Dalam artikel ini Anda akan menemukan 5 tips menyasar konsumen sandwich, segmen unik dengan daya beli nyata, dan beban ganda
Marketing.co.id – Berita UMKM | Di tengah ketidakpastian ekonomi, generasi sandwich adalah salah satu segmen konsumen yang tampil menonjol karena daya tahannya. Mereka adalah para profesional aktif, berusia 30–50 tahun, yang berada di “tengah-tengah”. Mereka menanggung kebutuhan anak-anak sekaligus merawat orang tua atau anggota keluarga lain.
Meski terbebani secara finansial, generasi ini tetap menjadi pengambil keputusan utama dalam rumah tangga dan memiliki pengaruh signifikan dalam pembelanjaan keluarga. Temuan dari YouGov Indonesia mencatat bahwa kelompok ini juga yang paling terdampak oleh inflasi dan penurunan penghasilan. Namun, mereka tetap adaptif dan rasional.
Lalu, bagaimana brand bisa masuk ke dalam kehidupan mereka secara relevan dan berkesan? Berikut lima tips menyasar konsumen sandwich yang bisa Anda diterapkan.
5 Tips Menyasar Konsumen Sandwich
Tawarkan produk dengan nilai tambah nyata
Konsumen sandwich mencari produk yang tidak hanya berkualitas, tetapi juga efisien dan tahan lama. Karena, mereka menghargai setiap rupiah yang dibelanjakan. Oleh karena itu, gunakan komunikasi yang menonjolkan value for money, bukan sekadar “diskon besar-besaran”.
Misalnya, alat masak multifungsi hemat listrik, produk kesehatan keluarga, atau makanan instan bernutrisi tinggi dalam kemasan ekonomis.
Buat narasi emosional dengan menyorot perjuangan mereka
Kampanye pemasaran yang menyentuh sisi emosional mereka sebagai anak sekaligus orang tua akan membangun koneksi personal. Jadi, gunakan storytelling yang menggambarkan keseharian mereka dengan empati.
Misalnya, iklan yang menunjukkan ayah bekerja dari rumah sambil menjaga orang tua lansia, atau ibu yang mengatur keuangan sambil menemani anak belajar.
Solusi bundling dan paket hemat keluarga
Berikan mereka solusi praktis seperti paket belanja keluarga, langganan hemat, atau bundling produk yang mempermudah kehidupan sehari-hari. Ingat, mereka ingin menyenangkan banyak pihak dengan anggarannya yang terbatas.
Misalnya, paket kuota keluarga, promo “belanja sekali untuk sebulan”, atau langganan makanan sehat siap saji.
Fasilitasi pembayaran fleksibel dan aman
Generasi sandwich sering memprioritaskan kebutuhan keluarga sebelum kebutuhan pribadi. Maka, opsi pembayaran seperti cicilan ringan, paylater tanpa bunga, atau cashback jelas akan sangat menarik jelas menarik bagi mereka.
Misalnya, cicilan pendidikan anak 0%, kartu debit dengan sistem pengingat anggaran rumah tangga, atau fitur auto-saving di aplikasi keuangan.
Jadilah brand yang peduli dengan membuat edukasi dan komunitas
Konsumen sandwich aktif mencari solusi, panduan keuangan, dan dukungan emosional. Bangun komunitas berbasis edukasi yang melibatkan mereka sebagai bagian dari solusi, bukan sekadar target pasar.
Misalnya, membuat webinar “Tips Menjaga Kesehatan Orang Tua”, artikel parenting multitasking, atau komunitas online untuk saling berbagi tips hemat.
Generasi sandwich bukan hanya kelompok yang berbelanja, tetapi kelompok yang mengurus hidup banyak orang. Mereka realistis namun penuh kasih. Di sini, brand yang mampu memahami tantangan mereka dan hadir sebagai mitra solusi akan lebih mudah mendapat kepercayaan jangka panjang.
Ingat, di balik setiap pembelian mereka, ada tanggung jawab yang besar. Oleh karena itu, hargai setiap keputusan mereka dengan komunikasi yang jujur, empatik, dan relevan.