Anak Pendek Pasti Stunting, Benarkah?

Kenali pencegahan stunting di 1000 HPK dan peran kader dalam penurunan stuntingKenali pencegahan stunting di 1000 HPK dan peran kader dalam penurunan stunting

Marketing.co.id – Berita Lifestyle | Stunting merupakan suatu indikator yang menunjukan kekurangan gizi kronis pada balita, terutama pada masa 1.000 hari kehidupannya (dihitung dari masa janin dalam kandungan hingga anak berusia dua tahun).

Persoalan stunting bukan sebatas tinggi tubuh yang kurang. Dampak buruk yang dapat juga timbul adalah terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, dan gangguan metabolisme tubuh. Sedangkan dalam jangka panjang, penderita stunting dapat mengalami penurunan kognitif dan prestasi belajar, menurunnya kekebalan tubuh serta kualitas kerja yang tidak kompetitif yang berakibat pada rendahnya produktivitas ekonomi.

Tapi, benarkah anak pendek pasti stunting?

Tentang Anak bersama Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, TP PKK Provinsi Jawa Barat, dan Yayasan Pusat Inisiatif Strategis untuk Pembangunan Indonesia mengadakan webinar dengan tema  “Anak Pendek Pasti Stunting? Kenali Pencegahan di 1000 HPK dan Peran Kader dalam Penurunan Stunting!” untuk memberikan pemaparan terkait kondisi stunting pada anak dan bagaimana upaya pencegahannya.

Founder dan CEO Tentang Anak dr. Mesty Ariotedjo mengatakan bahwa saat ini angka stunting di Indonesia masih 24% (2022). Artinya, 1 dari 4 anak tumbuh tidak mencapai potensi optimal mereka. Dalam percepatan penurunan stunting, bukan hanya kerja satu pihak saja, tetapi butuh kolaborasi dari berbagai pihak.

“Oleh karena itu, dari kolaborasi ini kami berharap dapat meningkatkan pengetahuan kader dan masyarakat seputar stunting dan berkontribusi dalam percepatan penurunan stunting di Jawa Barat,” harapnya.

Dalam upaya pencegahan dan penurunan angka stunting, Tentang Anak sadar bahwa kehadiran kader atau kepala daerah memiliki peranan penting dalam pemantauan tumbuh kembang balita di daerahnya. Oleh karena itu, pada webinar ini Tentang Anak berkolaborasi dengan CISDI memberikan edukasi kepada Kader, Tenaga Kesehatan, Sasaran Gizi (Ibu Hamil dan keluarga Balita) tentang gizi ibu dan anak sebagai upaya pencegahan sekaligus penanganan Stunting dan Anemia di Provinsi Jawa Barat.

Dalam sambutannya, Ketua TP PKK Provinsi Jawa Barat Dr. Atalia Praratya Kamil mengatakan, pendampingan untuk memantau tumbuh kembang anak yang optimal sangat penting dilakukan sejak 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) seorang anak. Maka dari itu, selain pendampingan penting juga bagi pemerintah untuk bersinergi dengan berbagai lembaga yang memiliki tujuan yang sama agar dapat memberikan bekal ilmu yang kredibel bagi para tenaga kesehatan dan kader posyandu di lapangan sehingga dapat memonitor tumbuh kembang anak secara berkala dengan baik dan akurat.

“Walaupun sudah banyak upaya yang dilakukan oleh berbagai pihak, kami merasa perjalanan untuk menuntaskan stunting di Indonesia masih Panjang. Oleh karenanya melalui webinar ini kami berharap dapat memberikan dampak yang signifikan bagi masyarakat khususnya di Provinsi Jawa Barat untuk terus memaksimalkan pola asuh, pola makan, dan sanitasi pada anak agar tercegah dari stunting,” ujarnya.

Poin penting terkait pencegahan dan penurunan angka stunting

Dalam webinar tersebut, dokter spesialis anak konsultan nutrisi dan penyakit metabolik dr. Cut Nurul Hafifah, Sp. A(K) memaparkan beberapa poin penting terkait pencegahan dan penurunan angka stunting terutama di 1.000 HPK, di antaranya:

Ketahui efek jangka pendek dan panjang dari nutrisi di awal kehidupan: 

  • Efek jangka pendek: perkembangan otak, pertumbuhan dan massa otot, komposisi tubuh, pemrograman metabolisme glukosa, lemak, protein hormon/reseptor/gen.
  • Efek jangka panjang: fungsi kognitif dan kemampuan belajar, daya tahan tubuh, kapasitas bekerja, diabetes, obesitas, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, kanker, stroke dan penuaan.

Kenaikan berat badan anak yang adekuat: 

  • Usia 1-3 bulan: 25-30 g/hari
  • Usia 4-6 bulan: 20 g/hari
  • 7-9 bulan: 15 g/hari
  • 10-12 bulan: 10g/hari
  • 1-3 tahun: 8 g/hari
  • 3-5 tahun: 6 g/hari

Pencegahan malnutrisi melalui praktik pemberian makan bayi dan balita yang benar: 

  • Inisiasi menyusu dini dalam waktu 1 jam setelah lahir
  • ASI eksklusif selama 6 bulan
  • Pemberian MPASI yang adekuat dan aman
  • Lanjutkan pemberian ASI sampai usia 2 tahun

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here