OJK tidak bisa Bergerak Sendiri Melawan Fraud di Industri Keuangan

Marketing.co.id – Berita Digital & Techno|Ekonomi digital Indonesia mengalami perkembangan pesat dalam beberapa tahun terakhir, didorong oleh meningkatkanya transaksi keuangan. Namun, hal ini juga menciptakan ekosistem keuangan yang semakin kompleks dengan risiko dan ancaman penipuan yang baru.

Dalam salah satu sesi diskusi di Digital Transformation Indonesia Conference and Expo (DTI-CX 2023), Roberto Akyuwen, Kepala OJK Kantor Regional 1 DKI Jakarta dan Banten mengungkapkan, dalam praktiknya, transformasi digital memiliki dua tujuan, yakni pertumbuhan usaha dan memperkuat tata kelola dalam mengurangi risiko yang biasanya menjadi masalah di bank-bank skala menengah atau kecil.

“Dalam mencegah fraud, OJK sebagai regulator tidak bisa bergerak sendiri. Kolaborasi dengan pelaku industri jasa keuangan diperlukan dalam mendorong industri menciptakan platform yang aman, sekaligus memberikan edukasi literasi digital. Disamping itu, evaluasi dan pemantauan platform juga penting sebagai tolok ukur keamanan jaringan dalam meluncurkan produk dari lembaga jasa keuangan,” papar Roberto.

Baca juga: Solusi Big Data VisionAnalytics ini Mampu Menangkal Fraud di Industri Perbankan

Ahmad Taufik, Head of Product Solution VIDA mengamati, bahwa industri keuangan menjadi area yang sangat besar persentasenya dalam fraud yang berkaitan dengan digital identity. Padahal, dari hasil riset yang dilakukan VIDA bersama Katadata Insight Center, ditemukan bahwa digital identity sangat berdampak percepatan perkembangan bisnis dan industri.

“Sebanyak 58% perusahaan mengalami peningkatan penjualan setelah adopsi teknologi digital identity. Maka, dalam kolaborasi bersama untuk mengatasi tantangan ini, perusahaan teknologi memiliki peran yang signifikan dalam memberikan manfaat digitalisasi dan juga keseimbangan agar jangan sampai kekhawatiran akan fraud itu tidak meneruskan langkah kita untuk memanfaatkan digital identity,” ungkapnya.

Identity assurance level dan authentication assurance level merupakan dua hal yang diharapkan bisa menjadi solusi dari mitigasi risiko terhadap fraud. VIDA menyadari agar keduanya dapat dengan cepat diterima oleh masyarakat, penting untuk memastikan bahwa pengguna merasakan kemudahan dan kepercayaan terkait verifikasi identitas yang mudah.

Baca juga: Pos Indonesia Gunakan Teknologi Face Recognition dan Geotagging untuk Validasi Penyaluran Bansos

“Selain itu, kami juga berkomitmen untuk terus melakukan sosialisasi dan literasi tentang tanda tangan digital sebagai salah satu bentuk identitas digital yang terverifikasi secara berkesinambungan. Hal ini bertujuan untuk mencapai tingkat maksimal dalam memitigasi risiko dan fraud. Kami pun berupaya untuk memberikan tata kelola yang komprehensif dan mendukung kemudahan tersebut,” tutup Taufik.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here