Pertumbuhan transaksi digital adalah bukti nyata kemajuan ekosistem keuangan Indonesia. Namun, kenyamanan ini harus diimbangi dengan kewaspadaan. Kolaborasi antara regulator, pelaku industri, dan masyarakat menjadi fondasi untuk menciptakan ekosistem digital yang aman, inklusif, dan terpercaya.
Marketing.co.id – Berita Digital | Transformasi keuangan digital di Indonesia mencatat lonjakan signifikan. Dalam satu tahun terakhir, volume transaksi digital tumbuh lebih dari 30%, didorong oleh kemudahan akses layanan keuangan hanya lewat genggaman tangan.
Kini, masyarakat dapat membuka rekening, melakukan pembayaran, mengajukan pinjaman, hingga berinvestasi langsung dari smartphone. Namun, kemudahan ini hadir dengan tantangan baru, yaitu ancaman keamanan siber dan penyalahgunaan data pribadi.
Ledakan Transaksi, Lonjakan Risiko
Kemudahan digitalisasi membuat inklusi keuangan semakin luas, termasuk di pelosok negeri. Namun di balik pertumbuhan positif ini, kejahatan siber juga ikut berkembang. Salah satu yang paling mengkhawatirkan adalah identity fraud atau pencurian identitas, di mana pelaku menyamar sebagai orang lain untuk membuka rekening palsu atau mengakses dana secara ilegal.
Di tengah risiko tersebut, proses electronic Know Your Customer (e-KYC) menjadi fondasi penting untuk menjaga kepercayaan dan keamanan. Dengan e-KYC, lembaga keuangan bisa melakukan verifikasi identitas secara digital menggunakan biometrik wajah, OCR dokumen, dan deteksi liveness.
Teknologi ini memungkinkan proses onboarding nasabah dilakukan tanpa tatap muka, namun tetap akurat dan aman. Beberapa perusahaan bahkan telah menerapkan sistem yang didukung kecerdasan buatan (AI) untuk mendeteksi potensi penipuan sejak awal.
Regulator dan Teknologi Bersinergi
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyadari ancaman ini dan telah mengimplementasikan berbagai strategi anti-fraud, termasuk pengawasan intensif terhadap implementasi e-KYC dan penggunaan teknologi pengamanan lanjutan.
Selain itu, identitas digital nasional juga mulai dikembangkan untuk memperkuat otentikasi dalam transaksi online. Dengan pendekatan zero trust dan pemantauan perilaku transaksi secara real-time, sistem AI dapat mengenali aktivitas mencurigakan dan memicu sistem peringatan dini.
Meski teknologi dan regulasi terus berkembang, perlindungan tetap tidak akan optimal tanpa keterlibatan masyarakat. Edukasi digital, literasi keuangan, dan kesadaran menjaga privasi data menjadi kunci utama. Oleh karena itu, jangan sembarangan membagikan data pribadi meski dengan alasan promosi atau hadiah.