Akhirnya Rekor Harga Emas Terpecahkan, Siapa yang Borong?

Marketing.co.id – Berita Ekonomi |  Juli 2020 merupakan bulan yang bersejarah untuk pergerakan harga emas. Rekor harga emas dunia akhirnya terpecahkan. Pada saat artikel ini ditulis, harga emas dunia tercatat di harga $ 1976 / oz yang merupakan all time high sepanjang sejarah manusia. Sebelumnya di bulan April 2020, emas sudah pernah mencoba untuk memecahkan rekor harga namun gagal.

Dikatakan Denny, CEO Sehatigold.com, “Harga emas dunia sudah berusaha beberapa kali untuk memecahkan rekor harga dan baru terjadi di bulan Juli 2020 ini. Untuk harga emas dalam rupiah sendiri, harga emas sudah terus menerus memecahkan rekor harga karena nilai tukar Rupiah yang cenderung lebih lemah terhadap Dollar Amerika.”

Sebagai catatan, sebelumnya, rekor titik tertinggi harga emas terjadi di Agustus 2011.

“Meskipun sudah menembus rekor all time high, kami masih bullish terhadap emas,” jelas Denny. “Sejak awal tahun 2020, kami sudah percaya bahwa rekor harga emas tahun 2011 pasti akan terlewati di tahun ini. Ke depannya kami melihat harga emas masih memiliki momentum untuk tetap meroket hingga titik harga $ 2100 / oz,” lanjut Denny.

Perhatikan Permintaan dan Penawaran Global

Denny menjelaskan bahwa dalam memprediksi harga, ada baiknya kita memperhatikan tentang pihak-pihak yang melakukan pembelian dalam jumlah besar. Dia menjelaskan lebih lanjut bahwa ada perubahan drastic tentang profil permintaan emas di tahun 2020 ini.

Baca juga: Berinvetasi Emas dan Forex Saat Work From Home

“Permintaan emas global dapat dikategorikan menjadi 3 kelompok besar. Yang pertama permintaan untuk kebutuhan konsumsi. Kelompok ini merujuk kepada permintaan emas untuk kebutuhan konsumsi masyarakat seperti perhiasan dan elektronik. Yang kedua permintaan dari bank sentral untuk simpanan negara. Yang terakhir adalah permintaan spekulatif yang berasal dari manajer investasi global,” jelas Denny.

Sampai dengan akhir 2019, tercatat bahwa permintaan konsumsi emas cenderung stabil. Permintaan konsumsi ini sendiri datang dari permintaan untuk memenuhi kebutuhan produksi perhiasan emas. Dimulai tahun 2020, permintaan konsumsi ini menurun drastis hingga 50%.

Permintaan dari sektor bank sentral dunia dari berbagai negara pun tidak mengalami perubahan drastis.

“Sampai di sini, kita harus pahami bahwa permintaan konsumsi dan bank sentral di tahun 2020 justru menurun. Jika tidak ada faktor lain, harusnya harga emas tidak meroket seperti ini.”

“Yang menarik adalah permintaan dari sektor investasi. Permintaan emas oleh investor global melonjak 2 kali lipat dimulai dari awal tahun 2020. Jumlah penambahan emas yang tercatatkan oleh manager investasi melonjak hingga 700  ton lebih.”

“Perbedaan terbesar dari pihak pembeli ini dapat menceritakan sesuatu. Pabrik perhiasan memborong emas untuk kebutuhan produksi tetapi manager investasi memborong emas dengan pandangan dan harapan bahwa harga emas akan naik. Masuknya mereka (para investor) ke dalam emas tahun 2020 ini menunjukkan bahwa harga emas akan tetap bullish hingga paling sedikit 1 tahun mendatang,” jelas Denny.

Di  Tengah Resesi Dunia

Yang ditakutkan para ekonom pun terjadi. Suka atau tidak, kita sudah berada di tengah resesi global. IMF menyebutkan bahwa di tahun 2020, ekonomi dunia akan menurun sebesar -4,9 %. Penurunan ekonomi ini akan sangat dirasakan di negara maju dengan perkiraan kontraksi sebesar -8% di tahun 2020 ini. Ekonomi negara berkembang diprediksi akan berkontraksi sebesar -3%.

Baca juga: Beli Emas Seharga Gorengan

Untuk negara Indonesia, IMF memprediksi bahwa ekonomi akan berkontraksi sebesar -0,3%. Sebagai perbandingan, di tahun 2019, ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5%. Di kuartal dua sendiri, Sri Mulyani sebelumnya memprediksi bahwa ekonomi Indonesia turun cukup dalam antara -5,08% hingga -3,54%. Indonesia perlu mengejar penurunan yang dalam ini di kuartal tiga dan empat untuk setidaknya mencapai prediksi IMF di kisaran -0,3% tersebut. Kondisi ini diprediksi akan membaik di tahun 2021.

“Resesi pasti akan memberikan tekanan yang besar pada pasar modal. Aktivitas ekonomi menurun dan juga omset perusahaan. Semuanya memberikan efek domino yang sangat besar. Para investor akan mencari safe haven untuk melindungi nilai aset investasi mereka.”

“Di saat seperti ini pasar modal bukanlah tempat yang bijak untuk melindungi aset investasi. Banyak dari mereka akan memindahkannya ke safe haven asset seperti emas. Itulah kenapa harga emas meroket,” tutup Denny. (Artikel ini ditulis dan dikirim oleh Denny, CEO Sehatigold.com).

Marketing.co.id | Portal Berita Marketing dan Berita Bisnis

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.