Marketing.co.id – Berita Marketing | Industri batik memiliki peran signifikan dalam perekonomian Indonesia. Menurut catatan Kementerian Perindustrian, nilai ekspor industri batik mencapai USD 17,5 juta sepanjang 2023. Ssementara pada Semester I -2024, nilai ekspor batik sudah mencapai USD 9,45 juta.
Berkembang pesatnya industri tersebut tidak terlepas dari antusiasme masyarakat yang makin mencintai batik lokal hingga kemunculan berbagai brand lokal yang menghadirkan produk-produk inovatif dan berkualitas. Salah satu merek yang kini berhasil menarik perhatian publik dan juga sudah berhasil melakukan ekspor adalah Dama Kara.
Nurdini Prihastiti, Founder & Owner Dama Kara menjelaskan, Dama Kara berdiri karena ingin mengubah persepsi bahwa pakaian batik hanya dikenakan sebagai pakaian formal di momen-momen tertentu saja. “Dari fenomena tersebut, Dama Kara menciptakan karya sandang batik dengan model yang timeless dan motif yang simpel namun sarat makna agar pakaian batik bisa digunakan di momen apapun. Setelah beberapa bulan berjalan dan tren berbelanja online semakin meningkat, Dama Kara akhirnya mulai berjualan di marketplace. Produk-produk yang dihadirkan pada saat itu adalah pakaian ready to wear seperti one-set batik, outer batik, dan lain-lain,” jelasnya.
Sesuai dengan cita-cita untuk menjadikan batik sebagai pakaian yang bisa digunakan untuk aktivitas sehari-hari, Dama Kara menghadirkan koleksi batik yang versatile alias serbaguna. Beberapa di antaranya seperti Suar Kebaya Encim Sleeveless, Suar Kebaya Encim Shorsleeve, sampai Natha Outer yang nyaman dan modis. Menariknya, mayoritas produk Dama Kara diproses dan diproduksi secara tradisional.
“Komitmen utama kami untuk mengangkat kain yang diproses secara tradisional melalui proses batik, ikat, jumput, bordir dan jahit jelujur dengan merangkul penjahit rumahan, dengan support alat, permodalan, hingga pembinaan, dan kini terus berkembang menjadi tiga sub-produksi dengan 20 penjahit. Setiap koleksi dibuat sepenuh hati dengan pemilihan kain yang nyaman untuk keseharian, model yang timeless hingga mengembangkan motif yang sarat makna,” ucap Nurdini.
Nurdini menjelaskan bahwa jumlah karyawannya saat ini mencapai sekitar 60 orang mulai dari proses produksi sampai distribusi, mayoritas karyawan pun disebutnya merupakan masyarakat lokal yang terletak di sekitar tempat produksi dan gudang Dama Kara.
Shopee menjadi mitra strategis Dama Kara untuk mengenalkan produk-produknya. Sejak bergabung pada 2020, Nurdini mengatakan pihaknya sukses meningkatkan penjualan khususnya setelah menggunakan fitur Shopee Live. Jumlah tim pun terus ditambah, dari semula dua orang kini menjadi enam orang talent live.
“Setelah melakukan live penjualan kami meningkat 85%. Transaksi tertinggi di live kita pastinya saat tanggal kembar, yang biasanya kita live 18 jam per hari, adapun khusus di tanggal kembar kita live 24 jam dan sukses meningkatkan penjualan hingga 400% dibandingkan dengan penjualan pada hari biasa,” tuturnya.
Nurdini menilai ada sejumlah penyebab fitur Shopee Live sangat membantunya meningkatkan penjualan. Pertama, Fitur interaktif tersebut dapat memberikan pengalaman belanja baru bagi konsumen. Kedua, fitur tersebut memungkinkan Dama Kara memperlihatkan produk secara langsung. Hal ini memungkinkan konsumen lebih memahami kualitas, detail produk, serta cara menggunakan hingga merawat produk-produk yang ditawarkan Dama Kara. Karena itu Menurut Nurdini, fitur ini sangat berguna untuk membantu para pengusaha industri kreatif Indonesia, khususnya pelaku usaha UMKM yang ingin naik kelas.
“Selain itu, pelaku UMKM juga perlu terus belajar, adaptif dan relevan dengan market, senantiasa mencoba berbagai hal yang bisa meningkatkan value brand. Manfaatkan berbagai fitur Shopee untuk terus relevan dengan pasar dan meningkatkan penjualan,” pungkasnya.