awareness vs Brand Image
Brand Awareness Vs Brand Image: Mana yang Lebih Penting? (Ilustrasi Freepik.com)

Marketing.co.id – Berita UMKM | Dalam dunia branding, awareness dan image adalah dua kata kunci yang sering muncul dalam setiap diskusi strategi brand. Keduanya sama-sama penting, tapi sering kali disalahpahami, dicampuradukkan, bahkan diposisikan seolah saling bersaing. Padahal, brand yang kuat membutuhkan keduanya bekerja secara sinergis.

Mari kita bedah satu per satu, lalu lihat bagaimana keduanya saling melengkapi dan pada akhirnya menentukan apakah sebuah brand akan bertahan di pasar atau tenggelam.

Apa Itu Brand Awareness?

Brand awareness adalah tingkat pengenalan konsumen terhadap sebuah merek. Apakah mereka tahu merek Anda? Apakah mereka pernah melihatnya? Apakah mereka bisa menyebutnya tanpa bantuan saat ditanya?

Di sinilah istilah Top of Mind menjadi indikator utama. Saat seseorang ditanya, “Minuman teh apa yang kamu ingat?” dan dia langsung menjawab Teh Botol, itulah brand awareness yang kuat.

Menurut CEO Frontier dan pendiri Top Brand Award Handi Irawan, brand awareness adalah pintu masuk ke dalam kepala konsumen. Tanpa awareness, brand Anda bahkan tidak ikut kompetisi.

Apa Itu Brand Image?

Jika awareness bicara soal dikenal, maka image bicara soal dipersepsikan seperti apa. Brand image adalah kumpulan asosiasi, emosi, dan penilaian yang dimiliki konsumen terhadap suatu merek. Misalnya, Apple dikenal inovatif dan premium. Indomie dikenal enak, praktis, dan mengenyangkan. Wardah diasosiasikan dengan halal, aman, dan modern. Brand image menjawab pertanyaan: “Kalau saya tahu merek ini, saya menganggapnya seperti apa?”

Brand Awareness Vs Brand Image: Mana yang Lebih Penting?

Idealnya, awareness dulu baru image. Tidak mungkin konsumen membentuk image jika mereka bahkan belum tahu mereknya. Awareness adalah syarat awal agar brand bisa dipertimbangkan. Namun, awareness tanpa image yang kuat hanya akan menciptakan merek yang “dikenal tapi tidak dipilih”.

Ibaratnya, banyak dikenal tapi tidak dipercaya. Banyak orang tahu merek tertentu karena sering iklan, tapi tidak pernah membeli karena image-nya murahan atau tidak relevan dengan mereka. Sebaliknya, brand dengan image kuat tapi awareness rendah juga bermasalah. Konsumen yang cocok mungkin akan suka, tapi tidak banyak yang mengenalnya.

Brand yang ideal memiliki awareness yang tinggi (banyak orang tahu, familiar, tidak asing). Dan, image yang positif dan relevan dikenal dengan keunggulan dan nilai yang sesuai dengan kebutuhan target pasar.

Dalam riset Top Brand Index, brand dengan awareness tinggi dan image kuat akan otomatis naik di Top of Mind dan future intention konsumen. Contohnya BCA, awareness tinggi sebagai bank, image kuat sebagai “bank paling aman dan digital-savvy”. Sania dikenal sebagai brand minyak goreng (awareness), dan dipercaya karena citra “bersih dan sehat” (image), sehingga berhasil melakukan brand extension ke beras. Hemaviton dikenal sebagai multivitamin (awareness), dengan image “penambah stamina” yang membuat brand ini bisa masuk ke pasar energy drink.

Bukan Pilih Salah Satu, Tapi Bangun Keduanya

Jika awareness adalah panggung, maka image adalah pertunjukan. Konsumen akan datang karena tahu (awareness), tapi akan memilih dan bertahan karena suka (image). Brand besar bukan hanya yang dikenal, tapi yang juga punya makna.

Bangun awareness dengan konsistensi komunikasi dan eksposur, dan bangun image dengan pengalaman nyata, cerita, dan nilai yang relevan. Karena dalam branding, dikenal saja belum cukup, harus juga dipercaya dan disukai.