Strategi Lintas Platform, Kunci Relevansi Brand di Era Konvergensi Media

0
[Reading Time Estimation: 3 minutes]

Strategi Lintas Platform, Kunci Relevansi Brand di Era Konvergensi Media

Marketing.co.id – Berita Marketing | Di tengah derasnya arus digitalisasi dan tetap eksisnya siaran televisi tradisional, para pemasar dihadapkan pada tantangan baru yaitu bagaimana menjaga relevansi brand dalam lanskap media yang semakin terfragmentasi. Jawabannya bukan pada memilih salah satu kanal, melainkan membangun strategi lintas platform yang adaptif, terukur, dan sensitif terhadap karakteristik audiens lokal maupun global.

TV Belum Tergantikan, Digital Semakin Mengakar

Perkembangan platform digital seperti YouTube, TikTok, dan Netflix telah mendisrupsi cara konsumen menikmati konten. Namun, ini bukan berarti televisi tradisional kehilangan pengaruh sepenuhnya. Di banyak wilayah, TV masih menjadi sumber informasi dan hiburan utama, khususnya untuk konten seperti siaran langsung, berita lokal, dan serial populer.

Data menunjukkan adanya perbedaan signifikan antarwilayah. Di Polandia misalnya, TV kabel masih mendominasi dengan 33,2% pangsa waktu menonton, sedangkan streaming hanya 8,2%. Sebaliknya, di Amerika Serikat, streaming telah menguasai pangsa 38,3%, mengalahkan TV kabel yang hanya 28,1%.

Perbedaan ini menjadi sinyal penting bagi brand bahwa strategi pemasaran global harus dikembangkan dengan nuansa lokal. Menyamakan pendekatan antara New York dan Jakarta, atau Seoul dan Surabaya, berisiko membuat pesan kampanye tidak relevan dan anggaran menjadi sia-sia.

Asia Hidup di Dua Dunia

Asia menunjukkan dinamika yang unik. Meskipun adopsi internet sangat tinggi, mencapai 98% di Korea Selatan dan Taiwan, televisi tetap kuat. Di Korea Selatan, 94% masyarakat masih menonton TV. Di Filipina angkanya 72%, dan di Singapura 67%.

Ini menandakan bahwa konsumen Asia menjalani gaya hidup hybrid atau digital dan tradisional berjalan berdampingan. Bagi brand, strategi omni-channel bukan sekadar kehadiran di berbagai platform, tetapi juga menjaga keselarasan pesan dan pengalaman di seluruh titik kontak konsumen.

Tak hanya lokasi geografis, faktor demografis juga memengaruhi perilaku konsumsi media. Di Thailand misalnya, kelompok usia di atas 40 tahun memiliki jangkauan hingga 61% di TV, sementara Gen Z dan Milenial hanya 39%. Di Jerman, preferensi berdasarkan gender juga terlihat bahwa pria lebih aktif menggunakan platform seperti Amazon Prime Video dan YouTube Premium.

Pendekatan pemasaran yang mengandalkan demografi menjadi semakin penting. Brand perlu memanfaatkan data audiens untuk menciptakan pesan yang sesuai karakter dan preferensi setiap segmen. Bukan hanya menyasar audiens yang tepat, tetapi juga menyampaikan cerita yang tepat.

TV dan digital saat ini bukan lagi dua entitas yang bersaing, melainkan dua kekuatan yang saling melengkapi. TV memberikan jangkauan dan kredibilitas, sementara digital menawarkan presisi dan interaktivitas. Strategi kampanye terintegrasi menjadi penentu efektivitas.

Contoh konkret adalah peluncuran produk yang dimulai melalui TV spot di prime time, lalu dilanjutkan dengan konten eksklusif di TikTok dan Instagram, serta diperkuat dengan iklan digital yang ditargetkan secara personal di YouTube. Pendekatan seperti ini menciptakan pengalaman yang utuh dan konsisten yang memperkuat persepsi dan keterlibatan konsumen terhadap brand.

Rekomendasi untuk Pemasar 2025

Agar tetap relevan di tengah lanskap media yang terus berubah, berikut poin-poin penting yang perlu diperhatikan pemasar:

  • Pahami Konteks Lokal – Setiap pasar memiliki dinamika konsumsi konten yang unik. Jangan terjebak dalam pendekatan seragam secara global.
  • Bangun Strategi Multi-Platform – Kombinasi TV dan digital mampu memperluas jangkauan sekaligus meningkatkan keterlibatan jika disinergikan dengan baik.
  • Manfaatkan Data Demografis Secara Strategis – Segmentasi usia, gender, dan perilaku penting untuk menciptakan komunikasi yang lebih personal dan efektif.
  • Integrasi adalah Keharusan – Kampanye lintas platform yang terintegrasi bukan lagi keunggulan, tapi standar baru dalam pemasaran modern.

Era media saat ini tidak lagi mengenal batas layar besar dan kecil. Konsumen kini berpindah-pindah antara TV dan digital dengan mudah, dan brand harus mampu mengikuti mereka dengan lincah. Brand yang mampu menyusun narasi secara konsisten di seluruh kanal, sambil memahami dinamika lokal dan demografis akan menjadi yang paling relevan dan diingat.