Nokia dan Strategi Nostalgia di Era Smartphone: Menghidupkan Kembali Daya Tarik Feature Phone
Marketing.co.id – Berita Digital | Di tengah dominasi smartphone dengan layar besar, kamera berlapis, dan ekosistem aplikasi canggih, Nokia justru memilih langkah yang berbeda. Melalui HMD Global, brand legendaris ini kembali merilis feature phone terbarunya Nokia 130 Music dan Nokia 150 Music dengan daya tarik utama baterai yang diklaim bisa tahan hingga 1 bulan.
Bukan sekadar menghadirkan perangkat komunikasi sederhana, langkah ini merupakan bagian dari strategi positioning Nokia dalam peta kompetisi pasar global.
Menyasar Segmen yang Sering Terlupakan
Tidak semua konsumen membutuhkan smartphone berharga jutaan. Masih banyak kalangan dari pekerja lapangan, masyarakat di daerah dengan keterbatasan listrik, hingga generasi tua yang lebih membutuhkan ponsel ringkas, kokoh, dan hemat daya. Nokia melihat celah ini sebagai peluang untuk tetap relevan.
HMD menargetkan para pecinta musik serta pengguna yang menginginkan perangkat pendamping untuk “detoks digital” dari kompleksitas smartphone. Memiliki fitur panggilan suara jernih, SMS, radio FM, dan senter LED, Nokia 130 Music dijual dengan harga Rp400.000. Sedangkan Nokia 150 music dijual dengan harga Rp475.000.
Nostalgia sebagai Nilai Emosional
Nokia bagi banyak orang bukan sekadar merek ponsel, melainkan bagian dari memori masa lalu. Meluncurkan feature phone dengan desain klasik keypad fisik menjadi strategi emotional branding. Nokia tidak hanya menjual fungsi, tetapi juga membangkitkan kenangan akan era kejayaan ponsel jadul yang “awet, bandel, dan baterainya tak habis-habis.”
Diferensiasi dari Pasar Smartphone
Alih-alih bertarung di pasar smartphone premium yang dikuasai Apple, Samsung, hingga brand Tiongkok, Nokia memilih blue ocean strategy. Mereka menegaskan diri sebagai pelengkap, bukan pesaing langsung dengan menawarkan produk yang fungsional, terjangkau, dan punya proposisi nilai unik: daya tahan baterai ekstra panjang.
Relevansi di Pasar Berkembang
Pasar negara berkembang seperti Indonesia, India, dan Afrika masih menyerap feature phone dalam jumlah besar. Dengan harga murah dan keandalan tinggi, Nokia dapat mengamankan basis konsumen yang membutuhkan ponsel utama untuk komunikasi atau sekadar ponsel kedua untuk cadangan.
Menghidupkan Kembali DNA Merek
Nokia dikenal sebagai pionir dengan tagline legendaris “Connecting People.” Meluncurkan ponsel dengan baterai sebulan adalah cara mereka menghidupkan kembali DNA merek: perangkat komunikasi yang sederhana, bisa diandalkan, dan selalu siap menemani kapan pun.
Langkah Nokia ini adalah contoh brand revival strategy—menggabungkan kekuatan sejarah merek, kebutuhan konsumen yang overlooked, dan positioning unik di tengah pasar yang jenuh dengan smartphone.Jika berhasil, Nokia bisa membuktikan bahwa di era digital yang serba cepat, masih ada ruang besar untuk kesederhanaan yang fungsional.