Cerita Bisa Menjual

Marketing.co.id – Artikel Marketing | Mengapa dongeng dibuat? Mengapa anak-anak selalu minta orangtua membacakan mereka cerita yang sama berulang-ulang sebelum tidur, malam demi malam? Mengapa kita suka nonton film? Ketika kita masih muda, ketika sedang berkencan, dan setelah kita mempunyai keluarga baru? Mengapa penghasilan (revenue) dari film selalu lebih tinggi daripada penghasilan dokumenter? Mengapa sering ada penghargaan yang diberikan kepada aktor dan aktris terbaik?

Jawabannya adalah, “Kita semua menyukai cerita”.

Saya beserta keluarga berlibur ke Eropa mengunjungi salah satu kota yang bernama Brussels, Ibu Kota Belgia. Saya ingin mengunjungi dan berfoto-foto di Atomium yang sangat ikonik. Tetapi, sang pemandu wisata juga membawa kami mengunjungi tempat bernama The Manneken Pis. Saya akui, saya tidak pernah mendengar destinasi turis yang satu ini.

Cerita Bisa Menjual

Ternyata di sana ada patung anak laki-laki yang sedang pipis. Pemandu kami memberitahu cerita di balik dibuatnya patung tersebut. Rupanya itu adalah peringatan akan seorang anak laki-laki yang menyelamatkan seluruh desa pada saat perang. Si anak mengencingi sebuah bom sehingga bom tersebut tidak aktif lagi. Semua orang di bus sangat antusias dan ingin tahu bagaimana rupa si anak. Jadi, kita buru-buru menghampiri patung yang terkenal itu.

Baca juga: Jika Sales Masih Jauh dari Target

Ketika sampai, kami terkejut sekaligus sedikit kecewa karena ternyata kami hanya melihat sebuah patung kecil anak laki-laki yang sedang pipis. 

Itu saja, tidak ada yang istimewa. Tetapi, di saat yang bersamaan kami juga terkejut dengan begitu banyaknya turis dari berbagai negara yang mengunjungi dan mengabadikan patung anak laki-laki tersebut. Apa yang bisa kita pelajari di sini? Cerita bisa menjual!

Sama juga halnya dengan sebuah kota kecil di New Zealand yang menjadi destinasi turis terkenal secara internasional hanya dalam waktu singkat, dan mendatangkan keuntungan jutaan dolar karena lokasi tersebut dijadikan lokasi shooting film Lord of the Rings. Sekali lagi, cerita benar-benar bisa menjual!

Di Indonesia, banyak lokasi yang menjadi destinasi favorit baik secara lokal maupun internasional karena berbagai cerita dan legenda yang pernah disebarkan terkait tempat tersebut.

Oleh karena itu, tenaga penjual harus mampu menyampaikan cerita tentang produk dan layanan yang mereka jual.

Ceritakan secara menarik dan dengan cara sedemikian rupa, sehingga pelanggan menjadi tertarik dan akhirnya memutuskan untuk membeli.

Anda bisa menceritakan kisah tentang:

  • Bagaimana Anda menyeleksi bahan baku dengan teliti, lalu digunakan untuk membuat sebuah
  • Tentang riset yang dilakukan dalam mengembangkan produk.
  • Usaha yang diperlukan sehingga produk bisa mendapat lisensi atau izin.
  • Menceritakan ulang suatu cerita epic, misalnya tentang tenggelamnya kapal Titanic, lalu menghubungkan kisah tersebut dengan produk Anda.
  • Menceritakan berbagai testimoni dari para pelanggan yang sudah membeli, bagaimana produk Anda bisa membantu mereka mengatasi masalahnya.
James Gwee, Pembicara seminar dan pelatihan dari Singapura

Teman baik saya menjual perhiasan. Ia dengan sabar dan antusias menjelaskan bahwa kita tidak hanya membeli sebuah cincin berlian. Ia menjelaskan bahwa berlian yang diletakkan di cincin diambil dari tambang, dicuci, dipotong, dipoles, dinilai, dan perajin mendesain cincin supaya benar-benar sesuai dengan berliannya. Ia menceritakan juga bagaimana ide dan filosofi dari desainnya.

Baca juga: Jika Ingin Sukses Memasarkan Jasa, Lakukan Dua Hal Ini

Karenanya cincin tersebut menjadi lebih dari sekadar cincin berlian biasa. Cincin itu berasal dari keringat, keahlian, filosofi, serta passion dari orang-orang yang terlibat bersama dalam pengerjaan karya seninya. Dengan demikian, pelanggan sebagai klien yang istimewa bisa merasa bangga mengenakannya di jari mereka. Cincin tersebut telah menjadi suatu karya seni yang indah, dan tentu saja unik. Pelanggan lalu jatuh cinta dan tidak mau lagi melepasnya dari jari mereka. Cincin itu pun terjual!

Ingatlah, mulai dari anak-anak, dewasa, sampai orang tua sangat menyukai cerita. Kita semua adalah pencinta cerita.

Jadi, apa kisah Anda? Ceritakanlah dengan menarik. Menjuallah lebih banyak.

James Gwee,
Pembicara seminar dan pelatihan dari Singapura

(tulisan dimuat dalam rubrik Salesmanship majalah MARKETING edisi 03/XVIII/Maret 2018 dan 04/XVIII/April 2018)

Marketing.co.id: Portal Berita Marketing & Berita Bisnis

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.