Kuartal 1 2024, Sales Value Beauty & Care Naik 42%

[Reading Time Estimation: 3 minutes]

Compas.co.id mengajak beautypreneur dan pemilik brand beauty manfaatkan momentum pertumbuhan Beauty & Care ini untuk membangun bisnis

Marketing.co.id – Berita Marketing | Industri Beauty & Care secara konsisten masih terus bertumbuh hingga tahun 2024. Menurut pemaparan Compas.co.id,  nilai penjualan (sales value) pada Kuartal I (Q1) 2024 tumbuh ke angka Rp 8,9 triliun, atau meningkat 42% dibandingkan Q1 2023 yang berada di angka Rp 6,1 triliun. Adapun angka ini didapatkan melalui riset online dengan menggunakan metode crawling di platform e-commerce Shopee, Tokopedia & Blibli.

“Kami melihat pertumbuhan di awal tahun ini sebagai momentum bagi para brand Beauty & Care untuk membuat gebrakan-gebrakan atau inovasi, dengan memanfaatkan data. Mengutip riset IDC, pada tahun 2022 pertumbuhan pengguna big data di Indonesia meningkat 12,5% dibanding periode yang sama tahun lalu. Maka dari itu, kami menyarankan kepada brand owner beauty & care (beautypreneur) untuk mulai membuat keputusan berdasarkan data dan tidak ketinggalan dengan kompetitor lokal maupun global,” terang Hanindia Narendrata, Co-founder & CEO Compas.co.id

Berdasarkan data Compas.co.id, pada Q1 terdapat beberapa sub kategori yang memiliki pertumbuhan tinggi di kategori beauty & care. Sunscreen menjadi produk yang paling pesat pertumbuhannya pada Q1 2024, hampir 2 kali lipat atau mencapai 99% ke level Rp 424 miliar, dimana pada Q1 2023 hanya mencapai 213 miliar.

Adapun sub kategori lain yang juga memiliki pertumbuhan cukup besar di antaranya paket kecantikan yang tumbuh 90% ke angka Rp 914 miliar, yang sebelumnya hanya mencapai Rp 481 miliar pada Q1 2023 dan masker wajah, meningkat 64% dari Rp 142 miliar di Q1 2023, naik ke angka Rp 233 miliar di Q1 2024.

Berdasarkan data tersebut, Compas.co.id menganalisa penyebab sub kategori sunscreen mengalami peningkatan yang cukup signifikan di Q1 2024. Menilik histori di 2023, sub kategori ini memang sempat meningkat tajam pada Oktober 2023 dikarenakan heatwave. Dimana pada bulan tersebut nilai penjualan sunscreen mampu menembus ke angka dari Rp 171 miliar dalam satu bulan, terpaut jauh jika dibandingkan pada Q1 tahun 2023 yang hanya mencapai sekitar Rp 70 miliar.

“Sedikit berbeda keadaannya pada Q1 2024, tidak ada fenomena offline yang drive pertumbuhan nilai penjualan sunscreen, namun terdapat beberapa brand yang mengalami  peningkatan penjualan sangat tajam, bahkan salah satu brand atau kita sebut brand x mengalami pertumbuhan hingga 1.860% pada Q1 2024 jika dibandingkan dengan Q1 2023 dari rata-rata nilai penjualan sekitar Rp 1 miliar, meroket hingga hampir menembus Rp 20 miliar per bulan,” ungkap Narendrata.

Lebih lanjut Narendrata menyampaikan, brand x tersebut mengalami pertumbuhan pesat karena melakukan 3 hal. Pertama start small, fokus dengan target market yang spesifik, dimana pada case sunscreen ini mereka mengembangkan produk dengan berbagai benefit yang sesuai dengan iklim tropis dan jenis kulit orang Indonesia.

Kedua, perhatikan visibility produk di marketplace seperti gambar, judul, dan deskripsi produk. Karena, memengaruhi pencarian dan produknya dapat dilihat potential buyer. Resep rahasia ketiga, karena brand x memiliki produk yang strong untuk pasar spesifik. Mereka tidak menggunakan pricing sebagai strategi, atau product range yang besar, melainkan mempersiapkan strategi bundling yang dapat memberikan benefit lebih bagi buyer. Terhitung, strategi bundling memiliki kontribusi sebesar 31,5% dari total seluruh penjualan official store brand x.

Terakhir hal yang penting bagi brand beauty & care yang berupaya meningkatkan penjualannya adalah memanfaatkan momentum campaign double dates seperti 11.11 dan 12.12, dan harus peka dengan kejadian-kejadian offline yang dapat membantu meningkatkan penjualan. “Pada studi kasus brand x, mereka melihat peluang melalui campaign charity untuk membantu Palestina yang dilakukan pada November 2023, dan dikombinasikan dengan diskon untuk pembelian produk tertentu. Hasilnya peningkatan nilai penjualan mulai terlihat sejak November 2023 dan berlanjut hingga Maret 2024,” ungkap Narendrata.

Narendrata pun menyarankan agar para beautypreneur dan pemilik brand beauty memanfaatkan momentum-momentum positif yang secara konsisten terjadi di kategori beauty & care, dengan memanfaatkan data sebagai informasi dasar pengembangan strategi penjualan. “Compas.co.id berharap semakin banyak beautypreneur yang kritis dan menggunakan data untuk melihat keadaan market berdasarkan angka. Karena dengan angka, kita dapat mengambil keputusan yang terukur, bukan hanya melalui intuisi. Kami yakin dengan perhitungan yang tepat dan matang, dapat membantu para brand untuk meningkatkan performa penjualannya,” tutup Narendrata.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here