Honda Mega Pro Taklukkan Kaki Lereng Bromo
Microsoft Pastikan Windows Phone 7 Hadir 11 Oktober
Pierre Cardin Incar Fashionista Muda
PT BSD Akuisisi 85 Persen Saham Duta Pertiwi
Tambah Empat Layanan Baru,Cipaganti Gandeng Flexi
Cipaganti Group menggandeng Telkom Flexi untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggannya. Pelayanan yang diberikan sebanyak empat jenis layanan, antara lain kemudahan bagi pelanggan untuk melihat jumlah sheet yang tersedia saat ingin menggunakan jasa shuttle atau travel Cipaganti. Sedangkan untuk Taxi, Cipaganti juga bekerjasama dengan Flexi dalam menyediakan telepon gratis ke nomor Telkom Flexi.
Layanan lain yakni pada Taxi dan VIP Shuttle Bandara Cipaganti juga disediakan FlexiNet WiFi, SMS Notifikasi pada saat melakukan reservasi pada jasa layanan shuttle dan travel dan penyediaan Layanan Call Center Cipaganti dengan nomor cantik Flexi (xxx-70 500 000).
Jadi bagi pelanggan Cipaganti yang sekaligus menjadi pelanggan dari Flexi yang ingin mengetahui jumlah sheet yang tersisa berdasarkan pull di lokasi terdekat, mereka cukup melihatnya dari flexi browser pada handset flexi.
“Dengan hadirnya layanan ini kami berharap dapat semakin memuaskan pelayanan ke pelanggan,” ujar Presiden Direktur Cipaganti Group, Andianto Setiabudi. Untuk tahap awal lanjut Andianto, fasilitas ini akan tersedia pada aramada kendaraan Cipaganti di daerah Jabodetabek dan Bandung. Setleah itu secara bertahap akan diperluas ke Jawa Tengah dan Jawa Timur, dan Bali.
Saat ini rata-rata per bulannnya, Cipaganti bisa mengangkut 300 ribu penumpang untuk semua armadanya. Dengan pencapaian tersebut pangsa pasar perusahaan travel ini sekarang sudah mencapai 60 persen. Kini, Cipaganti memiliki armada travel, 700 unit, sedangkan untuk bus sekitar 115 bus. Dan taxi yang baru beroperasi di Jakarta sebanyak 100 unit. (MARKETING/Andri Darmawan)
Merek-Merek yang Menjadi Favorit Mahasiswa
Untuk menunjang aktivitas mahasiswa, banyak merek dari berbagai produk gencar ditawarkan kepada mereka. Namun, merek-merek mana sajakah yang akhirnya dipilih oleh mahasiswa?
Perkembangan teknologi dan informasi yang terjadi saat ini telah mengubah gaya hidup mahasiswa. Jika 10 tahun lalu jarang kita jumpai mahasiswa mententeng-nenteng laptop, kini mereka seolah tidak bisa lepas dari komputer jinjing itu. Apalagi soal hand phone, rasanya hampir tidak ada mahasiswa yang tidak memilikinya. Tengok saja kalau mereka kongko-kongko di taman atau di rumah makan, pasti selain minuman dan makanan, laptop dan hand phone selalu menemani mereka. Bahkan menurut data survei, tak jarang mahasiswa memiliki lebih dari satu buah hand phone.
Soal internet, belakangan kerap muncul istilah “mahasiswa Google”. Kata ini ditujukan bagi mahasiswa yang doyan mengerjakan tugas dengan cara instan, yaitu browsing melalui internet. Cara instan ini bukan serta-merta menggambarkan sikap buruk seorang mahasiswa—yaitu malas belajar, melainkan lebih merupakan bentuk dari gaya hidup (lifestyle) sekaligus kebutuhan bagi mahasiswa masa kini. Seiring dengan zamannya konvergensi media, dalam hal memperoleh informasi, mahasiswa melakukannya melalui tiga media sekaligus, yakni televisi, internet, dan mobile phone. Maka itu, tak heran jika di kamar kos mereka sering dijumpai televisi, komputer/laptop yang dilengkapi modem untuk akses internet, serta hand phone.
Semenjak harga perangkat teknologi telepon seluler mulai terjangkau oleh kantong mahasiswa, baik dari produk hand phone maupun sim card-nya, kini hampir setiap mahasiswa memiliki perangkat itu. Bahkan, di antara mereka ini ada yang memiliki 2–3 buah hand phone. Sebagaimana data hasil survei yang dilakukan SurveyOne terhadap 400 mahasiswa di Jabotabek, diperlihatkan sebanyak 43.7 % dari responden memiliki dua buah hand phone, dan 4.9% lainnya memiliki tiga buah hand phone. Sementara, separuh dari responden tercatat memiliki satu buah hand phone.
Menyinggung tentang sim card yang dipakai oleh mereka, IM3 adalah kartu yang paling banyak dipilih. Berikutnya adalah XL dan Esia. Ketiga kartu ini memang lebih gencar menawarkan tarif murah yang tentunya terjangkau oleh daya beli mahasiswa. IM3 banyak dipilih selain karena tarifnya murah, juga kartu ini sengaja diarahkan untuk menggarap segmen anak muda, termasuk mahasiswa.
Siapa pun pengguna internet, hampir semuanya memiliki akun Facebook. Tak terkecuali mahasiswa. Situs Facebook memang sangat digemari oleh semua lapisan netter, dari anak SMP, mahasiswa, sampai orang tua, dan ibu-ibu rumah tangga. Perkembangan situs jejaring sosial ini memang luar biasa di Indonesia, melebihi situs apa pun. Dengan situs ini, kita bisa mendapatkan banyak kawan, menemukan kembali kawan-kawan kita yang sudah lama tidak berhubungan, bisa berbagi informasi, dan yang terpenting bisa “narsis”. Dan perilaku seperti ini memang cocok dengan sifat anak muda. Hasil survei menunjukkan Facebook menempati urutan teratas sebagai situs yang sering dikunjungi mahasiswa.
Google menempati urutan kedua sebagai situs yang sering dikunjungi. Sebagai mesin pencari data atau informasi, situs ini banyak dimanfaatkan mahasiswa untuk mencari informasi atau bahan-bahan untuk kuliah maupun skripsi. Mahasiswa sekarang akan semakin jarang datang ke perpustakaan untuk mencari bahan-bahan kuliah maupun skripsinya. Cukup dengan membuka Google di kamar, hampir semua bahan atau informasi yang dibutuhkan bisa diperoleh melalui situs ini. Rasanya julukan mahasiswa Google memang cukup tepat untuk mahasiswa sekarang ini.
Sebelumnya, Yahoo cukup populer sebagai situs mesin pencari. Namun, semenjak ada Google dan Facebook dengan segala kelebihannya serta keberadaan mobile internet, praktis Yahoo banyak ditinggal pengunjungnya. Untung saja di Yahoo masih ada layanan e-mail, sehingga situs ini masih tetap dikunjungi. Namun umumnya, netter yang membuka situs Yahoo lebih dikarenakan berhubungan dengan surat elektronik.
Lalu, bagaimana dengan laptop yang dimiliki? Nampaknya, mahasiswa masih percaya pada merek-merek luar yang sudah dikenal, kendati sekarang ini telah bermunculan beberapa merek lokal dengan harga lebih murah. Hasil survei menunjukkan Acer merupakan merek laptop yang paling banyak dimiliki mahasiswa. Acer dipilih karena merek ini sudah lama dikenal, namun mematok harga yang relatif terjangkau bagi mahasiswa.
Toshiba adalah merek laptop kedua yang paling banyak dimiliki mahasiswa. Toshiba yang dikenal dengan kualitasnya, belakangan ini juga mengeluarkan produk laptop dengan harga yang terjangkau oleh kebanyakan konsumen. Hal ini menjadikan mahasiswa terdorong untuk memiliki laptop Toshiba. Berikutnya adalah merek HP di posisi ketiga, sebagai merek laptop yang banyak dimiliki mahasiswa.
Dalam soal perbankan, BCA dan Mandiri adalah dua bank yang banyak dipilih mahasiswa untuk menyimpan uang mereka. Kedua bank ini dipilih karena infrastruktur layanan yang lebih lengkap dan lebih mudah terjangkau lokasi tempat layanannya. Mesin ATM kedua bank ini sudah menyebar di mana-mana, sehingga memudahkan nasabah untuk mengambil uang atau melakukan transfer, termasuk melakukan berbagai pembayaran lainnya. Jika melihat hasil survei yang ada, nampak BCA dan Mandiri bersaing ketat memperebutkan segmen mahasiswa. (Majalah MARKETING)
Masyarakat Cukup Puas dengan Layanan Publik
“Konsumen menilai pelayanan PLN dan PD Air Minum masih sangat jelek atau jauh dari yang diharapkan, tetapi ironisnya pelanggan tidak bisa berbuat apa-apa untuk mempertahankan atau menuntut haknya.” (Waspada Online, 19 Mei 2010)
Kutipan di atas adalah bentuk kekecewaan pelanggan terhadap kedua instansi tersebut karena seringnya mereka bermasalah. Dalam kasus PLN misalnya, sering terjadi pemadaman listrik sebagai akibat kekurangan pasokan listrik atau gangguan pada sumber listriknya. Sehingga, perusahaan pelat merah ini sering dipelesetkan sebagai perusahaan “byar-pet”. Walaupun itu sering terjadi di luar kuasa PLN, pelanggan mana tahu mengenai penyebabnya. Bagi pelanggan, yang terasa adalah ketidaknyamanan, dan hal itu sangat mengganggu. Bahkan, bisa menimbulkan kerugian materiil.
Kinerja layanan PLN sebenarnya tidaklah terlalu buruk. Ini bisa ditilik dari usaha PLN memberikan berbagai layanan kepada pelanggan. Salah satunya adalah Call Center 123. Melalui layanan ini, pelanggan bisa menyampaikan keluhan, menambah daya, pasang baru, dan sebagainya, tanpa repot datang ke kantor PLN. Kemudian, di kantor-kantor cabang atau layanannya, terpampang spanduk besar yang bertuliskan, “Jangan memberi tip kepada petugas kami”.
Hasil upaya PLN dalam meningkatkan kinerja pelayanannya selama ini cukup bagus dinilai pelanggan. Sebagaimana terlihat dari hasil survei yang dilakukan SurveyOne di enam kota besar (Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, dan Makassar) tentang kepuasan terhadap layanan publik, di mana PLN mendapat total skor kepuasan 63.25. Kepuasan tertinggi diraih di Makassar (72.28), sementara kepuasan terendah tercatat di Medan (54.30).
Semangat untuk meningkatkan layanan konsumen/pelanggan tidak hanya terjadi di PLN saja, hal ini juga nyata diperlihatkan di instansi pemerintah lainnya, seperti kantor kelurahan dan SAMSAT (untuk pengurusan KTP dan SIM). Bahkan, layanan di kelurahan dinilai oleh masyarakat paling bagus ketimbang layanan publik lainnya. Mengurus KTP maupun SIM kini tidak lagi dipersulit; waktunya singkat dengan biaya yang normal. Bahkan untuk layanan SIM, pihak kepolisian sampai proaktif mendekati masyarakat. Kemudahan dalam proses pengurusan serta keseriusan menghapus calo adalah dua hal yang mendapat apresiasi yang signifikan dari masyarakat. Atas upaya ini, masyarakat merasa cukup puas dengan memberikan skor kepuasan 64.24 untuk pembuatan atau perpanjangan KTP, dan 62.27 untuk pembuatan atau perpanjangan SIM.
Sebagai penyedia jasa transportasi publik melalui moda kereta api, layanan yang diberikan PT KAI sejauh ini masih dinilai kurang bagus. Dibanding layanan publik lainnya, layanan kereta api dinilai paling rendah skor kepuasannya, yang hanya meraih 58.63. Kekecewaan masyarakat terhadap layanan kereta api merupakan dampak dari persoalan yang dihadapi perkeretaapian nasional yang tak kunjung terselesaikan dengan baik.
Permasalahan yang dihadapi perkeretaapian nasional memang cukup pelik, baik dari sisi internal maupun eksternal. Pesatnya perubahan lingkungan eksternal dan perkembangan global, baik dari aspek teknologi, ekonomi, sistem informasi, dan desentralisasi, menyebabkan semakin tingginya tuntutan terhadap akuntabilitas, efisiensi, dan kualitas pelayanan. Sementara di sisi lain, PT KAI terkendala pada pendanaan, juga kebutuhan subsidi dan kebutuhan biaya investasi yang besar.
Oleh karena itu, tidak heran jika sering terjadi gerbong anjlok, karena gerbong yang beroperasi sudah tua atau relnya sudah banyak yang rusak. Dan menjadi pemandangan sehari-hari penumpang KRL yang berjubel hingga di atas gerbong, lantaran keterbatasan armada dibanding jumlah penumpangnya. Oh, kereta apiku yang malang…. (Majalah MARKETING)