Pariwisata Indonesia Kurang Promosi

Pariwisata Indonesia dinilai masih kurang promosi dibandingkan dengan negara tetangga, Malaysia. Hal ini diakui oleh M Faried, Direktur Promosi Pariwisata Dalam Negeri, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Masih kurangnya promosi wisata disebabkan oleh kecilnya anggaran yang diberikan pemerintah. Untuk mengakalinya pemerintah berusaha melakukan joint promotion .Pemerintah katanya tidak mungkin bekerja sendiri untuk mengembangkan wisata, karena itu perlu kerjasama promosi dengan seluruh stakeholder terkait, seperti perusahaan penerbangan, perhotelan, perbankan, dan pemda setempat

Strategi lainnya dengan memanfaatkan internet sebagai media promosi. Hal ini sekaligus untuk menggarap segmen anak – anak muda. “Kawula muda pasar yang sangat menantang,” katanya. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah meluncurkan situs www.kncnegerimu.com untuk menyebarkan luaskan informasi destinasi di seluruh Indonesia.

“Untuk menarik segmen anak-anak muda kami juga menggelar program Untaian Jazz Nusantara di berbagai daerah seperti Batam dan Ambon,” katanya saat peluncuran “BCA TravelTime with Accorhotels.com”, di Grand Indonesia, Jakarta, hari ini (17/11).

Yang mengembirakan di tengah masih minimnya promosi wisata di tanah air, jumlah wisawatan nusantara (wisnus)  mengalami peningkatan. “Di Bali jumlah wisnus (wisatawan nusantara) sudah bersaing dengan wisatawan mancanegara,” tuturnya.

Indikasi meningkatnya wisnus bisa dilihat dari tingginya angka perjalanan udara di Indonesia. Saat ini katanya ada 16 operator penerbangan domestik dengan kapasitas 70,5 juta kursi, melayani 81 kota di Indonesia dengan penerbangan reguler terjadwal. “Kondisi ini memberikan peluang bagi wisnus untuk menjelajahi nusantara dalam perjalanan waktu yang singkat,” ungkapnya.

Selama Januari – September 2011, jumlah penumpang penerbangan domestik mencapai 32,25 juta orang, naik 22,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni 31,17 juta orang. Peningkatan terjadi di seluruh bandara – bandara utama, seperti Hassanudin Makassar (28,3%), Ngurahrai-Bali (21,3%), Soekarno-Hatta (15,7%), Polonia-Medan (15,7%), dan Juanda-Surabaya (12,05).

Perihal target 7,7 juta kunjungan wisatawan mancanegara yang ditargetkan pemerintah tahun ini, dia optimis akan tercapai. “Hingga September tahun ini jumlah kunjungan wisatawan asing mencapai 5,6 juta orang,” tuturnya. (Tony Burhanudin/www.marketing.co.id)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.