Fund Unit Link Allianz Indonesia Tumbuh Positif

[Reading Time Estimation: 3 minutes]

Marketing.co.id Berita Financial Services | Pandemi Covid-19 menjadi sentimen utama dalam pergerakan pasar modal sepanjang tahun 2020. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat menyentuh titik terendah pada tanggal 24 Maret 2020, terkoreksi hingga minus 37,49%. Begitu juga dengan obligasi yang terkoreksi dalam di -3.65% karena adanya arus modal keluar (capital outflows) yang cukup deras, baik di pasar saham maupun obligasi.

Di tengah pandemi, tahun 2020 juga merupakan tahun politik bagi Amerika Serikat (AS). Periode masa pemilihan menambah volatilitas dan koreksi pada pasar global. Dengan adanya koreksi tersebut, peluang investasi menjadi lebih baik karena investor mulai mengalihkan fokus ke emerging market, terutama Asia. Terpilihnya Joe Biden menjadi angin segar untuk pasar karena dianggap akan lebih memberikan kepastian melalui janji-janji politiknya untuk perbaikan ekonomi AS, serta diharapkan hubungan dagang Amerika dan Tiongkok akan lebih kondusif.

Di Indonesia, beberapa langkah pun dilakukan oleh pemerintah untuk membantu pemulihan ekonomi dengan menggelontorkan stimulus fiskal dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), serta melakukan skema pembagian beban atau burden sharing dengan menjaga stabilitas nilai tukar, suku bunga, dan inflasi agar tetap terkendali serta memperhatikan kredibilitas dan integritas pengelolaan ekonomi, fiskal, dan moneter. Omnibuslaw atau RUU Cipta Kerja pun telah berhasil disahkan dan diharapkan dapat  menarik investor asing dan membantu Foreign Direct Investment (FDI) Indonesia.

Baca juga: Kapan Saatnya Diversifikasi Investasi ke Reksa Dana Saham?

Selama 2020, Portfolio Manager Allianz Indonesia aktif mengikuti kondisi pasar dan menyesuaikan strategi investasi dengan kondisi pasar yang fluktuatif.  Strategi yang tepat mampu memaksimalkan kinerja fund dan memberikan imbal hasil yang baik. Selama 2020 fund – fund unit link Allianz lebih unggul dibandingkan tolok ukurnya, seperti Smartlink Rupiah Equity Fund yang mampu memberikan imbal hasil -2,51%, lebih baik dibandingkan tolok ukur IHSG yang -5,09%, Smartlink Rupiah Fixed Income Fund +12,15%, lebih baik dari tolok ukur +9,95%, begitu juga dengan Allisya Rupiah Equity Fund -3.83% lebih baik dari tolok ukur Jakarta Islamic Index di – 9,69%.

“Meskipun kondisi pasar volatil di tengah masa pandemi yang menantang, Allianz Indonesia mencatatkan perkembangan imbal balik investasi yang positif di tahun 2020 dengan total dana kelolaan (Asset Under Management/AUM) sebesar Rp 42,70 triliun atau naik sebesar 6,27% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. AUM ini termasuk juga dana kelolaan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Allianz. Dana yang dikelola terdiri dari investasi produk unit link sebesar 55%, asuransi jiwa dan kesehatan sebesar 26% dan DPLK sebesar 19%,” kata NiMade Daryanti Chief Investment Officer Allianz Life Indonesia.

Dia melanjutkan, Allianz juga secara aktif memilih instrumen investasi yang berkelanjutan baik dari sisi lingkungan, dampak sosial, dan pengelolaan yang baik (Environment, Social & Governance/ESG) sesuai dengan investment guideline yang diterapkan oleh Allianz Group.

Allianz Indonesia
Allianz Indonesia- Unit link annual report & Outlook 2021

“Tujuan kami dalam mengelola asset bukan hanya memberikan imbal hasil yang baik,tetapi juga melakukan investasi yang berkelanjutan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan faktor ESG,” tutur NiMade.

Allianz Indonesia berupaya menjaga kepercayaan nasabah untuk mengelola asset di 62 jenis fund dengan strategi yang tepat sepanjang tahun 2020. Tiga fund yang paling banyak dipilih oleh nasabah sepanjang 2020, adalah SmartLink Equity Fund dengan dana kelolaan Rp 10,26 triliun, SmartLink Balanced Fund dengan dana kelolaan Rp 2,08 triliun dan SmartLink Fixed Income Fund dengan dana kelolaan sebesar Rp 1,82 triliun.

Optimisme di Tahun 2021

Di tahun ini, Allianz Indonesia telah memulai secara progresif untuk strategi investasi pada saham dalam meningkatkan eksposur non-defensif selain saham defensif, dengan melihat adanya ekspektasi pemulihan ekonomi pada tahun 2021 dan 2022.

Selain itu, ada prospek aliran dana asing terhadap proyek Baterai Kendaraan Listrik (Electric Vehicle/EV Battery), yang akan menjadikan Indonesia sebagai produsen baterai terbesar di dunia dan memiliki peran penting di rantai produksi EV. Apapun kondisinya, secara umum preferensi Allianz Indonesia tetap tidak berubah pada saham-saham yang memiliki kekuatan harga, neraca yang efisien dan tata kelola perusahaan yang baik.

“Untuk memaksimalkan tujuan finansial jangka panjang nasabah, kami senantiasa mengimbau nasabah untuk memilih jenis perlindungan asuransi yang sesuai dengan kebutuhannya, dan yang tak kalah penting juga adalah untuk memahami profil risiko masing-masing,” kata Karin Zulkarnaen Chief Marketing Officer Allianz Life Indonesia.

Baca juga: Kerja Sama Bancassurance Allianz Indonesia – Bank Hana

Karin mengatakan, selain melakukan review polis secara rutin dari segi perlindungan asuransinya, nasabah juga perlu memastikan pilihan instrument investasi yang dipilih sesuai dengan profil risiko dan melakukan review secara berkala terhadap nilai investasi yang telah terkumpul.

“Hal ini penting untuk memonitor perkembangan dari rencana keuangan yang telah dibuat. Produk unit link Allianz memiliki fitur switching atau pengalihan, sehingga nasabah dapat mengubah pilihan fund untuk polisnya, bahkan secara online melalui portal nasabah Allianz eAZyConnect. Allianz Indonesia senantiasa menjaga kepercayaan nasabah kepada kami untuk memberikan perlindungan dan pelayanan asuransi terbaik, serta mengelola asset nasabah untuk dapat mencapai tujuan finansial yang diharapkan,” jelas Karin.

Marketing.co.id: Portal Berita Marketing & Berita Bisnis

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here