GP Jamu Dorong Kemandirian Bahan Baku Jamu

0
Jejamu by Mustika Ratu dan DANA
[Reading Time Estimation: 2 minutes]

Marketing.co.id – Berita Consumer Goods | Pandemi Covid-19 tidak selamanya berdampak buruk pada kehidupan masyarakat. Salah satu dampak positif dari pandemi masyarakat jadi lebih peduli terhadap kesehatan. Hal ini berdampak pada meningkatnya permintaan akan  produk – produk berbasis alam seperti jamu.

Hal tersebut menjadi momentun untuk lebih meningkatkan produksi jamu. Edward Basillianus mewakili GP Jamu Indonesia mengatakan, saat ini produk jamu di Indonesia meningkat sangat tajam dengan penggunaan bahan baku alam oleh industri setiap tahun mengalami fluktuasi. Berdasarkan hasil survei GP Jamu, pembelian bahan baku bergantung pada tren permintaan jamu, harga dipasaran, dan stok yang dimiliki.

Edward yang berbicara pada Pameran Internasional Produk dan Perlengkapan Kosmetik, Kecantikan, Kesehatan, Herbal dan Jamu Modern serta Teknologi juga menyinggung peran strategis jamu, diantaranya meningkatkan taraf kesehatan masyarakat, jamu mudah diperoleh dan minim efek samping. serta jamu sebagai kearifan lokal warisan budaya bangsa Indonesia.

GP Jamu
Edward Basilianus, Perwakilan dari GP Jamu dan CEO PT Natura Nuswantara Nirmala

 

“Oleh karena itu, perlu adanya upaya pengelolaan yang baik dalam penyediaan bahan baku jamu di Indonesia. Sebagai contoh, di USA penjualan no 1 sangat tajam terbesar di dunia yaitu bahan baku dari daun kelor. Di Indonesia belum dimanfaatkan maksimal oleh industri jamu rumah tangga,” tutur pria yang juga CEO PT Natura Nuswantara Nirmala (Nucleus Farma).

Baca juga: Tiga Ekstrak ini Berkhasiat untuk Mengatasi Gastrointestinal dan Hipoalbuminemia

Untuk lebih meningkatkan peran industri jamu di Indonesia, Edward menyarankan kemandirian bahan baku jamu, kerjasama antara akademisi, pemerintah, dan bisnis untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi riset yang unggul, serta kemampuan dan kapasitas produksi yang memadai.

“GP Jamu Indonesia sangat mendukung peran pengusaha jamu dan obat tradisional di Indonesia, serta sangat terbuka menjalin kerjasama dengan pihak terkait dalam mengembangkan produk jamu modern,” kata Edward.

Pameran Internasional Produk dan Perlengkapan Kosmetik, Kecantikan, Kesehatan, Herbal dan Jamu Modern serta Teknologi berlangsung pada 24-26 November 2021, di JIExpo Kemayoran Indonesia. Pada kesempatan ini  GP Jamu Indonesia diundang untuk menyampaikan paparannya terkait perkembangan obat tradisional.

Baca juga: Minyak Sapu Jagat Tidak Mau Dicap Obat

GP Jamu merupakan Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional Indonesia. Pembentukan GP Jamu didasari oleh fakta bahwa Indonesia merupakan negara dengan kekayaan hayati yang melimpah, khususnya tumbuhan berkhasiat obat atau yang lebih dikenal dengan Jamu.

Menurut Kementerian Koordinator Bidang Perekonomia RI pada tahun 2020, di Jawa Tengah rata-rata penjualan UMKM jamu meningkat sebesar 300-400% per hari dengan variasi jenis jamu yang lebih banyak.

Industri obat tradisional di Indonesia bersifat padat karya dan didominasi oleh pelaku UMKM (87,2%). Industri ini juga dianggap memiliki backward linkage (keterkaitan ke belakang) yang kuat dengan sektor pertanian.

Marketing.co.id: Portal Berita Marketing & Bisnis