Nasib Keuangan Syariah Pascapandemi Tergantung 5 Faktor Ini

Marketing.co.id – Berita Ekonomi | Pandemi Covid-19 sedikit atau banyak telah dan akan mengubah wajah industri di berbagai sektor. Sektor keuangan syariah juga akan terkena dampak dari pandemi global ini. Dikutip dari Bisnis.com, Hylmun Izhar, Ekonom Senior Bank Pembangunan Islam mengatakan, setidaknya ada lima dimensi yang akan membentuk industri keuangan syariah pascapandemi.

Pertama, evolusi pranata sosial. Hal ini akan berdampak pada cara pandang hidup dan pergeseran preferensi sosial di mana interaksi ekonomi dan keuangan menjadi bagian darinya. Pandemi saat ini telah mengajarkan kepada kita welas asih, solidaritas, dan kemakmuran bersama tanpa memandang latar belakang negara, etnis, dan agama.

Belajar dari nilai-nilai tersebut, bukan tidak mungkin komunitas global akan mempertanyakan eksistensi dan relevansi dari sistem dan tatanan kelembagaan keuangan yang telah menghasilkan apa yang disebut El-Erian (2016) sebagai ketimpangan (inequality) trifecta, yakni ketimpangan 1) pendapatan (income), 2) kekayaan (wealth), dan kesempatan (opportunities).

Bank Syariah
Pelayanan di salah satu cabang Bank Syariah Mandiri

Kedua, perubahan metode berbisnis diiringi dengan meluasnya digitalisasi. Seiring dengan poin pertama diatas, ditambah dengan meluasnya digitalisasi, cara berbisnis, metode kerja, dan transaksi keuangan juga dapat berubah drastis.

Otomasi proses produksi dan proses transaksi keuangan akan terjadi hanya dalam hitungan sepersekian detik. Bagi keuangan syariah, ini akan menimbulkan wilayah tantangan baru yang harus diimbangi dengan ide-ide segar fikih muamalah kontemporer.

Ketiga, kemunculan jenis aset-aset baru. Realitas akan era digital baru akan mengubah pengertian aset. Konsekuensinya, lanskap dan building block kontrak keuangan syariah akan menemukan keseimbangan baru. Karakterisasi ‘DNA’ aset akan menjadi penting untuk menentukan parameter syariah sebuah transaksi keuangan syariah.

Keempat, prospek lahirnya mata uang global baru. Momentum kelahiran mata uang global baru yang mengancam eksistensi fiat money tidak bisa dinegasikan. Kombinasi cryptocurrency dan teknologi block chain akan kian menemukan momentumnya.

Kelima, pergeseran tren dari globalisasi menjadi regionalisasi.Pandemi telah mengungkap ketergantungan dunia yang cukup akut terhadap China yang mengendalikan sepertiga rantai pasokan global. Hal ini dapat memicu restrukturisasi besar-besaran terhadap mata rantai produksi dan sumber daya agar lebih dekat kepada pengguna akhir.

Perusahaan juga akan lebih terpacu untuk melokalkan atau membuat regionalisasi rantai pasokan mereka. Dalam konteks keuangan syariah dan pengembangan industri halal, ini menjadi pembuka jalan bagi realisasi efektif kerjasama Selatan-Selatan di antara negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam.

Marketing.co.id | Info & Portal Berita Marketing dan Berita Bisnis

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.