Kenali Penyakit Gangguan Tidur dan Perlukah Diagnostik Sleep Test?

Marketing.co.id  –  Berita Lifestyle | Ternyata kualitas tidur setiap orang benar-benar tidak boleh diabaikan. Banyak kecelakaan kerja, kecelakaan di jalan raya, dan menurunnya produktivitas di kantor disebabkan oleh penyakit gangguan tidur atau yang lebih dikenal dengan sebutan obstructive sleep apnea.

Penyakit gangguan tidur antara lain terindikasi dengan mendengkur, terengah-engah atau tersedak, bahkan beberapa kali berhenti bernapas saat tidur. Penyakit ini bisa menjadi pemicu penyakit komorbid seperti stroke, aritmia jantung, jantung koroner, hipertensi, demensia, dan obesitas.

Kabar kurang baik lainnya, jumlah penderita penyakit gangguan cukup banyak. Sebuah penelitian menyebutkan, bahwa jumlah penderita penyakit gangguan tidur skala ringan hingga berat di seluruh dunia hampir mencapai 1 miliar orang. Meski belum ada angka pasti, persentase jumlah penderita penyakit tersebut di Indonesia diyakini tidak kecil.

Seiring dengan acara soft opening yang digelar belum lama ini, Swedish Medical Center (SMC) Jakarta, klinik berkonsep layanan umum yang kini berubah menjadi layanan pengobatan preventif (preventive medicine), meluncurkan layanan tes diagnostik penyakit gangguan tidur (sleep test).

Baca juga: Anda Mengalami Coronasomnia? Ini Dia Cara Mendapatkan Kualitas Tidur yang Baik

Mungkin Anda baru mendengar istilah medis tersebut. Menurut dr. Reza Aditya Digambiro, M.Kes., M.Ked(PA), Sp.PA, Direktur Operasional SMC Jakarta, layanan sleep test berguna untuk membantu pencegahan berkembangnya penyakit secara preventif atau pencegahan lebih dini.

“SMC Jakarta berubah konsep dari klinik umum menjadi klinik layanan pencegahan penyakit secara preventif karena memang di Indonesia belum ada. SMC bukan hanya merupakan klinik layanan preventive medicine yang pertama dan terlengkap di Jakarta, melainkan juga di Tanah Air,” katanya.

SMC Jakarta
dr. Reza Aditya Digambiro, M.Kes., M.Ked(PA), Sp.PA, Direktur Operasional SMC Jakarta (tengah) sedang berbincang dengan dr. Radite Nusasenjaya, MKK, Sp.OK (kanan) dan Achmad Chaeroni, Agency Director Prudential Indonesia, yang menjadi pasien sleep test (kiri) di sela-sela acara Soft Opening SMC Jakarta di Pondok Kemangi Pluit, Jakarta Utara, belum lama ini.

Sebagai klinik layanan pencegahan penyakit secara preventif, SMC Jakarta memiliki beberapa layanan seperti medical checkup, colon hydrotherapy, pap smear test, fertility therapy, ozone therapy, sports recovery massage, stress and anxiety consultation, dan masih banyak lagi, termasuk sleep test.

Seperti sudah sering kita dengar, bahwa biaya pencegahan lebih murah ketimbang biaya pengobatan suatu penyakit. “Penyakit gangguan tidur, misalnya, itu sebetulnya juga berbahaya. Penderitanya bahkan bisa berhenti bernapas beberapa kali dalam satu jam ketika tidur dan itu sangat berbahaya,” ungkap dr. Radite Nusasenjaya, MKK, Sp.OK, salah satu dokter SMC Jakarta.

Baca juga: Yuk Kenali 6 Jenis Alat Bantu Pernapasan!

Achmad Chaeroni, Agency Director Prudential Indonesia, yang menjadi pasien sleep test di SMC Jakarta, mengaku dirinya memang mendengkur kalau tidur. Tapi, ia baru tahu jika selama tidur sempat berhenti bernapas setelah menggunakan layanan sleep test dari SMC Jakarta. “Setelah diterapi, sekarang kualitas tidur saya menjadi lebih baik,” katanya.

Manajemen SMC Jakarta meyakini jumlah penderita penyakit gangguan tidur di Indonesia cukup banyak. Karena dampaknya amat fatal, klinik spesialis pencegahan penyakit ini mengimbau agar masyarakat bersedia melakukan sleep test lebih awal agar biaya yang dikeluarkan tidak lebih mahal.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here