Purupiru dan Kagama Beksan Hadir di Ludruk “Sakera, Where are You”

[Reading Time Estimation: 2 minutes]

Marketing.co.id – Berita Lifestyle | Yayasan Koncodhewe dan Ikatan Alumni ITB pertama kali berkolaborasi menggelar pentas tari dengan mengangkat Ludruk sebagai hiburan masyarakat. Pentas Ludruk berjudul “Sakera, Where are You” digelar di Gedung Wayang Orang Bharata pada Sabtu (15/07/2023).

Sakera merupakan tokoh legenda pada masa penjajahan Belanda yang dianggap sebagai pahlawan karena berani melawan penguasa Belanda. Tapi, dalam pentas kali ini sosok Sakera tidak dimunculkan, yang di angkat justru orang-orang di sekitar Sakera dan bagaimana opini mereka tentang Sakera.

Sutradara Josh C. Rahadi menjelaskan, “Melalui Sakera kami ingin mengenalkan dunia kesenian kepada masyarakat luas terutama anak muda, agar mencintai budaya bangsa dan diharapkan turut mengawal keberlangsungan kesenian tradisional. Kami menjadikan komunitas ini sebagai wadah berkumpulnya para pecinta seni dengan tujuan mengangkat kesenian tradisional ke kalangan atas. Maka pementasan ini menjadi media berkumpulnya berbagai ‘seniman amatir’ yang berasal dari berbagai paguyuban, sanggar, dan perkumpulan kesenian di Jabodetabek. Seluruh pemain dan penari ludruk ini berasal dari sektor non kesenian dengan beragam latar belakang yang mempunyai kecintaan yang tinggi terhadap seni budaya”.

Pentas Ludruk “Sakera, Where are You” ini juga merupakan wujud peran serta masyarakat dalam rangka memberikan kegembiraan dan menularkan keberlangsungan kesenian kepada generasi penerus Indonesia. Sehingga, panitia membuka sistem tiket donasi yang ditujukan untuk anak-anak panti asuhan binaan komunitas yang datang tidak hanya untuk menonton tetapi sekaligus mengenalkan seni tradisional dan menularkan keberlangsungan kesenian tradisional ini.

Melalui pertunjukan Sakera, sutradara ingin memberikan pesan bahwa masyarakat harus berhati-hati dalam memilih sosok yang menjadi panutan dan pemimpin, Tidak hitam putih, harus benar-benar dilihat latar belakang dan track record-nya. Jadi walaupun sosok Sakera tidak dimunculkan di pentas ini, tapi kita bisa mengetahui seperti apa reputasi kepemimpinan Sakera dari pandangan masyarakat dan orang-orang terdekatnya.

Penampilan para pemain dan penari sangat menghibur penonton yang memenuhi Gedung Wayang Orang Bharata. Hampir semua kursi penuh di isi penonton yang hadir tidak hanya dari kalangan orang tua saja tetapi banyak juga terdapat anak-anak muda.

Salah satu penonton memberikan komentarnya. “Dari kecil saya menyukai ludruk dan suka menari Jawa. Apapun ceritanya terselip guyonan, ini yang bikin kangen untuk menonton ludruk. Jadi kalau ada pentas ludruk pasti saya akan usahakan untuk nonton. Dan, kisah Sakera yang diangkat ini bisa dijadikan contoh dalam memilih pemimpin,” ujar Alfa Hasanah yang datang bersama beberapa temannya.

Pentas Ludruk “Sakera Where are You” ini juga didukung oleh para penari dari Kagama Beksan, dan Purupiru, konsultan komunikasi di Jakarta. Melihat banyaknya penonton dari lintas generasi yang hadir menyaksikan pentas ludruk yang diadakan dua kali ini memberikan harapan bahwa seni tradisional masih mendapatkan tempat di hati masyarakat Indonesia.

“Kami sangat senang sekali melihat antusias penonton menyaksikan pentas seni tradisional ini, ini menunjukkan minat masyarakat akan hiburan seni tradisional masih tinggi. Harapan kami ke depannya akan semakin banyak anak-anak muda yang ikut menjaga dan mengawal keberlangsungan budaya bangsa. Melalui pentas seni tradisional ini kami juga bisa menyampaikan pesan moral dan sosial tanpa perlu menimbulkan kebencian ataupun aksi huru hara,” tutup Josh.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here