Wapres Terjun ke Lokasi, PKT Geber Pembangunan Pabrik di Papua Barat

Marketing.co.id – Berita Marketing | PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) telah memulai langkah baru dalam mewujudkan komitmen dan usahanya untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Mereka berencana membangun Proyek Strategis Negara (PSN) berupa pabrik pupuk di kawasan industri Fakfak, Papua Barat. Proyek ini merupakan bagian dari strategi PKT untuk menyesuaikan produksi dengan kebutuhan pasar yang terus meningkat. Saat ini, proyek ini memasuki tahap awal pembangunan.

PKT Papua Barat
Wakil Presiden RI, K.H Ma’ruf Amin, didampingi Menteri Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, dan Direktur Utama PKT, Rahmad Pribadi dalam kunjungan kerja ke kawasan pembangunan Proyek Strategis Negara (PSN) PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) di kawasan industri Fakfak, Papua Barat (14/7/23). Pembangunan PSN, mendapatkan perhatian khusus dari Wakil Presiden khususnya yang diberikan mandat penuh oleh Bapak Presiden untuk mengurus percepatan pembangunan.

Pada tanggal 14 Juli, Wakil Presiden RI, K.H Ma’ruf Amin, mengunjungi kawasan industri Fakfak untuk meninjau langsung lokasi pembangunan pabrik baru PKT. Beliau didampingi oleh Menteri Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia. Kehadiran mereka adalah bukti nyata bahwa pemerintah mendukung pembangunan PSN Pabrik Fakfak, Papua Barat.

Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa pembangunan pabrik pupuk di Fakfak tidak hanya akan memenuhi kebutuhan dalam negeri, tetapi juga untuk tujuan ekspor. Hal ini akan mendukung pengembangan pertanian modern di wilayah Timur, terutama di Papua. PKT merasa bangga dan berterima kasih atas dukungan pemerintah dan masyarakat terkait proyek ini.

Meskipun masih dalam tahap awal, PKT telah mengamankan beberapa infrastruktur yang diperlukan untuk proyek ini. Pasokan gas untuk pembangunan pabrik akan didapatkan dari Genting Oil Kasuri Pte.Ltd (GOKPL), dengan sumber gas yang diambil dari Lapangan Asap, Merah dan Kido (AMK) di Kasuri, Papua Barat.

Rahmad Pribadi, Direktur Utama PKT, menyatakan bahwa proyek ini diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam pemberdayaan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar. PKT juga berharap proyek ini dapat mendorong pembangunan yang merata, terutama di wilayah Indonesia Timur. PKT memohon dukungan dari semua pihak terkait dengan pengembangan proyek ini. Jika segalanya berjalan lancar, pabrik baru ini akan menjadikan industri pupuk nasional sebagai yang terbesar di Asia Pasifik, serta memberikan kehormatan bagi Indonesia di tingkat global.

Untuk memprioritaskan sinergi dengan berbagai pihak terkait, PKT juga telah menggelar Gelar Tikar Adat (Wewowo). Kegiatan ini merupakan pertemuan untuk mencapai kesepakatan dan menghormati hak-hak masyarakat adat dalam memperoleh masukan dan dukungan terhadap pembangunan kawasan industri pupuk.

Investasi PKT untuk pembangunan kawasan industri pupuk di Fakfak, Papua Barat ini mencapai lebih dari USD 1 miliar. Pabrik ini nantinya akan memiliki kapasitas produksi pupuk urea sebesar 1,15 juta ton per tahun dan 825 ribu ton per tahun untuk amonia. Pengembangan ini merupakan bagian dari fase kedua pertumbuhan PKT, yang diharapkan dapat terealisasi dalam lima tahun ke depan. Kebutuhan urea pada tahun 2030 diperkirakan mencapai 6 hingga 7 juta ton, dan dengan beroperasinya pabrik baru ini, PKT siap mendukung ketahanan pangan Indonesia dengan menyediakan 4,5 hingga 5 juta ton pupuk, atau sekitar 70 hingga 80 persen dari kebutuhan nasional.

Selain itu, pabrik baru PKT ini juga diharapkan memberikan kontribusi positif pada pendapatan negara. Diperkirakan pendapatan negara dari pajak penghasilan perorangan mencapai Rp 20 miliar per tahun. Selain itu, kontribusi pertumbuhan ekonomi domestik melalui Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dalam proyek ini mencapai nilai Rp 10 triliun. Potensi pendapatan daerah juga diprediksi mencapai Rp 15 miliar per tahun.

PKT menjelaskan bahwa semangat mereka tidak hanya berorientasi pada keuntungan semata, tetapi juga pada inovasi dan aktivitas yang memberikan keberkahan bagi masyarakat. Selama pembangunan proyek, diharapkan akan terserap sekitar 10.000 tenaga kerja saat masa puncak konstruksi dan 400 orang saat operasional. PKT berharap bahwa proyek ini juga akan mendorong pertumbuhan bisnis pendukung di kawasan tersebut, seperti yang telah berhasil dilakukan di Bontang.

Dengan rencana dan progres pembangunan yang ada, PKT optimis bahwa pembangunan pabrik ini akan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat, perekonomian, dan ketahanan pangan nasional. PKT berharap bahwa dukungan dari berbagai pihak akan terus mengalir agar pembangunan ini dapat berjalan dengan sukses, sehingga Indonesia bisa menjadi pusat perhatian di dunia industri pupuk.

“Ini yang kami sebut dengan multiplier effect. Karena semangat kami di PKT tentu tidak semata-mata hanya untuk profit belaka, tapi juga bagaimana segala inovasi dan aktivitas kami bisa memberikan keberkahan bagi masyarakat. Selama durasi pembangunan proyek, kami memperkirakan penyerapan tenaga kerja ribuan orang saat masa puncak konstruksi dan sebanyak 400 orang saat operasional. Proyek ini pun diharapkan bisa mendorong tumbuhnya bisnis pendukung kawasan. Sebagaimana praktik-praktik pemberdayaan masyarakat yang telah sukses dilakukan di Bontang, PKT berharap bisa melakukan hal serupa di Fakfak,” tutup Rahmad.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here