Marketing.co.id – Upaya Olympic Furniture untuk menjadi produsen furnitur yang komprehensif dan terpadu serta berkualitas terus diupayakan dengan inovasi produk, guna menyesuaikan prospek pasar dan tren permintaan. Siapa jawara furnitur knock–down di Indonesia? Bila jawabnya Olympic Furniture, mungkin kita akan setuju. Pasalnya, lebih dari separuh pasar furnitur knock-down dikuasai oleh merek tersebut. Furnitur yang diproduksi di Bogor ini memang dibuat untuk memenuhi pasar domestik dan internasional. Diekspor ke lebih dari 64 negara, seperti Jepang, India, Australia, negara-negara ASEAN, Timur Tengah, dan bahkan telah merangsek ke beberapa negara di Afrika. “Meskipun situasi pasar sangat kompetitif dengan kehadiran lebih dari 100 merek furnitur knock-down, Olympic Furniture berhasil mempertahankan pangsa pasarnya lebih dari 50%,” ungkap Eddy Gunawan, Executive Vice Chairman PT Cahayasakti Lintang. Keberhasilan Olympic memenangi persaingan bisnis lantaran peningkatan kinerja merek, sehingga berhasil dikenal luas dan tertanam di pikiran para konsumen. “Selain sebagai identitas suatu produk, merek juga berperan besar dalam keberhasilan suatu usaha. Dengan merek, calon konsumen dapat mengetahui kualitas dari suatu produk sehingga dapat mengambil keputusan untuk membeli atau tidaknya suatu produk,” jelas Eddy. Menurut Eddy, ada tiga pilar penting yang menjadikan kinerja merek Olympic meningkat. Pertama, design one step a head yang bertujuan menghasilkan desain-desain produk unggul dibandingkan kompetitor. Ini dilakukan dengan terus menggali dan mengevaluasi ide-ide baru, termasuk desain yang inovatif untuk penampilan estetika, kepraktisan, serta penggunaan aspek lain, seperti kenyamanan, selera konsumen, dan kebutuhan. Alhasil, permintaan konsumen terpenuhi oleh produk-produk inovatif dengan merek yang berbeda dan sesuai dengan prospek pasar, mulai dari office furniture, bedroom sets, kitchen sets, living room sets, children sets, dengan menggunakan merek Solid, Jaliteng, Olympia, Albatros, Princess, dan Inovative. Kedua, menghasilkan kualitas produk yang konsisten. Ini didukung oleh mesin-mesin berteknologi tinggi yang pengoperasiannya dilakukan secara otomatis. Di dalamnya juga disokong oleh tenaga-tenaga ahli yang terampil dan berpengalaman, sehingga menghasilkan produk yang presisi, rapi, dan berkualitas. Lalu, pilar ketiga, jaringan distribusi yang luas. Perseroan terus melakukan ekspansi dalam pengembangan distribusi dan pemasaran furnitur. Sejak tahun 2006 telah dilakukan pengembangan bisnis ritel furnitur, yaitu Furnimart dan Olympic Factory Outlet (OFAL). Furnimart merupakan gerai franchise, khusus menjual barang-barang produksi Olympic Group, sedangkan OFAL lebih ditujukan sebagai outlet untuk menjual barang sisa produksi dan sisa ekspor. “Pasar furnitur di Indonesia terus tumbuh seiring dengan meningkatnya pemukiman baru dan meningkatnya standar hidup,” jelas dia. Keunggulan Olympic Furniture yang menggabungkan desain dan kualitas memudahkan produk-produk yang dihasilkan dapat diterima oleh pasar. Diperkirakan lebih dari 3.000 toko furnitur di Indonesia menjual produk Olympic, termasuk hipermarket, seperti Carrefour, Makro—sekarang menjadi Lotte Mart, Hypermart, dan Giant. Eddy menambahkan, peningkatan kinerja merek perlu didukung strategi pemasaran yang jitu. Salah satu strategi yang cukup efektif dan terus dipertahankan pada tahun 2011, tetap menjadi sponsor program Bedah Rumah di RCTI—sebuah tayangan reality show tentang usaha merombak rumah seseorang menjadi lebih indah dalam waktu 12 jam saja. “Untuk memenuhi peningkatan permintaan konsumen, telah diluncurkan website penjualan online melalui www.mebelstore.com,” jelas dia.
Memperkuat Merek dengan Tiga Jurus Pamungkas
[Reading Time Estimation: 2 minutes]