Keunikan Produk Jadi Nilai Tambah Aksesoris BeaNaBell

Marketing.co.id – Berita UMKM | Keunikan produk dapat membantu suatu merek terlihat lebih menarik dibandingkan dengan kompetitor. Hal inilah yang menjadi fokus Stepen Lie dalam menjalankan bisnis aksesoris impor yang menyasar segmen wanita dengan merek BeaNaBell.

beannabell

“Produk-produk aksesoris tersebut didatangkan dari Tiongkok dengan kualitas menengah ke atas, dan menjualnya kembali dengan harga terjangkau untuk memenuhi kebutuhan pasar, yaitu semua kelas lapisan masyarakat,” ujar Stepen.

Menurut Stepen, sebagai laki-laki ia tak terbersit sedikit pun melirik bisnis aksesoris wanita. Namun, berkat sang istri memberikan ide untuk menerjuni bisnis pernak pernik kaum hawa itu, kini usahanya tetap eksis di masa pandemi Covid-19.

“Usaha aksesoris impor ini telah dirintis sejak tahun 2017, tapi baru mengurus aspek legalitasnya pada tahun 2019 dengan bendera PT Riang Sukses Mandiri,” ungkapnya.

Melalui gudangnya yang berlokasi di ruko di kawasan Gading Serpong, Tangerang, Banten. Stepen melayani pembelian produk secara online dalam bentuk eceran dan grosir.

Saat ini BeaNaBell memiliki varian produk lebih dari 200 SKU. Ada produk aneka jepit rambut, bando, wig (rambut palsu), sisir dengan bahan kayu, karet rambut, spon make up, rol rambut, spon mandi, hingga aksesoris seperti kalung dan anting, juga masih banyak lainnya. Harga produknya sendiri dibanderol mulai dari Rp3.000 hingga Rp80 ribu per unitnya.

“Produk favorit yang banyak dibeli konsumen adalah sisir kayu, bando dan jepit rambut. Sebab, kami menghadirkan produk-produk yang unik, contohnya aneka jepit rambut BeaNaBell dengan warna-warni dof pastel yang tidak pasaran dan tidak gampang patah, juga sisir kayu yang benar-benar terbuat dari kayu asli sehingga tidak membuat rambut kusut,” jelas Stepen.

Diakui Stepen pada awal berdiri usahanya susah sekali mendapatkan pembeli, bahkan sempat dalam sebulan hanya ada 5 transaksi. Tapi di tahun ketiga, usahanya terus berkembang dan lebih meningkat lagi saat pandemi. Sebab, saat PPKM di masa pandemi, masyarakat tidak bisa keluar rumah dan khawatir tertular Covid-19, sehingga banyak transaksi online di marketplace.

Ditambahkannya, jika dulu dilakukan secara offline, dua tahun terakhir beralih menjadi lebih fokus ke online melalui marketplace Shopee, Lazada, Tokopedia, Blibli, dan Bukalapak.

“Kami juga memberikan diskon hingga 50% pada momen-momen tertentu, misalnya HUT Kemerdekaan RI atau program masing-masing marketplace. Dan strategi ini ampuh untuk mendongkrak penjualan,” kata pengusaha yang juga karyawan di perusahaan batubara swasta itu.

Saat ini rata-rata BeaNaBell mendapatkan 200 order tiap hari dari seluruh wilayah Indonesia. Akan tetapi, mayoritas berasal dari kawasan Jabodetabek. “Namun pada event-event tertentu, bisa mencapai hingga lebih dari 500 order dalam sehari” ujarnya.

Tantangan bisnis aksesoris yang dihadapi Stepen cukup banyak. Dia menyebut di antaranya saingan produk China yang dijual dari negara asalnya (China) melalui marketplace di Indonesia. “Tapi, produk kami bisa dikirim sehari sampai. Kalau produk asli dari China kan pengirimannya lama, biasanya sekitar 14 hari. Selain itu, harga BeaNaBell juga bersaing dengan kompetitor” ujarnya tentang dinamika bisnis aksesoris.

Kedepannya, dengan komitmen memasarkan produk-produk unik dan lengkap sebagai daya saing BeaNaBell, Stepen akan bekerja sama dengan UKM-UKM lokal yang meproduksi rupa-rupa aksesoris untuk menambah varian produk.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.