GoTo Impact Foundation & Kemenparekraf RI Siap Luncurkan Inovasi Kelola Sampah di Destinasi Wisata 

[Reading Time Estimation: 3 minutes]

Marketing.co.id – Berita Lifestyle | GoTo Impact Foundation (GIF) dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI (Kemenparekraf RI) siap wujudkan komitmen kerja sama lewat intervensi ekonomi sirkular. Aksi nyata ini akan membantu para changemakers terpilih untuk mengimplementasikan solusi inovatif dalam pengelolaan sampah di Bali, Labuan Bajo, dan Danau Toba melalui Catalyst Changemaker Ecosystem (CCE).

Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (KLHK RI), telah menetapkan target pengurangan sampah sebesar 30% dan pengelolaan sampah dengan baik sebesar 70% pada tahun 2025. Mengingat pantai dan lautan merupakan aset terbesar bagi pariwisata Indonesia yang dapat mendongkrak nilai devisa, maka pengelolaan sampah yang baik sangat dibutuhkan untuk dapat menjaga kelestarian dan daya tarik daerah wisata.

Monica Oudang, Chairperson GoTo Impact Foundation menyampaikan, sebagai organisasi yang didirikan oleh Grup GoTo, mengedepankan kekuatan transformatif ‘gotong royong’ dalam melahirkan inovasi. GIF membangun CCE yang merupakan prototipe dari innovation ecosystem untuk memobilisasi dan menyatukan para pembuat dampak, pendanaan, pengetahuan, dan keahlian guna mengatasi tantangan pengelolaan sampah di Indonesia.

“CCE berperan sebagai katalisator dalam mengatasi permasalahan sampah dengan lebih cepat, lebih besar, dan lebih berkelanjutan. Melalui CCE, GIF bekerja sama dengan Kemenparekraf RI dalam lingkup pertukaran data dan informasi yang dapat digunakan sebagai acuan dalam pengelolaan sampah yang menerapkan ekonomi sirkular di tiga daerah wisata. Hal ini ditujukan untuk mencapai Indonesia Bersih Sampah 2025,” papar dia.

Sandiaga Salahudin Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor ini, sejalan dengan Peraturan Presiden No. 83 tahun 2018 tentang penanganan sampah laut. Sebagai negara kepulauan, wisata bahari merupakan salah satu aset terbesar pariwisata Indonesia.

“Hal ini sejalan dengan program Kemenparekraf dalam mengakselerasi dampak yang berkelanjutan bagi penyelesaian sampah di destinasi wisata Indonesia. Maka itu, yakin bahwa partisipasi aktif semua pihak akan membantu mencapai target nasional pengurangan sampah sebesar 30 persen dan pengelolaan serta penanganan sampah sebesar 70 persen pada tahun 2025,” kata Sandiaga.

CCE berfungsi sebagai wadah kolaborasi yang melingkupi tiga kegiatan utama, yaitu Link Up, mengkolaborasikan para ahli dari berbagai sektor di sepanjang rantai nilai sampah dengan komunitas di lapangan;  Sync Up, menyelaraskan para pembuat dampak dengan data dan pengembangan kapasitas untuk berinovasi bersama menghasilkan solusi hyperlocal; dan Scale Up, mengembangkan solusi inovatif guna mencapai tujuan bersama. 

Di gelombang kedua ini, CCE telah dimulai di Maret 2023, menggandeng 50 changemakers (pembawa perubahan), yang terdiri dari lembaga-lembaga nirlaba yang dekat dengan masalah di lapangan serta startup sebagai penyedia teknologi ke dalam Catalyst Changemakers Lab (Lab).  Di dalam Lab, para changemakers berkumpul membentuk konsorsium untuk mengembangkan kapasitas dan memantik kolaborasi untuk menyusun solusi inovatif. 

Setelah melakukan evaluasi mendalam dengan mempertimbangkan aspek inovasi, skalabilitas, kelayakan, keberlanjutan, dampak, dan teori perubahan, konsorsium changemakers dipilih dan akan segera mengimplementasikan proyek percontohan di tiga daerah pariwisata.

Konsorsium pertama akan menerapkan sistem pengelolaan sampah berbasis desa wisata dengan integrasi teknologi untuk menghasilkan energi terbarukan (Refuse Derived Fuel) dan material bangunan berkelanjutan. Proyek ini dijalankan di Desa Besakih, Kabupaten Karangasem, Bali oleh Bali Waste Cycle, Rebricks, dan WasteHub. Kedua, berlokasi di Desa Golo Mori Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, akan dijalankan oleh Divers Clean Action, Karma Bumi, Kole Project, dan Sky Volunteer (Synersia) untuk membangun pengelolaan desa wisata yang berkelanjutan. Terakhir, CCE juga akan mendukung pariwisata yang berkelanjutan melalui pengelolaan dan pengurangan sampah di area Danau Toba.

“Kami berharap seluruh pembuat dampak mulai dari pelaku bisnis, organisasi non-profit, akademisi, pemerintah, dan seluruh masyarakat untuk #BergerakBerdampakBersama dalam menciptakan masa depan yang lestari melalui pengelolaan dan pengurangan sampah di Indonesia,” tutup Monica. 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here