Label Hemat Energi, Saatnya Masyarakat Lebih Tahu

[Reading Time Estimation: 3 minutes]

Marketing.co.id – Berita Event | Sebagian besar peralatan elektronik saat ini sudah menggunakan tanda label hemat energi (LHE). Paling sering tanda ini ada di pendingin udara (Air Conditioner/AC) split.

Namun saat membeli AC, tanda LHE tidak terlalu menjadi perhatian konsumen. Konsumen membeli AC karena dengan pertimbangan harga yang terjangkau, daya listrik rendah dan promosi yang gencar, bukan karena ada tanda tersebut.

Para panelis yang hadir pada Forum Discussion Group indopos.co.id dan indoposco membahas mengenai cara memperluas sosialisasi tanda label hemat energi. Acara berlangsung di Jakarta, Jumat (23/6/2023). Foto: marketing.co.id/lialily.

Gigih Udi Atmo, Direktur Konservasi Energi Ditjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi Sumber Daya Mineral menjelaskan, “Berhadapan dengan ibu-ibu adalah sebuah tantangan. Mereka cenderung hanya  melihat harga tanpa melihat LHE. Padahal saat membeli AC split label tanda hemat energi menjadi sebuah faktor penting juga.”

Lebih lanjut ia mengatakan, “Semakin tinggi alat elektronik mendapatkan bintang maka semakin hemat energi dan itu ditandai dengan label tanda hemat energi. Kami dari Kemen ESDM terus gencar melakukan sosialiasi label ini. Harapannya, dengan semakin banyaknya konsumen yang mengerti label tanda hemat energi yang disematkan oleh produsen, maka dapat membendung produk-produk buangan dari negara lain masuk ke Indonesia. Selain itu juga membantu penghematan energi dalam jumlah besar dan mengurangi emisi global. Tanda label hemat energi ini tidak bisa sembarangan didapat karena harus lolos uji terlebih dahulu berdasarkan ketentuan dari pemerintah.”

Sebagai tambahan informasi, pada Januari 2015 Kemen ESDM menetapkan peraturan untuk produsen AC, yang bertujuan agar seluruh produsen pembuat AC yang masuk ke Indonesia lebih meningkatkan efisiensi energi listrik sehingga pengguna dapat menikmati AC hemat listrik.

Hasil survei yang dilakukan ASHRAE (asosiasi global di bidang Heating, Ventilating, Air Conditioning dan Rerfrigeration) Indonesia Chapter menunjukkan dari total 5% masyarakat Indonesia pengguna AC split, hanya 6,5% yang mengetahui tanda label hemat energi.

“Ashrae ikut terpanggil untuk mengkampanyekan penggunaan LHE ini. Regulasi dibuat pemerintah sejak 2015, namun impactnya tidak ada. Semoga label hemat energi ini bisa dikenal dan dipahami seluruh masyarakat Indonesia,” ujar Herlin Herlianika, Presiden Ashrae Indonesia Chapter.

Direktur Utama PT Indonesia Digital Pos, Syarif Hidayatullah mendorong insan media untuk mendukung kampanye kesadaran isu lingkungan ini. “Butuh peningkatan kesadaran dari insan media untuk mengangkat isu ini mengingat dampak pemberitaan media massa atas isu lingkungan sangat signigikan.” ujarnya.

Tanda Label Hemat Energi yang tertera di peralatan elektronik. Dengan mengetahui label ini saat membeli alat-alat elektronik, pada prakteknya listrik akan lebih hemat sekaligus membantu mengurangi emisi karbon. Foto: marketing.co.id/lialily.

Dalam acara yang didukung pula oleh Sharp Indonesia ini, berbagai pihak harus saling mendukung untuk melakukan sosialisasi label hemat energi. Jika masyarakat teredukasi dengan baik maka akan lebih cermat dalam memilih produk.

Senada dengan panelis lain, Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Sri Wahyuni menambahkan, “Penggunaan clean energy dan green energy semakin hari semakin tak terelakkan. Butuh upaya mewujudkan green energy melalui sebuah transisii energi baru terbarukan di berbagai sektor baik di sektor migas dan atau sektor ketenagalistrikan. Konsumen menginginkan tarif yang terjangkau, pelayanan yang terjaga serta akses kebijakan dan regulasi yang ‘win win solution’.”

Marketing.co.id: portal berita marketing dan bisnis

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here