koprol.com: Ng-oprol with Stranger

[Reading Time Estimation: 3 minutes]

Pendiri Koprol
Pendiri Koprol

Koprol.com merupakan proyek iseng-iseng tanpa promosi di 2008, yang kemudian menjadi hot dengan jumlah anggota 52.000 member. Kendati belum serius membidik target, tanggapan pasar  ternyata sangat positif. Tak sekedar tempat having fun, koprol.com juga berfungsi sebagai social city guidelines.

Urusan social media, Facebook, Twitter, Friendster, dan LinkedIn memang paling digandrungi di dunia. Boleh dibilang, belum ada yang mampu menyaingi hebatnya situs-situs tadi. Kesuksesan sejumlah situs jejaring sosial yang sejak beberapa tahun lalu mewabah di Indonesia, membuat bisnis ini juga dilirik oleh pemain lokal. Sejumlah website social media asli Indonesia pun bermunculan. Namun, hanya yang punya unique selling point yang mampu bertahan melawan “raksasa-raksasa” tadi.

Koprol.com, adalah salah satu situs jejaring sosial produksi anak bangsa. Location based atau media sosial yang berbasis lokasi merupakan kelebihan yang menjadi nilai jual. Di luar negeri sana memang ada social media semacam ini. Namun ketika sudah masuk ke area location based, pastinya hanya situs lokal yang dipilih oleh pengguna dari Indonesia. Berbeda dengan social media lain yang hanya memungkinkan komunikasi dengan sesama teman, koprol.com mampu menghubungkan user-nya dengan stranger atau orang asing.

“Kita membuat alternatif Facebook. Bedanya, Koprol.com adalah produk location based. Bukan sesuatu yang penting ‘siapa’ yang men-share, tetapi ‘di mana’ dan ‘apa’”, kata Satya Witoelar salah satu pendiri Koprol.com.

Awalnya, koprol.com mulai digodok tahun 2008 oleh SkyEight, sebuah perusahaan jasa pembuatan software dan games digital. Berbangga diri menjadi website lokal dan disandingkan dengan Facebook, menurut SkyEight, Koprol.com masih dalam status Beta atau masih ‘mentah’. Kendati sudah bisa dinikmati, tetapi masih ada 70 sampai 80 persen proyek yang belum tuntas.

Fajar Budiprasetyo, Daniel Armanto, dan Satya Witoelar bukannya setengah-setengah dalam mengerjakan koprol.com. Animo masyarakat yang terlalu besar, membuat website yang masih dalam tahap uji coba dan belum sempat di-launch ini keburu diendus pengguna internet tanah air. Blow-up media dan viral effect di situs jejaring sosial pun tak dapat dibendung.

Di Koprol, kita bisa melihat dan berkenalan langsung dengan stranger, tanpa harus meng-add atau mem-follow (seperti halnya di Twitter) terlebih dulu. Selanjutnya, user bisa langsung mencari lokasi, gedung, atau restoran pada kotak pencarian. Meng-klik salah satu hasil search akan memunculkan user koprol yang berada di tempat tersebut. Review mengenai tempat yang dicari tampil di bagian bawah. Di bagian review setiap orang bisa memberikan rate, dengan memberi thumbs up atau thumbs down untuk tempat-tempat di sekitar wilayah tersebut.

Sebagai user baru, Anda akan sedikit bingung dengan tombol “check in” yang ada di sebelah kanan hasil pencarian. Apa fungsinya? Menekan tombol “check in”, artinya Anda berada di area tersebut. Jika ada user lain “check in” di tempat yang sama, Anda bisa saling berkomunikasi, meminta rekomendasi, atau bahkan bertemu muka. Hal standar lain, seperti yang bisa dilakukan pada Facebook seperti fitur messages atau meng-upload foto, juga ada disini.

Saat ini, user terbanyak datang dari Jakarta dan pertumbuhannya sangat cepat, bisa mencapai 400 orang dalam sehari. Koprol sendiri mencatat 600-700 visitor per hari yang berkunjung dan betah berlama-lama. Untuk pageviews tiap harinya, sebanyak 80 ribu halaman Koprol diakses melalui PC. Sementara melalui ponsel, ada 70 ribu halaman yang dibuka.

Berbeda dengan jejaring sosial lain yang malah drop pengunjung di akhir pekan, Koprol justru lebih banyak diserbu. Kenapa? Pasalnya, user membutuhkan informasi mengenai tempat-tempat wisata atau restoran yang recommended di hari libur mereka. Tak heran, banyak pengakses koprol yang menggunakan ponsel pada saat weekend. (Tresnawati)

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here