Selama pandemi, media sosial telah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat global, termasuk Indonesia. Melalui media sosial inilah individu maupun komunitas dapat terus terkoneksi satu sama lain meskipun dengan keterbatasan mobilitas.
Meningkatnya pengguna media sosial yang sangat fantastis ini begitu menggoda banyak bisnis yang ramai-ramai menggunakan media sosial sebagai kanal marketing utama. Mereka tanpa tengok kanan-kiri, langsung “nyemplung’ ke dalam media sosial.
Dampak yang sering terjadi dari tindakan nekad ini adalah mereka semakin “tenggelam” ke dalam lautan media sosial tanpa memperoleh manfaat yang berarti. Lalu, apa yang harus dilakukan agar media sosial memberi dampak yang baik bagi brand?
Gali preferensi audiens dan tonjolkan daya pikat brand
Layaknya aset bisnis, saat ini akun media sosial memegang peranan penting sebagai platform penghubung antara bisnis dengan audiensnya, mulai dari konsumen, calon konsumen, hingga masyarakat secara luas. Untuk menyusun formula komunikasi yang tepat melalui konten, brand harus mengenali preferensi, kecenderungan, serta perilaku dari audiensnya.
Dandi Sepsaditri, Founder & CEO Baso Aci Akang mengatakan, kehadiran beragam platform digital, fitur, hingga tren telah membuat spektrum konten di media sosial menjadi sangat luas dan dinamis. Untuk itu, guna menyuguhkan konten yang engaging, pebisnis harus kenal betul gaya komunikasi, preferensi, serta profil audiensnya.
Selain mengenali konsumen, brand juga jangan lupa untuk bisa mengidentifikasi kelebihan serta daya pikat dari produk yang ditawarkan. “Di Baso Aci Akang, kami sangat mengandalkan aspek visual demi menonjolkan keistimewaan produk kami yang notabene adalah makanan dan minuman. Seluruh konten kami dirancang untuk bisa memperlihatkan kelezatan yang diharapkan dapat menggugah selera dan mendorong konsumen untuk membeli produk kami,” ujarnya dalam webinar ShopeePay Talk ‘Dari Konten Turun ke Hati’, Selasa (22/2).
Bukan hanya itu, Baso Aci Akang juga menggunakan influencer, kuis, giveaway dan kegiatan promosi lainnya di media sosial. Hasilnya, pengikut Baso Aci Akang di media sosial Instagram saat ini sudah mencapai 800 ribu lebih pengikut.
Memadukan pengalaman konsumen dengan integrasi media sosial
Media sosial yang senantiasa berevolusi seiring dengan dinamika perubahan tren dan perilaku konsumen menuntut brand untuk terus beradaptasi agar tetap relevan dengan situasi terkini. Salah satu cara yang dapat diterapkan adalah menciptakan pengalaman konsumen yang optimal dan terintegrasi, baik secara luring maupun daring, salah satunya adalah dengan memanfaatkan platform media sosial.
Ahmad Qois, Marketing Manager Bobobox membeberkan bagaimana Bobobox tidak hanya melayani konsumen melalui layanan penginapan, tetapi juga membangun hubungan dengan konsumen melalui media sosial.
Bobobox selalu berusaha mengoptimalkan customer journey yang hybrid, terintegrasi, dan berkelanjutan. Tidak hanya saat konsumen menggunakan produk, tetapi juga bagaimana kita bisa terus menjaga komunikasi dengan konten-konten yang relevan di media sosial sehingga konsumen tertarik melakukan pembelian kedua, ketiga, dan seterusya.
Contohnya, belakangan ini konsep staycation mulai marak dan menjadi kebutuhan hiburan masyarakat. “Situasi ini kami manfaatkan untuk mengajak audiens mengeksplorasi opsi staycation secara virtual melalui media sosial. Dengan begitu, brand bisa terus dekat dan hadir di tengah audiens,” ujarnya.
Jalin kedekatan dengan persona brand yang berkarakter
Menurut Founder & CEO Garis Temu Giorrando Grissandy, brand dapat membangun persona yang kuat, menyampaikan konten yang mengandung nilai-nilai brand, hingga menjalin komunikasi yang transparan dengan audiensnya untuk membangun kepercayaan.
Dalam bermedia sosial, lanjut Giorrando, memanusiakan brand merupakan salah satu kiat yang bisa diterapkan pada banyak aspek. Mulai dari bentuk konten yang dihasilkan, tipe informasi yang disampaikan, hingga gaya berkomunikasi yang dijalin dengan audiens.
Dengan begitu, sisi humanis di balik sebuah brand yang selama ini terkesan jauh akan terasa lebih akrab, serta kepercayaan dan kedekatan pun akan terjalin. Setelah berhasil dijalankan, brand dapat menentukan ukuran parameter keberhasilan sesuai dengan target dan kebutuhan.
“Aspek ‘sosial’ dalam media sosial merupakan komponen penting yang harus diperhatikan demi terjalinnya kedekatan antara brand dengan audiens. Untuk itu, audiens sebagai makhluk sosial harus menjadi fokus utamanya,” tutup Giorrando.