Upaya VIDA Melindungi Industri Fintech Syariah dari Serangan Deepfake

[Reading Time Estimation: 2 minutes]

Marketing.co.id – Berita Digital & Tech | Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan perbankan syariah, mengingat 86,7% penduduknya beragama Islam. Potensi ini tercermin dari peringkat Indonesia yang saat ini menduduki posisi ketiga dalam pangsa pasar teknologi finansial (fintech) syariah terbaik di dunia, mengalahkan Uni Emirat Arab. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksikan pertumbuhan pangsa pasar bank syariah hingga 18 persen pada tahun 2028.

VIDA DEEPFAKE SHIELD 2024
VIDA Deepfake Shield Menjaga Keamanan Digital Pada Industri Fintech Syariah

Untuk mendukung pertumbuhan ini, OJK telah meluncurkan Roadmap Pengembangan dan Penguatan Perbankan Syariah Indonesia 2023-2027. Salah satu fokus utama roadmap ini adalah akselerasi digitalisasi perbankan syariah, termasuk peningkatan kualitas ketahanan Teknologi Informasi (TI) dan perlindungan data pribadi nasabah.

Namun, di balik optimisme tersebut, ancaman siber tetap menjadi tantangan besar. Laporan terbaru dari perusahaan keamanan siber Kaspersky menunjukkan bahwa pihaknya berhasil memblokir 5.863.955 ancaman online selama periode Januari hingga Maret tahun ini. Data dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mencatat lebih dari 204 juta serangan siber terjadi di Indonesia sejak Januari hingga Juni 2023, dengan sektor keuangan menjadi target utama ketiga.

Menghadapi ancaman siber yang semakin canggih, OJK bersama Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) dan Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI) meluncurkan Panduan Strategi Anti-Fraud Penyelenggara Inovasi Teknologi Sektor Keuangan (ITSK). Panduan ini bertujuan untuk membangun kepercayaan masyarakat dengan meningkatkan keamanan transaksi digital.

“Berbagai serangan siber di sektor fintech termasuk syariah perlu menjadi perhatian bersama. Penerapan langkah-langkah keamanan siber dalam setiap transaksi digital sangat penting dilakukan untuk menjaga kepercayaan nasabah,” ungkap Ahmad Taufik, SVP Product VIDA. Mitigasi risiko peretasan pada simpul-simpul keamanan siber layanan fintech syariah menjadi kunci dalam mewujudkan ekosistem keuangan digital syariah yang aman dan terpercaya.

Laporan Whitepaper VIDA mengungkapkan peningkatan penipuan deepfake lebih dari 900% dari 2017 hingga 2019, yang semakin mampu mengelabui sistem keamanan biometrik, termasuk teknologi pengenalan wajah. Salah satu kasus penipuan perbankan menggunakan teknologi deepfake baru-baru ini mengakibatkan kerugian sebesar USD 25 juta atau sekitar IDR 392 miliar bagi sebuah institusi keuangan di Hongkong.

“Saat ini, deepfake menjadi ancaman serius bagi sektor fintech syariah. Teknologi verifikasi identitas secara realtime ketika melakukan transaksi menjadi kunci pertahanan terhadap serangan,” lanjut Ahmad Taufik. Dengan teknologi seperti VIDA Deepfake Shield, institusi fintech syariah dapat memerangi penipuan deepfake secara efektif, sehingga memperkuat ekosistem keuangan digital yang aman dan terpercaya.

Dengan langkah-langkah yang diambil, diharapkan perbankan syariah Indonesia dapat terus berkembang dan memberikan manfaat optimal bagi masyarakat, sembari menjaga keamanan dan integritas ekosistem keuangan digital dari ancaman siber yang terus berkembang.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here