Masyarakat Makin Percaya Diri Bepergian Tanpa Uang Tunai

Marketing – Masyarakat Indonesia makin terbiasa dengan pembayaran non tunai. Hal ini terlihat dari hasil studi Consumer Payment Attitudes 2018 yang dirilis Visa. Studi ini menemukan mayoritas masyarakat Indonesia terlihat semakin siap untuk menghadapi masa depan tanpa tunai, dimana 8 dari 10 (82%) responden menyatakan mereka telah mencoba bepergian tanpa tunai.

Survei Consumen Payment Attitudes 2018 dilakukan di 8 negara dengan metode wawancara  online dan wawancara tatap muka. Ada 6 negara yang disurvei secara online yakni Singapura, Malaysia,Thailand, Indonesia, Vietnam, dan Filipina. Untu survei dengan wawancara tatap muka dilakukan di Myanmar dan Kamboja. Total responden mencapai 4.000 dengan demografi pria dan wanita berusia 18-65 tahun, dan berpenghasilan Rp3 juta ke atas. Adapun responden dari Indonesia berjumlah 400 orang.

Untuk Indonesia, survei tersebut menyebutkan, 77% responden menyatakan akan semakin sering menggunakan pembayaran nontunai dalam jangka waktu 12 bulan ke depan. Selain itu, 41% responden meyakini Indonesia akan mewujudkan masyarakat tanpa tunai (less cash society) dalam kurun waktu 3 tahun. Meningkat dibandingkan hasil studi tahun lalu, dimana responden memperkirakan bahwa masyarakat tanpa tunai akan terwujud dalam kurun waktu 8 hingga 15 tahun.

Kika; Perwakilan Visa Worldwide Singapura, Shinta Dhanuwardoyo Pendiri Bubu.com dan Riko Abdurrahman, Presiden Direktur PT Visa Worldwide Indonesia berfoto bersama usai pemaparan hasil survei

“Menjalani gaya hidup nontunai menjadi lebih mudah dan menarik bagi masyarakat Indonesia karena banyak opsi cara membayar, mulai dari pembayaran menggunakan kartu, teknologi nirkontak, hingga yang berbasis kode QR. Konsumen juga menginginkan proses pembayaran yang lebih cepat, mudah, dan aman yang mendorong semakin mengurangi penggunaan uang tunai dan memulai gaya hidup nontunai,” tutur Riko Abdurrahman Presiden Direktur PT Visa Worldwide Indonesia.

Studi tersebut juga menunjukan pertumbuhan mobile commerce yang tinggi, dimana hampir semua responden (93%) semakin merasa nyaman melakukan pembayaran di ponsel mereka. Hampir semua konsumen Indonesia saat ini bertransaksi menggunakan ponsel melalui sebuah aplikasi, bukan web browser. Meski demikian keamanan tetap menjadi prioritas utama, sebab 9 dari 10 responden menyatakan keamanan informasi pribadi menjadi perhatian utama mereka saat bertransaksi dengan ponsel. “Mereka khawatir data-data pribadi akan dibajak,” tutur Riko saat pemaparan, di Jakarta, Kamis, 28 Maret 2019 lalu.

Saat ditanya mengenai masa depan pembayaran, masyarakat menunjukan minat yang tinggi untuk menggunakan perangkat pembayaran wearables (53%). Selain itu, 69% masyarakat Indonesia juga berminat menggunakan teknologi biometrik untuk otentifikasi pembayaran, dimana 60% responden menilai teknologi pemindaian jari sebagai opsi paling nyaman.

Masih terkait hasil studi, Riko mengakui tingginya transaksi non tunai tidak bisa dilepaskan gencar promo yang dilakukan oleh beberapa fintech. Promo yang jor-joran ini katanya bergantung sampai kapan pasarnya akan mature. “Keliatanya memang tidak make sense, mereka adu kuat, apakah bisa untung dengan memberi diskon 50%,” tuturnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.