Agar Tenang Sambut Ramadan, Sequis Bagi Kiat Benahi Perencanaan Keuangan

[Reading Time Estimation: 2 minutes]

Marketing.co.id – Berita Financial Services | Ramadan, bulan yang penuh berkah bagi umat Muslim, menjadi momen yang dinantikan untuk mendekatkan diri kepada Allah melalui puasa, ibadah, dan kegiatan agama lainnya. Namun, seringkali urusan finansial menjadi beban tersendiri, mengingat pengeluaran yang cenderung meningkat selama bulan suci ini. Untuk itu, Fandi Murdani, Faculty Head Sequis Quality Builder Sequis Training Academy of Excellence, memberikan saran agar masyarakat dapat menyambut Ramadan dengan tenang melalui perencanaan keuangan yang baik.

SEQUIS 2024
Faculty Head Sequis Quality Builder Sequis Training Academy of Excellence, Fandi Murdani.

Saran pertama dari Fandi adalah membuat daftar kebutuhan dan pengeluaran secara detail. Tidak hanya kebutuhan pokok, tetapi juga perlu memperhitungkan kebutuhan khusus saat Ramadan, seperti sahur, buka puasa, ngabuburit, pengajian, sedekah, hingga persiapan lebaran. “Membuat daftar kebutuhan dan perkiraan pengeluaran akan membantu kita lebih mudah mengelola keuangan,” ujar Fandi.

Penting untuk merencanakan menu sahur dan berbuka secara bijak untuk menghindari pengeluaran yang berlebihan. Meskipun bulan Ramadan seringkali dihiasi dengan promo dan diskon, Fandi memberikan peringatan agar berbelanja sesuai daftar kebutuhan, mencegah belanja konsumtif dan impulsif.

Zakat fitrah, sebagai bagian dari kewajiban selama Ramadan, juga perlu menjadi perhatian utama. Fandi menyarankan pembayaran zakat fitrah dengan beras, dengan bobot sebesar 2,7 kg atau 3,5 liter. Adapun, dana yang dialokasikan perlu disiapkan dengan mempertimbangkan fluktuasi harga beras setiap tahunnya.

Selain fokus pada Ramadan, Fandi juga mengingatkan pentingnya membuat perencanaan anggaran untuk menyambut Hari Raya. Biaya mudik, kue lebaran, busana, uang lebaran, hingga dana THR bagi asisten rumah tangga perlu dipertimbangkan dengan matang.

Setelah membuat daftar kebutuhan, langkah selanjutnya adalah menyusun anggaran keuangan yang mencakup pendapatan, kebutuhan sehari-hari, dana darurat, hingga rencana masa depan seperti tabungan, asuransi, dan investasi. Besaran nominal yang disisihkan untuk darurat dan rencana masa depan dapat bervariasi, namun Fandi menyarankan sekitar 10-20% dari pendapatan.

“Dengan membuat perencanaan keuangan dan menjalankannya dengan disiplin, keluarga Indonesia dapat membantu berhemat, meminimalkan risiko utang, dan mencapai tujuan keuangan jangka panjang,” ujar Fandi. Ia juga menekankan pentingnya memiliki asuransi kesehatan dan jiwa sebagai langkah preventif untuk menjaga finansial keluarga.

Fandi menutup saran-sarannya dengan mengingatkan untuk secara berkala mengevaluasi setiap pos keuangan, mengingat adanya perubahan pendapatan, inflasi, atau kebutuhan keluarga yang berubah. Dengan melakukan evaluasi keuangan, keluarga dapat membuat keputusan finansial dengan bijak, memastikan kesejahteraan finansial dalam jangka panjang.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here