Perlukah Menjaga Kadar Trigliserida untuk Kesehatan dan Pengajuan Asuransi?

[Reading Time Estimation: 2 minutes]

Mareting.co.id – Berita Financial Services | Menjalani Medical Check Up (MCU) merupakan langkah penting dalam memantau kesehatan, termasuk mengetahui kadar trigliserida dalam darah. Trigliserida adalah jenis lemak yang berfungsi menyimpan kalori dan menyediakan energi bagi tubuh. Namun, kadar trigliserida yang tinggi dapat menjadi ancaman serius bagi kesehatan dan memengaruhi pengajuan asuransi kesehatan.

Sequis
Sequis Ajak Masyarakat Rutin Cek Angka Trigliserida.

Pengaruh Trigliserida Terhadap Pengajuan Asuransi

Dr. Debora Aloina Ita Tarigan, seorang Medical Underwriter dari Sequis, menjelaskan bahwa beberapa produk asuransi kesehatan mensyaratkan MCU untuk mengukur risiko kesehatan calon tertanggung. Kadar trigliserida menjadi salah satu indikator penting dalam penilaian risiko tersebut. Hasil MCU atau jawaban mengenai riwayat kesehatan pada Surat Pengajuan Asuransi (SPA) akan menentukan besaran risiko calon tertanggung. Berdasarkan hasil tersebut, calon tertanggung dapat dikelompokkan dalam kategori risiko standar, risiko tinggi (dikenakan beban ekstra premi), atau risiko sangat tinggi yang kemungkinan besar pengajuan asuransinya akan ditolak.

Memahami Kadar Trigliserida

Kadar trigliserida yang normal adalah kurang dari 150 mg/dL. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan angka antara 150-199 mg/dL, perlu diwaspadai karena bisa terus meningkat hingga 200-500 mg/dL. Kadar trigliserida lebih dari 500 mg/dL tergolong sangat tinggi dan berbahaya. Dr. Debora menekankan pentingnya literasi mengenai trigliserida karena sering kali kadar trigliserida naik tanpa gejala. Bahkan, gejala baru muncul saat kadar trigliserida sudah sangat tinggi, mencapai 1.000 hingga 2.000 mg/dL. Kadar trigliserida yang tinggi meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.

Gaya Hidup dan Faktor Penyebab

Kebiasaan sehari-hari sangat mempengaruhi kadar trigliserida dalam tubuh. Konsumsi kalori berlebihan dan kurang bergerak adalah pemicu utama kenaikan trigliserida. Faktor genetik juga dapat berperan dalam kadar trigliserida yang tidak normal.

Mengontrol trigliserida dapat dilakukan dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat, seperti:
– Berolahraga Rutin: Aktivitas fisik membantu membakar kalori dan mencegah penumpukan lemak.
– Mengelola Stres: Stres dapat meningkatkan produksi kolesterol buruk (LDL) yang memengaruhi kadar trigliserida. Teknik relaksasi seperti meditasi atau yoga dapat membantu mengelola stres.
– Polah Makan Sehat: Konsumsi makanan yang mengandung karbohidrat kompleks, biji-bijian utuh, sayuran, dan buah-buahan segar. Hindari lemak jenuh dan trans, serta pilih lemak sehat seperti alpukat, kacang-kacangan, dan minyak zaitun. Makanan kaya omega-3 seperti ikan berlemak dan chia seeds juga baik untuk menurunkan trigliserida.
– Hindari Kebiasaan Merokok dan Alkohol: Alkohol dapat menambah kalori yang memengaruhi trigliserida. Lebih baik hidrasi tubuh dengan air putih.

Pentingnya Pemantauan dan Konsultasi Medis

Dr. Debora mengingatkan bahwa pasien dengan riwayat penyakit tertentu seperti diabetes, liver, obesitas, dan hormon tiroid rendah perlu memantau kadar trigliserida secara teratur melalui tes darah. Konsultasi dengan dokter sangat disarankan jika kadar trigliserida tetap tinggi. Jangan melakukan diagnosa sendiri dan selalu ikuti saran medis dalam menjalani diet dan pengobatan.

Menjaga kadar trigliserida tetap normal tidak hanya penting untuk kesehatan jangka panjang, tetapi juga berpengaruh dalam proses pengajuan asuransi kesehatan. Oleh karena itu, menerapkan gaya hidup sehat dan rutin memantau kondisi kesehatan menjadi kunci utama untuk hidup yang lebih baik dan bebas risiko.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here